3. bubble gum

3.9K 492 49
                                    

Jola duduk disebuah bangku panjang untuk mengumpulkan formulir paduan suara. Hanya ada satu ruangan untuk seleksi, yaitu ruang musik. Sehingga diruang musik kali ini, terlihat banyak sekali siswa atau siswi yang menunggu giliran mereka dipanggil.

Sudah dua jam berlalu, tetapi hanya dua puluh orang siswa yang sudah menjalankan seleksi. Sisanya masih menunggu diluar.
Jola menatap sebuah kertas kecil yang menggantung di dadanya. Nomor urut, 67. Sedangkan yang seleksi didalam baru nomor 21.

Tak heran mengapa eskul paduan suara begitu diminati di sekolah ini, karena tak terhitung sudah berapa banyak piala yang sudah disumbangkan para anggotanya untuk sekolah.

Selain itu, eskul paduan suara juga sering mengikuti event-event besar bahkan hingga luar kota. Pernah internasional juga, dan itu membuat nilai khusus untuk eskul paduan suara.

Jola meringis, merasakan perutnya berbunyi. Jola lapar. Karena memang sejak bel pulang sekolah tiba, gadis itu belum memakan apa-apa.

Merasa antrian masih panjang juga, Jola memilih untuk bangkit dan melangkah mencari penjual makanan diluar sekolah yang dapat dia beli. Kalau makan di mixme, atau kafetaria sekolah. Uang jajan Jola kurang.

Gadis itu melangkah riang, keluar dari gerbang sambil sesekali memandangi para pedagang yang berjualan disekolah.

Sementara ditempat lain Samuel sedang berpesta makanan bersama dengan teman-temannya di Mixme. Perayaan ini mereka lakukan, karena Raja teman Samuel berhasil mendapatkan nilai bagus dimata pelajaran matematika.

"Sering sering Ja, lo dapet nilai gede di matematika. Kan lumayan makan mixme tiap minggu'' Seru Bagus yang sedang melahap burger double cheesenya tersebut.

"Hm, enak di elu. Rugi di gue" sahut Raja menoyor kening temannya itu pelan.

"Eh itu, lihat itu" Karin yang duduk diantara mereka, menunjuk seseorang dengan dagunya. Membuat semua temannya jadi menoleh. "Itu bukannya yang kemarin ada di snapchatnya Muel?"

"Yang mana?" Tanya Anya mendekat karena penasaran.

"Itu tuh, yang di trotoar" sahut Karin tanpa melepaskan arah pandangannya. Kali ini menunjuk Jola dengan telunjuknya.

Yusuf yang duduk disamping Samuel, mencolek lengan cowok itu pelan. Membuat Samuel menoleh, mengangkat sebelah alisnya.

"Hm, apaan?"

Yusuf menggerakan dagunya, keluar pintu mixme. "Itu gebetan lo bukan sih?"

Kedua mata Samuel mengikuti arah pandang Yusuf. Senyum terulas dibibirnya, ketika melihat perempuan itu melangkah riang disepanjang trotoar.

Samuel bangkit lalu menyampirkan sebelah tali ranselnya. "Gue cabut duluan, makasih Ja"

Pemuda itu berlari, menyusul sang gadis yang masih celingak celinguk mencari penjual makanan yang seharga dengan sisa uang jajannya.




"Kamu ngapain berdiri disini?" Seru Samuel menepuk bahu Jola pelan.

Jola terlonjak mundur beberapa langkah, gadis itu terkejut dengan seorang anak cowo yang tiba-tiba berdiri didepannya ini.

"Lah kakak yang kemarin?" Tanyanya memastikan tak salah manusia.

Samuel mengangguk. "Hm, kamu ngapain disini?" Katanya mengulangi pertanyaannya.

"Gue mau makan" balas Jola. "Tapi uangnya kurang" cicit gadis itu pelan.

"Yaudah, kenapa gak pulang aja? Makan dirumah kan bisa. Gratis lagi"

"Masalahnya gue ada seleksi padus kak" gerutu Jola.

"Kamu ikutan eskul padus?" Tanya Samuel.

"Iya, kenapa?"

Bubble Gum Where stories live. Discover now