6. Chat Pertama

1.6K 82 37
                                    

"Apakah aku harus menunggumu lama, hingga hati ini tak kuat menyimpan rasa"

Selasa pukul 06.40 WIB.

Verdi sudah berada di sekolah. Ia memarkirkan motor ninjanya, rapi di parkiran sekolah. Berjalan menuju koridor dan dipandang oleh banyaknya kaum hawa sudah menjadi hal biasa baginya.

Taman sekolah. Tempat asri dengan pepohonan rindang yang tertata rapi. Verdi, Alex, Regal dan Otong sudah berada disini sejak lima menit yang lalu. Mereka adalah the most wanted kepunyaan SMA Padma Widjaya, terutama seorang Verdi yang terkenal akan kedinginannya tetapi berjiwa sosial yang sangat tinggi.

Wajah Verdi yang begitu kentara akan wajah Asia-nya, Alex dengan paras blasteran khas orang Eropa, Regal dengan ketenaran karena perubahan sikap dari yang semula nakal menjadi seperti sekarang.

Dan Otong, dia adalah seorang pria manis dengan gaya celetukan yang turun temurun dari keluarga Afrika-nya. Apa Otong juga blasteran? Tidak. Hanya saja wajah yang sedikit hitam manis membuat semua orang mengira hal yang sama seperti itu.

Sebenarnya di SMA Padma Widjaya ada satu cowok yang tak kalah dengan Verdi, senyumnya, tatapannya, gayanya, semuanya hampir rata-rata mirip dengan Verdi. Namun, hal yang membedakan hanyalah satu, dan kekurangan itu menjadi penentu antara mereka berdua.

Pria itu lebih brutal dari Verdi, kerap sekali keluar masuk BK dan menjadi langganan polisi sekitar karena aksi balap liar. Sehingga membuat kaum hawa banyak yang memilih Verdi daripada cowok itu.

"Pacar gue minta dibeliin tiket buat nonton BTS, tapi dia nggak mau ajak gue buat nonton." curhat Otong menekuk wajah.

"Lah kenapa?"

"Katanya dia malu kalau gue nanti teriak histeris manggilin nama personilnya yang ganteng-ganteng."

"Emang lo tau siapa aja personil BTS?" tanya Regal membuat Otong melirik ke arahnya.

"Enggak."

"Matre sih pacar lo, Tong."

Percakapan mereka berhenti saat seorang gadis mendekati gerombolan mereka.

"Hai—Kak Verdi, aku ada salad buah, Kak Verdi mau?" tanya gadis kecil yang menurut Verdi masih kelas sepuluh. Terlihat memang, dari bat kelasnya. Verdi menerimanya dengan sedikit senyum yang mengembang.

"Terima kasih, ya." balasnya mendapat anggukan.

"Sama-sama, Kak. Em sekalian minta nomor WA kakak, boleh?" ucapnya ragu-ragu akan diberi anggukan. Sayang ucapan itu hanya mendapat senyuman hambar dan mengisyarat ketidakinginan memberi nomor ponselnya.

"Ya udah kak, maaf kalau aku ganggu. Kak Alex, follback instagram aku dong." titahnya menatap Alex, setelah ucapannya tak digubris oleh Verdi.

"Siapa?"

"Hellenaidan."

Berbeda dengan Alex, ia malah mengacungkan jempol kanannya dan memberi seulas senyum yang sangat mematikan baginya, hingga membuat cewek itu bergegas lari dengan menahan senyumnya dan hati yang masih berbunga-bunga.

VerDinda [SELESAI]Where stories live. Discover now