Part 12 - Penjara Suci

1K 107 1
                                    

'Mengenal, tidak sesulit melupakan:)'

***

Farah menatap punggung pria dihadapannya, senyumannya masih belum memudar. Seketika ia melupakan bebannya di pesantren.

"Ini ruangan ustadzah, kamu mau masuk atau tunggu disini aja?" Pria itu berbalik. Lagi-lagi dia menatap kearah lain setelah melihat Farah tersenyum manis kearahnya.

"Disini aja deh, aku ga berani masuk." Farah menatap sekitarnya. Banyak tatapan sinis dari beberapa perempuan seumurannya disana.

"Baik, kalau gitu aku balik ke kelas dulu ya?" Pria itu hendak berlalu.

"Terus aku ditinggalin sendirian disini, gitu?" Suara Farah menghentikan langkahnya.

Pria itu memutar bola matanya jengah, "Kamu kan udah besar, ga berani sendiri?" kata pria itu sedikit kesal.

Pasalnya, Farah sudah banyak membuang-buang waktu pria itu, pasti dia akan dihukum ustadz begitu masuk ke kelas nanti.

Farah yang mendengar nada kekesalan dari pria itu, menunduk. Sepertinya Farah sadar bahwa ia sudah banyak merepotkan pria itu dihari pertama mereka bertemu.

Pria itu sadar dengan gurat sedih dan kecewa dari raut wajah Farah, pria itu berdecak kesal. Kepekaannya dan rasa iba melihat Farah seperti itu yang membuatnya tetap disana, seolah kakinya tak ingin pergi dari sana.

"Terus aku harus gimana?" tanya pria itu.

Farah mengangkat kepalanya dengan senyuman tipis, "Gapapa kamu balik aja ke kelas, makasih banyak ya udah bantu aku. Maaf juga udah ganggu waktu kamu."

Farah berlalu dari hadapan pria itu, menjatuhkan tubuhnya di kursi kayu yang berada di koridor tepat disebelah ruangan guru. Pandangan Farah sendu, memperhatikan sekelilingnya. Beberapa detik kemudian dia sadar, bahwa ia telah memasuki wilayah santriwati, tak terlihat satupun pria disana, kecuali pria itu.

Gadis cantik itu menoleh pada seseorang yang duduk disebelahnya, cukup jauh. Farah tersenyum manis, "Aku gapapa disini sendiri, kamu balik ke kelas aja."

"Sudah diam, jangan bicara lagi," kata pria itu tanpa menoleh pada Farah, tatapannya datar menoleh kesegala arah, kecuali Farah.

Senyuman diwajah Farah masih belum menghilang, ditambah lagi raut wajah pria itu kini tampak lucu di mata gadis itu. Sesekali Farah mencuri-curi pandang pada pria disampingnya.

Beberapa santriwati yang berlalu-lalang menatap mereka sinis, tak jarang dari mereka berbisik-bisik tetangga setelah melihat Farah dan pria itu duduk disatu kursi panjang yang mereka duduki saat ini.

"Kamu anak baru, ya?" Pria itu menoleh pada Farah, sekilas.

Farah mengangguk, "Iya," jawabnya singkat.

"Nama kamu siapa?" tanya mereka bersamaan. Mereka saling menatap satu sama lain.

Kini Farah lebih dulu memalingkan wajahnya, diikuti pria itu yang memandang ke sisi lain lingkungan.

"Aku, Azhikra Faradhiba. Biasanya dipanggil Farah." Farah tersenyum menatap pria disampingnya.

"Ahlan wa Sahlan, Farah. Aku Abhi, Muhammad Al - Abiyyan Husain." Abhi balas tersenyum pada Farah.

Cinta di Sepertiga Malam Terakhir [END]Where stories live. Discover now