38. Jaket, pembalut dan Kiranti

956 120 13
                                    

Dewangga membuang kaleng Sodanya kedalam tong sampah diluar kelas. Pemuda dengan hoodie hijau tua itu berbalik hendak masuk kelas kembali.

Tangannya dicekal oleh seseorang, membuat dia berhenti melangkah.

Dahinya mengernyit, dengan kedua alisnya bertautan. "Apaan pegang-pegang? Mau nyulik gue ya lo?"

Samuel mendelik kesal berikutnya dia menepis tangan Dewangga. "Gausah pede lo, siapa juga yang mau culik lo"

"ya terus ngapain pegang-pegang?" kata Dewangga sewot.

"gue butuh bantuan lo"

"bantuan apa?" Dewangga makin bingung. "Kalau bantuin yang jahat-jahat gue enggak mau"

"bantuin bunuh Jola" sahut Samuel kesal pada teman Jola yang satu ini.

Samuel heran, apakah Dewangga memang selalu seperti ini?

Jika iya, kenapa Jola betah-betah saja berteman dengan orang seperti Dewangga?

"dih gila ya lo?!" katanya membentak. "enggak, gak mau gue. Jola itu patner gue, tapi tenang bukan patner hidup kok"

"ya enggaklah, siapa juga yang mau bunuh Jola. Justru gue mau nyelamatin Jola"

"nyelamatin gimana? Emang dia kenapa?"

"Nyelamatin dia dari rasa malu yang akan datang setelah dia sadar, atau ada orang yang sadar selain gue"

"kenapa emangnya?"

"ini" Samuel menyerahkan plastik hitam sedang pada Dewangga. "Kasihin sama Jola, jangan bilang dari gue tapi"

"terus gue bilang dari siapa? Ini apaan lagi"

"ya dari siapa terserah, asal jangan gua ya. Tenang, itu bukan bom" kata Samuel meyakinkan.

"Jola kenapa sih? Gue gak paham asli" katanya memang tidak mengerti.

"Astaga!" Samuel menepuk keningnya. "Jola bocor"

"Bocor? Lo kira Jola ember apa bisa bocor?" Dewangga terkekeh pelan. "Lawak lo kak"

"ih, bukan bocor itu"

"terus apa dong?"

"tembus goblok!"

"ya iyalah tembus, kalau gak tembus pandang berarti Jola setan dong"

"anjir, tau ah. Kasih Jola jangan lupa"

"kasih sendiri aja sih"

"gengsi"

"gengsi mulu, direbut orang aja nanti nyesel"

"Bacot ya lo Dewangga"

------









"Lo beneran ke sekolah sama Samuel tadi? Gak ditinggal di halte kan La?" tanya Joodie khawatir.

"Iya Joodie sayang, aku diantar kakanda dengan aman sampai tujuan"

"Alay lo, jiji gue" kata Gema yang duduk disamping Joodie.

"Gapapa, orang cantik mah bebas" jawab Jola sambil mengibas-ngibaskan rambutnya.

Joodie tertawa melihat tingkah temannya itu. "La lo cocok sumpah jadi personil Trio macan"

"kalau Jola daftar namanya bukan Trio macan lagi" kata Gema. "Tapi Trio orang-orang yang selalu diphpin"

"Berisik berisik" kata Jola tertawa. "udah ah, pusing gue kibas kibas mulu"

"Yee siapa suruh, kan lo mau sendiri" kata Joodie masih tertawa, walau sekarang sudah sedikit lebih pelan.

Dewangga menghampiri ketiga sahabatnya itu. Lalu menyerahkan plastik hitam itu pada Jola.

Jola mengernyit. "Apaan neeh? Ulang tahun gue udah kelewat, kalau mau ngado tunggu tahun depan"

"Buka aja, gue juga enggak tahu itu apa"

Jola membuka plastik tersebut. Matanya melebar melihat sebuah roti cokelat ada didalam selain itu ada pembalut, kiranti dan jaket didalam plastiknya.

"Dari siapa ini?" tanyanya bingung.

"Dari siapa ya?" katanya pada diri sendiri. "Dari utusan Allah katanya"

Jola ketawa kencang. "Serius ih, siapa?"

"Gebetan lo" jawabnya. "tapi jangan bilang gue yang bilang ya"

Jola mengeluarkan jaketnya, dia membentangkan jaket tersebut. Ada kertas jatuh dari dalam saku Jaket. Jola memungutnya.

Cepet ke kamar mandi, lo tembus. Sorry kalau salah, gua gatau pembalut lo biasanya jenis apa. Sorry kalau salah, warnanya banyak banget gue ga paham. Jangan lupa kirantinya diminum.


Jola tersenyum, gadis ini tahu betul itu tulisan Samuel. Lagi pula, sejak awal dia tahu karena dia memang melihat Samuel melewati kelasnya tadi.

Ini juga jaket kesayangan Samuel yang biasa dia pakai kalau ke Sekolah.
Jola sudah hafal betul saking seringnya dia pakai.

"Emang pembalut ada jenisnya apa?" Katanya tertawa.

"Kenapa La?" tanya Joodie.

"Di, anter gue ke toilet yu"

"Kenapa?"

"ayo"

Jola melilitkan jaketnya kepinggang. Jaket itu sangat besar, hingga membuat setengah kakinya hampir tertutupi jaket.

"Kemana lo?" tanya Gema.

"bocor apa sih La? Kata doi lo tadi lo bocor, emangnya lo ember bocor segala?!" katanya sewot.

"hus, berisik lo" kata Jola kesal.



Jola membuka ponselnya lalu mengetikan sesuatu disana.

Jola: makasih kak hehe^_^

Bubble Gum Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz