Part 42 - Istri Kedua?

1.3K 100 43
                                    

Terasa sesak dan pusing, itulah yang sering Farah rasakan sejak kehamilannya menginjak bulan keempat. Awalnya ia mengira itu hal yang biasa dan tidak serius, tapi sepertinya tidak. Tinggal menunggu saat yang tepat saja untuk semuanya.

Farah mengalihkan pandangannya melihat Abhi merapikan jubah abu-abu yang dia kenakan. Kemudian membenarkan letak peci dikepalanya. Ya, inilah Ustadz Muhammad Al-Abiyyan Husain, lulusan Timur Tengah dengan segala kesederhanaannya.

"Hari ini mau ngisi kajian dimana, Mas?" tanya Farah yang memperhatikannya dari tadi di sofa kamar.

Abhi berbalik, tersenyum, dan berjalan kearahnya, "Di Masjid Sheikh Zayed Abu Dhabi, Uni Emirat Arab." Dia tersenyum dan duduk disebelah Farah.

Farah menatapnya tanpa berkedip sedikitpun, "Serius? Aamiin Allahumma Aamiin. Farah ikut yaaa!" katanya kemudian diikuti suara tawa kecil dibelakangnya.

Abhi tertawa kecil, "Aamiin!" katanya.

Masjid Sheikh Zayed Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Ya, Masjid yang menjadi tujuan Farah setelah Masjid Nabawi di Madinah. Sudah sejak umur 15 tahun Farah memimpikan untuk berkunjung ke Masjid itu. Entahlah, tapi Masjid itu benar-benar telah mencuri perhatian Farah dengan keindahannya.

"Ikut Mas yuk, Sayang?"

"Ikut Mas ngisi kajian?" Farah balik bertanya.

Abhi mengangguk, "Jam 10 nanti Mas ngisi kajian di Masjid Al-Fatah. Terus ba'da Zuhur Mas diundang untuk menghadiri dan ngisi sholawatan di pernikahannya adik Pak Gubernur, ga jauh kok. Ya..ikut yaa...?" pinta Abhi.

Farah tak tau jika Abhi mendapat undangan dari Pak Gubernur. "Kok gubernurnya bisa kenal sama Mas?" Selidik Farah.

"Iyalah, doain aja supaya nanti semua orang bisa kenal sama Abhi." Lagaknya membanggakan diri.

"Ada ya Ustadz kayak gini." Farah menggelengkan kepala.

"Hehee kan sama istrinya aja gini..kalau sama orang lain Mas itu orangnya kalem." Lagi-lagi Abhi berlagak didepan istrinya.

Farah tertawa, "Siapa yang bilangin Mas kalem? Salah itu penilaiannya!"

Tapi memang benar, jika dihadapan orang lain Abhi akan bersikap ramah, murah senyum, kalem? Mungkin iya.

"Yaudah ikutlah yaa sekali-sekalinya..." Wajahnya memelas.

"Yaudah Farah ganti baju dulu ya bentar." Farah beranjak dari sofa. Abhi mengangguk dan tersenyum.

Tidak butuh waktu lama kini Farah telah siap dengan gamis hitam dengan perpaduan sedikit warna abu-abu dibagian bawah, dan mengenakan pasmina abu-abu berukuran cukup lebar hingga menutupi sebagian tubuhnya.

Ia memasukkan beberapa barang penting kedalam tas selempang berwarna abu-abu yang sengaja ia ambil dari lemari. Setelah itu langkahnya menuruni tangga dan menghampiri suaminya yang menunggu di ruang tamu.

"Yuk, Mas." Farah berjalan menghampirinya.

Sorot mata Abhi tak lepas memperhatikannya. Farah berhenti tepat dihadapan Abhi, "Ada yang salah?" tanyanya sesaat setelah melihat ekspresi wajah suaminya.

Cinta di Sepertiga Malam Terakhir [END]Where stories live. Discover now