Part 18 - Hari Santri

876 101 5
                                    

Pesantren Daarul Yunus
22 Oktober

"Cepet-cepet nanti telat!"

Teman-teman sekamarnya sudah sibuk sejak subuh tadi, mereka antusias menyambut hari ini. Selain hari ini libur belajar, santri disini juga akan nobar (nonton bareng), beberapa santri di sebagian ekskul pun nanti akan tampil untuk meramaikan hari ini.

Haura keluar lebih dulu, gadis itu sama sekali tak memperdulikan teman-teman sekamarnya. Cut, Ily, dan Farah sudah mulai terbiasa dengan sikap Haura yang berubah itu, padahal sebelumnya mereka selalu bersama-sama keluar kamar.

"Ayo-ayo!" Cut menunggu Ily dan Farah yang masih merapikan hijab putih mereka.

Ily menghampiri Cut diambang pintu, disusul Farah. Mereka beriringan turun dari asrama Fatimah binti Muhammad, menuju lapangan pesantren. Sebelum kegiatan menyenangkan lainnya, para santri harus upacara terlebih dahulu untuk memperingati hari santri.

"Tapi aku belum hapal lagu Mars Santri ituuu," tutur Farah sedikit cemas. Mereka mulai mempercepat langkah karena terlihat sudah ramai di lapangan.

"Udah aman, kamu ditengah-tengah kami aja nanti." Cut menatap Farah sekilas kemudian kembali menatap kedepan.

Farah hanya manggut-manggut. Memperhatikan sekelilingnya yang sudah ramai, semua santri dikumpulkan di lapangan untuk upacara bersama. Biasanya gadis itu mengikuti upacara Hari Santri Nasional sebagai siswa sekolah, sekarang ia mengikuti upacara itu sebagai seorang santri sungguhan

"Hei Farah nak kemana?" Ily sedikit berteriak memanggil Farah.

Farah menoleh kebelakang, "Mau baris," jawabnya santai.

"Sinilah baris tempat perempuan, itu barisan lelaki!" Ily menepuk dahinya.

Farah membulatkan matanya, ia langsung berlari kecil menghampiri Ily dan Cut. Pantas saja ia mendapat tatapan aneh dari beberapa laki-laki disana, kenapa ia selalu salah tempat disana sejak awal masuk, aneh.

Hampir genap satu bulan Farah berada di pesantren itu. Karakternya pun mulai berubah, dia lebih menjaga batasan dengan laki-laki sesuai peraturan yang ada disana. Meskipun mereka bisa bertemu dalam berbagai hal, tapi tetap saja ada batasan yang tidak boleh dilewati, atau mereka akan menerima sanksi dari pesantren.

Semua santri laki-laki melaksanakan upacara dengan menggunakan sarung dan berkopiah. Santri perempuan memakai baju seragam sekolah dan jilbab persegi putih yang cukup besar. Kini mereka telah mengambil posisi berbaris dengan rapih.

Upacara dimulai, semua mengikutinya dengan khidmat. Seperti upacara pada umumnya, peringatan Hari Santri Nasional juga diisi dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan Mars Hari Santri Nasional. Kedua lagu ini dinyanyikan penuh semangat oleh para peserta upacara dalam pelaksanaan Hari Santri Nasional.

Hari Santri tanggal 22 Oktober merupakan babak baru dalam sejarah umat Islam Indonesia dan merupakan bukti pengakuan negara atas jasa-jasa para ulama dan santri dalam perjuangan merebut, mengawal, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.

Hampir setengah jam mereka berdiri dibawah langit biru yang sedikit mendung, cuaca hari ini sangat mendukung untuk upacara.

Akhirnya, upacara selesai. Semua santri bubar meninggalkan lapangan. Begitupun dengan Farah, Ily, dan Cut yang beriringan menuju asrama. Mereka tidak melihat Haura selama proses upacara berlangsung, mungkin gadis itu mengambil barisan yang jauh dari mereka.

Cinta di Sepertiga Malam Terakhir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang