Part 17 - Asing

855 112 11
                                    

Budayakan VOTE atau komen dulu sebelum baca ya :')

Makasih....

***

"Kamu kenapa?" Pria itu menatap Farah yang duduk dihadapannya.

Hari ini terakhir kali Abhi mengajarinya Bahasa Arab, sesuai dengan waktu yang ditentukan. Berkat Abhi juga kini Farah sudah bisa berbahasa Arab walau masih tersendat-sendat.

Farah mendongakkan kepalanya, "Kenapa apanya?" Dia balik bertanya.

"Kamu tau apa yang buat penglihatan aku ga nyaman?"

Farah mengernyit. "Apa?"

"Liat kamu diemin aku gini," kata Abhi.

Farah tersenyum tipis kemudian menggelengkan kepalanya. Kenapa mendadak Abhi jadi bersikap seperti itu? Farah hendak tertawa sebenarnya, kalau saja ia tidak mengingat ancaman Haura pasti ia sudah melakukannya daritadi. Tapi ini bukan karena takut dengan ancaman Haura, tapi Farah tidak ingin mencari masalah dengan siapapun.

Melihat Farah yang kembali menulis dibuku catatannya membuat Abhi tampak bingung harus bagaimana. Pria itu merasa aneh jika berhadapan dengan Farah yang biasanya selalu menggodanya sekarang jadi pendiam sejak mereka bertatapan tadi.

"Aku ada salah?" tanya Abhi yang hanya mendapat gelengan kepala dari Farah. Abhi menghela nafas pelan.

"Kita ga usah adain praktek lagi ya, aku rasa udah cukup." Abhi masih menatap Farah lekat.

"Iya," jawab Farah singkat. Bahkan gadis itu tidak menatap Abhi sedikitpun.

Dari awal hingga di akhir pembelajaran, hanya itu obrolan mereka selain penjelasan materi dari Abhi. Biasanya saat Abhi menjelaskan Farah selalu bertanya dan bercanda hingga tak jarang membuat Abhi kesal. Tapi hari ini gadis itu lebih banyak diam dan memperhatikan.

"Assalamu'alaikum,"

Suara itu membuat Farah dan Abhi menoleh pada seseorang yang berjalan menghampiri mereka. Tampak Cut yang memakai hijab syar'i berwarna peach sedang berjalan sedikit cepat kearah Farah.

"Wa'alaikumussalam," jawab keduanya bersamaan.

"Afwan ganggu, tapi ada yang jenguk Farah dan mereka udah nunggu di pondok pesantren."

Perkataan Cut membuat Farah membulatkan matanya, gadis itu rasanya ingin loncat dan segera pergi menemui keluarganya itu. Tapi ia tidak bisa melakukan itu jika belum mendapat persetujuan dari Abhi, mengingat waktu belajar masih ada sekitar sepuluh menit lagi.

Abhi mengangguk dengan lukisan senyum diwajahnya. Cut segera pamit dan berlalu dari sana setelah memberitahu hal itu. Farah menatap Abhi, berharap pria itu paham dengan tatapannya.

"Boleh pergi sekarang?" tanya Farah ragu.

"Tunggu sampai jam belajar selesai," kata Abhi sambil membaca buku ditangannya kembali.

"Tapi ini kan tinggal sepuluh menit lagi, pelajarannya juga udah selesai. Kenapa aku ga boleh pergi sekarang?"

Setelah hampir satu jam bersama dengan Abhi, baru itulah kalimat panjang yang keluar dari mulut Farah. Abhi menghela nafas, menutup bukunya, kemudian menatap Farah.

"Pergilah," katanya pelan.

Senyuman diwajah Farah mengembang, daritadi kata itu yang ia tunggu dari Abhi. Farah langsung membereskan buku-bukunya, mengucap salam kemudian langsung pergi dari sana.

Cinta di Sepertiga Malam Terakhir [END]Where stories live. Discover now