32. come and go

1.1K 132 5
                                    

Jola mengaduk kopi didepannya, tanpa berminat untuk meminumnya. Sudah dua puluh menit sejak mereka berada di kafe, kopi tersebut belum tersentuh sedikitpun.

"Gue heran deh Gem" katanya membuka pembicaraan.

Sejak tadi keadaan memang hening. Yang laki laki hanya diam karena takut salah bertanya, tidak ingin memperburuk keadaan. Yang perempuan sibuk dengan pemikirannya.

"Heran kenapa?" kata Gema mengangkat kepalanya.

Sama dengan Jola, cake didepannya juga belum tersentuh sama sekali.

mereka di kafe emang cuma numpang merenung doang.

gatau deh kapan balik, mungkin nanti kalau udah diusir satpam.

"Lo sadar gak sih?" Katanya. Kali ini dia menyeruput kopinya sedikit.

Gema meliriknya, "apaan?"

"Kenapa ya setiap gue butuh Samuel dia gak pernah ada disamping gue?" Katanya menerawang kedepan pintu kafe mengamati banyak orang yang berlalu lalang disana.

"ah masa sih, perasaan lo doang kali"

"enggak, serius deh. Selama ini gue sering mengalami banyak masalah. Tapi dia gak pernah sekalipun ada buat nolong gue"

Gema hanya diam, mendengarkan.

Ini yang Jola suka dari Gema. Pemuda itu selalu mendengarkan ceritanya dengan baik, tanpa pernah menghakimi dari satu sisi.

"gue juga ngerasa banyak yang berubah"

Gema mengernyit, "berubah gimana?"

"hidup gue banyak banget berubah setelah gue kenal dia"

"Ya bagus dong, kalau berubah ke hal yang lebih baik" tukasnya.

"dih iye kalau lebih baik mah gue juga bersyukur" cibirnya, "lah ini mah ke hal yang lebih buruk"

"Buruk?" balasnya, "dia bawa pengaruh buruk gitu?"

"ya kurang lebih, setelah kenal dia hidup gue yang semula tentram damai hilang, gue pasti punya masalah sama kakak kelas"

"Karin?" Katanya memotong. "La, dengerin gue sebentar. Sorry kalau menurut lo omongan gue bakal gaenak. Ini gue mau real talk aja ya. Gak semua masalah sama lo itu berkaitan dengan Samuel, kalau kita mau ngomongin Karin ya? gini deh, bisa aja ya Karin itu gak suka sama Samuel. Dan hubungan lo sama Samuel baik-baik aja mulus lah kayak jalan tol, sampai kalian pacaran"

Gema menarik nafas, meminum kopi milik Jola tanpa idzin pada gadis itu. Sebelum melanjutkan ucapannya.

"Terus lo yakin kalau udah pacaran bisa bahagia selamanya? hubungan kalian bakal tetep mulus, tanpa ada hambatan?"

Jola menghembuskan nafasnya gusar, gadis itu menopang dagunya dengan tangan kiri. "kenapa gue harus gak yakin?"

"Astaga Jola!" Gema menepuk keningnya, "yang namanya hubungan kalau belum berantem belum teruji kesetiaannya, ya istilahnya mah belum ribut belum asik lah"

"ngapain sih ribut-ribut segala, kalau bisa diselesain baik-baik?"

"Coba lo tanya sama diri lo sendiri, ngapain lo ribut sama Samuel, kalau lo bisa bicara baik-baik sama dia?"

Gantian, Jola yang diam.

"La, harusnya lo itu berterima kasih sama Karin"

"Dih kok? Ngapain amat gue berterima kasih sama dia? Dia udah bikin hidup gue sengsara juga" katanya sewot.

"bukan gitu La" katanya menyenderkan badannya kekursi kafe. "Menurut gue, harusnya kita-kita ini eh ya yang kayak elo lah gitu. Berterima kasih sama karin, because tanpa Karin hubungan kalian gaakan teruji, lo gaakan tau tuh Samuel setia apa enggak sama lo"

Bubble Gum Where stories live. Discover now