Part 36 - Istana Abhi

1.1K 109 18
                                    

'Sebaik apapun kehidupan seseorang dihari ini, pasti ia memiliki masa lalu yang sangat sulit baginya untuk dilupakan. Namun ingatlah, masa lalu bukan untuk dilupakan tapi dijadikan pelajaran untuk kehidupan kedepan.'

***

"Ayo sedikit lagi!" Teriak Farah bersemangat.

Abhi susah payah membuat kakinya untuk bisa berjalan. Sesekali pria itu tampak kesulitan dan raut wajahnya seperti orang yang sedang menahan sakit. Tapi pria itu tidak mau disuruh istirahat, katanya dia ingin segera bisa normal seperti dulu. Untuk itu dibutuhkan usaha yang ekstra.

Tubuhnya sudah beberapa kali terjatuh, seperti biasanya. Saat Farah membantunya untuk bangkit dan memintanya agar berhenti dulu, tapi Abhi malah menolak. Pria itu bersemangat sekali untuk bisa berjalan kembali, dan semangat itulah yang sangat dibutuhkan untuk kesembuhannya.

Pasangan pengantin baru itu sudah melakukannya sejak dua hari terakhir ini, mereka selalu menyisihkan banyak waktu untuk melatih Abhi berjalan. Hal itu dilakukan didalam kamar Farah yang cukup lebar. Abhi hanya harus melangkah dari dinding dekat kamar mandi dan berjalan menghampiri Farah yang menunggu didepan pintu kamar.

"Semangat, Sayang. Sedikit lagi!" Senyuman Farah merekah saat sedikit lagi langkah Abhi menghampirinya.

Satu... Dua... Tiga... Empat... Pria itu memeluk Farah yang sudah menunggunya. Abhi tampak bahagia dan mengucap syukur saat ia berhasil berjalan tanpa bantuan apapun. Sementara Farah, pelukan dari Abhi benar-benar diluar dugaannya, membuat gadis itu hanya mematung saat Abhi mendekap erat tubuhnya.

"Ngga, ngga, ngga." Farah melepas pelukan Abhi.

"Ngga apanya?" tanya Abhi tak mengerti.

"Ini cuma kebetulan, Mas belum bener-bener bisa jalan. Sekarang ulangi lagi. Mas jalan kesana terus balik ke sini lagi, baru Farah percaya kalau Mas bener-bener udah bisa jalan." Farah menatap Abhi.

"Loh kan udah nih, udah bisa berdiri terus udah bisa jalan lagi. Masa harus ngulang lagi, sih? Curang nih namanya!" kata Abhi tak terima.

"Ngga curang, Mas. Cuma mau mastiin aja lagi Mas bener-bener udah bisa jalan atau ngga?"

"Iyaa-iyaaa," katanya yang tampak sedikit kesal. Namun Abhi menuruti perkataan Farah tadi.

Perlahan tapi pasti, pria itu berjalan kembali ke tempatnya semula lalu berjalan kembali ke arah Farah. Semakin lama langkahnya terlihat semakin lincah. Hingga kini pria itu sudah berada dihadapan Farah kembali.

"Udah, nih. Udah bisa jalan, sekarang percaya?" tanya Abhi tepat dihadapan Farah.

Farah tampak berfikir, "Hmm, belum! Kalau udah bisa lari baru Farah percaya," katanya.

Abhi mencubit hidung mancung wanita dihadapannya, "Banyak maunya ya kamu..." katanya geram.

"Aduh sakit, Mas..." Tangan Farah berusaha melepaskan tangan Abhi dari hidungnya. Saat tangan Abhi terlepas, hidung Farah tampak memerah.

Farah mengelus-elus hidungnya, "Baru berapa hari nikah udah KDRT aja!"

Abhi tertawa mendengar penuturan Farah, ditambah lagi wajah Farah terlihat menggemaskan saat ini, "Iya, Kecintaan Dalam Rumah Tangga, iyakan?"

"Hah? Gimana-gimana?" Farah sedikit tertawa mendengar jawaban Abhi barusan.

"Gini!" Abhi mengecup singkat hidung Farah yang memerah tadi, "Benerkan, ini namanya KDRT kayak yang saya bilang tadi." Pria itu tersenyum saat melihat Farah yang seketika terdiam.

Cinta di Sepertiga Malam Terakhir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang