Part 7 - Rapat OSIM

1.3K 106 3
                                    

'Saat hatimu merasa gelisah, coba cari tau apa penyebabnya? Bisa saja itu karena dosa yang telah kau perbuat.'

***

Di kantin sekolah.

Seketika hening. Semua sorot mata tertuju pada dua orang pria yang berdiri didekat pintu masuk. Mereka berpendapat, bahwa keributan akan segera muncul.

Farah memperhatikan ekspresi wajah kesal Bang Fathur. Pria ia mengusap noda teh di kemeja sekolahnya yang tak sengaja ditumpahkan oleh Ghali.

"Bang, maaf bang ga sengaja bener, tadi aku buru-buru makanya nabrak abang, maaf ya bang, maaf." Penuturan Ghali membuat Farah tertawa kecil.

Sungguh, ekspresi wajah Ghali sangat lucu saat ini. Dari kata-katanya dapat diartikan bahwa dia takut Bang Fathur akan marah padanya.

"Lain kali kalau jalan tuh hati-hati! Dipake matanya!" ketus pria itu.

Ghali masih terus saja meminta maaf, sampai Bang Fathur memintanya untuk pergi. Semua yang ada di kantin tak mengedipkan mata mereka, aktivitas mereka terhenti, dugaan mereka tentang amarah Bang Fathur ternyata salah.

"Sumpah! Itu Bang Fathur kesambet apaan?" Tika menatap abangan kelas yang telah berlalu dari kantin itu.

Pandangan Tika mengarah pada Farah, "Aku curiga sama kamu." Tika menyipitkan matanya.

Farah tertawa kecil, "Hei, naon? Aku mah ga ada buat apa-apa." Farah menggelengkan kepalanya kemudian berjalan keluar kantin.

"Aku yakin, pasti orang-orang di kantin tadi lagi bertanya-tanya sama sikap Bang Fathur hari ini." Tika berjalan beriringan dengan teman sebangkunya.

"Pasti."

Farah tersenyum kecil, mengingat bahwa ternyata Bang Fathur mengerti dan menuruti perkataannya kala itu. Gadis itu merasa senang, merasa berhasil telah merubah seseorang menjadi lebih baik.

"Woy, Farah!" Tika sedikit berteriak ditelinga kanan gadis itu. Membuat Farah mengucap istighfar.

"Apa?" tanya Farah. Sedikit kesal.

"Ngelamunin siapa, sih? Tuh, dipanggil Bang Fatih!"

Farah mengikuti sorot mata Tika yang terarah pada Bang Fatih didepan ruangan OSIM. Bang Fatih memberi isyarat agar mereka segera kesana.

"Bang Fatih manggil kamu atau aku?"

"Udah dua-dua aja."

"Tapi aku ga mau dijadiin yang kedua!" Tika berkata seolah dia sedang serius. Sedetik kemudian, dia tertawa.

Farah menatapnya datar. Mereka beriringan menuju ke ruang OSIM, menghampiri Bang Fatih.

"Kenapa, bang?" tanya Tika sopan.

"Masuk bentar ya, pengurus lama sama pengurus baru mau adain rapat. Bentaaarr aja. Udah abang ijin juga tadi ke guru-guru di kantor." Jelas Bang Fatih.

"Owh... Oke."

Farah memasuki ruangan itu sendiri, sedangkan Tika yang bukan anggota OSIM balik ke kelas. Didalamnya telah ramai kakak kelas dan beberapa teman seangkatannya. Termasuk Akbar dan Vira yang duduk bersebelahan.

Farah tersenyum manis pada orang-orang yang dikenalnya. Akbar yang terkesan cuek, membalas senyuman gadis itu dengan senyuman tipis diwajahnya. Vira malah tak menoleh pada Farah sama sekali.

"Maaf bang, telat." Suara itu membuat Farah menoleh kedepan.

Orang yang dia kenal berjalan kearahnya dengan senyuman aneh, Ghali duduk disebelahnya. Farah menatap Ghali datar, sedikit menggeser bangkunya menjauh dari pria itu.

Cinta di Sepertiga Malam Terakhir [END]Where stories live. Discover now