48. Pengaduan Balik

548 35 4
                                    

Holla!
Bismillah, selamat berbuka puasa:)

Jadi aku gabut banget hati ini wei, gpp kan aku update pas ramadhan?

Gak ada yang marah, kan?

Karena aku gak tepatin ucapan dulu??

Aku pengen ini cerita buru-buru END!!
Gitu... Biar gak terbebani,

BACA!! BACA!!

**

Dinda dan beberapa pria seumurannya sudah berada di titik kumpul sejak lima belas menit yang lalu. Lebih tepatnya mereka berada di luar karena keadaan dalam cafe pagi ini sangatlah ramai dikunjungi para penikmat kopi.

Sementara mereka? Hanyalah pelanggan setia tempat di sini.

"TONG!! BALIKIN HP GUE!!"

"GAK!! LO CURANG, GAL, GUE GAK TERIMA."

"TERIMA KENYATAAN KALAU EMANG GUE YANG LEBIH JAGO, TONG!!"

"BALIKIN HP GUE!!"

"GUE GAK TERIMA!! LO HARUS TRAKTIR GUE!!"

"YANG KALAH SIAPA SIH TONG!!" teriak Regal kesal.

Lima menit Dinda berada di sini, hanya mendengarkan keributan antara Regal dan Otong—yang kalah bermain mobile legend. Mereka hanya mendesis, apalagi Alex yang terdengar kesal.

"TONG, DIEM!! BALIKIN HP REGAL!!" kesal Regal sedikit mengambil nada tinggi. Otong diam, dan berguming sendiri.

"Iya-iya!" Otong pun menyodorkan benda kecil itu ke arah Regal. Malas. Regal pun tertawa.

"Jadi kenapa lo ajak ketemu kita, Din?" ucap Rendra setelah berdehem.

Dinda menatap sekitar, celingukkan, berharap tak ada yang namanya Danis berkeliaran di dekatnya. Ia merasa sedikit takut. Setelah merasa aman ia memejamkan mata, berpikir lalu menarik nafas sedalam-dalamnya.

"Ini soal SMA PW, di sana ada yang namanya Danis, 'kan?" jawab Dinda dengan pertanyaan.

"Danis?" kata Otong santai, "Danis yang mana? Danis anaknya Pak Bejo? Danis si tukang nyontek anak IPS? Danis Bona Adrika, atau Danis Tedjowanendra? Atau... lainnya?" lanjutnya mengabsen daftar nama Danis yang ia kenal di sekolahnya.

Ya. Dengan adanya Otong lah, semuanya jadi kacau. Sesuatu yang serius akan ia anggap sebagai lelucon, atau dengan sesuatu yang kecil, bisa ia jadikan bahan besar-besaran membuat lelucon.

Ada teman kalian seperti ini?

"Danis Tedjowanendra? Emang ada?" tanya Risky yang terjebak dalam celotehan Otong.

"Enggak sih! Itu nama ejekan buat Danis anak bahasa." tawanya seketika pecah. Dinda pun hanya geleng-geleng bersama mereka.

"Boleh gue lanjut, lagi?" ijin Dinda dipersilahkan.

"Gue gak tahu, pokoknya Danis yang jadi... saingannya Verdi." terang Dinda seketika bingung mau menceritakan sosok Danis yang mana. Ia lupa tak bertanya tentang nama dan kelasnya dulu. Bodoh!

"Maksud lo?"

Dinda menggeleng bingung. "Gue gak tahu, gue belum kenal dekat sama dia."

"Tapi setahu gue dia itu putih, tinggi, tampangnya hampir mirip sama Verdi. Dan dia anak broken home yang sering keluar masuk BK, katanya." terang Dinda panjang lebar.

Hanya itu yang dapat ia deskripsikan, pasalnya memang benar. Kenyataan ia tidak tahu betul pria itu.

"Oh itu, tahu gue." jawab Otong setelah berpikir keras.

VerDinda [SELESAI]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें