41. Tahu Diri

945 102 8
                                    

Samuel menatap Karin yang berdiri didepannya. Pemuda itu tersenyum sekilas.

"Mau ngomong apa Rin?" tanyanya.

Karin berdhem pelan, dia menelan ludah. "ada rahasia yang harus gue kasih tahu sama lo Sam"

"iya, apa?"

"tapi kita gak bisa ngomong disini, gimana kalau dikafetaria?"

Samuel setuju. Akhirnya mereka menuju kafetaria sekolah.

Sambil menunggu pesanan, Karin mulai menceritakan apa yang ingin dia ceritakan.

Butuh setengah jam untuk dia bercerita. Gadis itu tersenyum setelah menyelesaikan ceritanya.

Samuel meminum kopi kaleng miliknya, pemuda itu terkejut sekali. Tidak menyangka bahwa Karin telah membohonginya selama ini.

Karin menarik nafasnya, "maaf banget Sam, gue tau gue salah banget, tapi jangan benci gue"

Samuel berdecak kesal, "kecewa gue sama lo, gue gak nyangka lo segitunya biar dapat perhatian gue. Apakah ini juga yang buat lo labrak Jola kemarin?"

Karin mengangguk. "Gue merasa dia ancaman buat gue makanya gue sinisin dia. Tapi gue tau gue salah, dan titik puncaknya kemarin gue muak banget sama dia. Lo lebih pilih dia daripada gue"

"Padahal..." Karin menggantungkan ucapannya. "gue yang lebih lama kenal sama lo, gue yang ada saat lo rapuh tapi kenapa lo lebih pilih dia?"

"gue gak punya alasan buat tinggalin Jola. gue sayang dia tanpa karena, dan satu hal yang gue suka. Jola gak pernah dendam sama lo, padahal lo jahat banget sama dia"

"iya, tapi gue denger sekarang kalian lagi marahan ya?"

"Gue gak mau dia terus-terusan lo jahatin cuma karena dia deket sama gue, gue ngerasa dia lebih aman jauh dari gue. Dan gue pribadi gak masalah kalau harus bantuin dia secara diam-diam, gak penting dia tau, yang dia wajib tahu itu gue sayang banget sama dia" kata Samuel tanpa menatap Karin.

"harusnya lo tahu diri Rin, dari awal kita cuma teman. Jauh sebelum lo ceritain semuanya sama gue sekarang, gue udah sayang sama Jola. Dan saat lo ceritain ini sekarang, gue jadi jauh lebih sayang sama Jola" lanjut Samuel.

"gue nyesel udah jauhin dia" katanya menggigit bibirnya. "gue gak yakin dia bakal kasih gue kesempatan lagi, gue malu buat deketin dia lagi padahal gue mau banget, tapi gengsi gue masih lebih besar dari rasa sayang gue ke dia"

Karin menarik tissue dimeja lalu mengelap air matanya. "maafin gue Sam, gara-gara gue hubungan kalian hancur. tolong jangan benci gue"

Samuel mengangguk. "jangan usik Jola lagi dan gue bakal anggap semua ini gak terjadi"

Karin mengangguk tanda mengerti. "Boleh gue peluk lo buat yang terakhir kali?"

tanpa menunggu persetujuan, Karin menghambur kepelukan Samuel. Gadis itu menangis didalam pelukan Samuel, Samuel mengusap punggung gadis itu menenangkan kebetulan kafetaria sedang sepi karena ini sudah jam pulang sekolah.






 Gadis itu menangis didalam pelukan Samuel, Samuel mengusap punggung gadis itu menenangkan kebetulan kafetaria sedang sepi karena ini sudah jam pulang sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Disisi lain setelah mendapat informasi bahwa Samuel berada di kafetaria. Jola memilih untuk menyusul kesana.

Gadis itu melangkah riang menuju kafetaria, sesekali dia menyenandungkan reff lagu We Don't Talk Anymore milik Charlie puth dan Selena Gomez.

tak jarang juga dia tersenyum balas menyapa beberapa orang yang menyapanya.

"We don't talk any–"

Nyanyiannya berhenti melihat pemuda yang dia cari kini berada didepannya.

Sedang berpelukan dengan gadis itu, gadis yang selama ini selalu menyakitinya. Gadis yang selalu membencinya, padahal dia tidak punya salah apa-apa padanya.

Seakan mengalami dejavu, Jola terdiam memandangi keduanya.

tubuhnya mematung, sama sekali tidak ada niatan untuk pergi dari kafetaria.

bibirnya melengkung menarik senyum, cukup. Apakah ini waktunya untuk dia mundur?

mungkin selama ini perjuangannya tidak berarti apa-apa. Jola pikir Samuel masih menyayanginya, sepertinya semua ucapan yang pemuda itu katakan beberapa hari yang lalu memang benar adanya.

Harusnya Jola tahu diri, Samuel tidak lagi menyukainya.

Untuk apa mengejar seseorang yang sudah tidak ingin lagi diperjuangkan?

Sekeras apapun Jola berjuang rasanya percuma, jika orang yang diperjuangkan malah ingin melepaskan.

"JOLAAA"

Jola tersadar dari lamunannya.
Gadis itu menarik nafasnya, lalu berbalik berlari pergi menjauh dari mereka.


Gadis itu menarik nafasnya, lalu berbalik berlari pergi menjauh dari mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Samuel yang menyadari kepergian Jola melepas Karin, pemuda itu berdiri hendak bangkit mengejar Jola tapi dia urungkan. Dia malah duduk kembali, membuat Karin yang melihatnya jadi berdecak gemas.

"Kejar bego, lo ngapain duduk lagi?!?!!" Kata Karin kesal.

"biarin aja, dia lagi butuh waktu buat sendiri. Nanti juga biasa lagi"

"Jangan goblok deh Sam, dia pasti mikir yang enggak-enggak. Cepet kejar, jangan kebanyakan gengsi nanti dia pergi lo nyesel"

"iya-iya gue kejar" sahut Samuel pasrah lalu menyeret langkahnya pelan menyusul Jola.



"LARI BEGO BUKAN JALAN. KEBURU PULANG NANTI DIAAA" teriak Karin kesal.

Samuel menurut dia berlari menyusul Jola.

Karin menatap punggung Samuel yang menjauh.

"Semoga ini yang terakhir, setelah ini mereka bisa balikan lagi" katanya lirih.
















A/n: gais aku kira besok tanggal 20:"

besok gajadi end hehe:)

Bubble Gum Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang