Part 15 - Bahasa Arab

960 106 2
                                    

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (QS. Yusuf: 2)

***

"Kenapa lama? Aku udah nunggu dari tadi disini!"

Suara orang itu menghilangkan senyuman diwajah Farah, gadis itu duduk dihadapannya.

"Telat tiga menit doang," kata Farah acuh.

"Tiga menit juga berharga!" Bantah Abhi.

Farah menghela nafas, kali ini dia akan mengalah dengan pria dihadapannya. Takutnya Abhi akan marah dan tidak mau mengajarinya Bahasa Arab nanti.

Abhi mengeluarkan beberapa bukunya, hampir semua bertulisan Arab. Farah hanya memperhatikan gerak-gerik pria itu, sesekali matanya memandang ke langit-langit Masjid dan memperhatikan kemegahan masjid itu.

"Kita mulai dari awal," titah Abhi.

"Iya, Mas." Farah menggigit bibir bawahnya, gadis itu sedang menahan tawa.

Abhi mengangkat kepalanya spontan menatap Farah yang duduk dihadapannya, "Jangan becanda!" ketus Abhi.

Farah melepas tawanya melihat ekspresi wajah Abhi, sementara Abhi hanya bersikap acuh padanya.

"Catat ini dulu," perintah Abhi.

Farah mengangguk. Kali ini ia tidak akan berulah lagi, mengingat Abhi telah mau meluangkan waktunya untuk mengajari Farah, tentu kesibukannya lebih padat dari Farah sendiri.

Mereka hanya memiliki waktu satu jam, setelah itu pembelajaran akan disambung besok. Dihari pertama ini, Abhi meminta Farah untuk menghafal kosakata bahasa Arab sebanyak 100 kosakata, menghafal kosakata itu akan bertambah setiap harinya. Pria itu juga mengajari dasar-dasar Bahasa Arab agar Farah lebih mudah untuk menerapkannya.

Tak terasa satu jam telah berlalu. Waktu singkat itu mereka gunakan seefisien mungkin.

"Gila aja! Aku juga punya hafalan lain, bukan ini aja!" Komentar Farah tak terima dengan mufradat yang harus dihapalnya.

"Aku tau apa yang harus dilakukan, jadi lakukan saja perintahku!" Kata Abhi yang kini sibuk memasukkan buku-bukunya kedalam tas tenteng yang dia bawa.

"Terus gimana aku bisa hapal ini dalam semalam? Aku ga bisa," kata Farah sedikit memelas, berharap Abhi akan luluh dengannya.

Abhi menatap Farah datar. "Coba dulu, pasti bisa!" Abhi beranjak dari duduknya, mengucapkan salam kemudian berlalu dari hadapan Farah.

Farah menjawab salamnya sedikit disentak. Dia mendengus kesal. Sebenarnya tidak sulit karena Abhi sudah memberikan beberapa lembar kertas bertuliskan 100 kosakata Bahasa Arab diatasnya, Farah tinggal menghafalnya saja setelah itu mengembalikan kertas itu pada Abhi besok.

Pandangan gadis itu kini beralih pada beberapa lembar kertas ditangannya. Kedua matanya memperhatikan tulisan Arab dan artinya dengan tinta pulpen itu.

"Tidak buruk," lirihnya, diikuti dengan seulas senyum diwajahnya.

Farah keluar dari Masjid dengan mushaf Al-Qur'an dan beberapa buku ditangannya. Gadis itu berjalan hendak kembali ke asramanya.

"Farah!" Panggil seseorang dari arah belakang.

Langkah Farah terhenti, ia menoleh kebelakang. Tampak Haura menghampirinya dengan membawa mushaf Al-Qur'an ditangannya. Teman sekamar Farah itu tersenyum sembari langkahnya terus mendekat kearahnya.

"Ngafal bareng, yuk?" Haura menawarkan setelah berada dihadapan Farah.

"Dimana?"

"Masjid."

Cinta di Sepertiga Malam Terakhir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang