PROLOG

44.4K 2.7K 94
                                    

BAGIAN PROLOG__________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAGIAN PROLOG
__________________

GADIS itu terburu-buru menaiki tangga. Di pagi seperti ini, lift begitu padat hingga ia tidak bisa menggunakan kotak dari besi canggih itu untuk menuju kelas Fakultas Sastra Jepang. Ia sesekali menghembuskan napas kasar, napasnya tersengal-sengal tidak karuan. Akibat ia bangun kesiangan ditambah jalanan yang padat oleh kendaraan, membuatnya terpaksa turun dari taksi dan berlari menuju Universitas Dharma. Tempatnya menimba ilmu dan menggantungkan harapan.

"Huh, capek banget!" ia berhenti di undakan tangga entah keberapa. Untuk menuju Fakultas Sastra Jepang, ia harus menempuh sekiranya empat belokan tangga lagi. Ia mendesis, berjanji dalam hati agar besok tidak kesiangan lagi. Jika perlu, ia harus meminta bantuan pada Bunda, untuk membangunkannya lebih keras lagi.

"Ya Allah, tumben banget aku kesiangan. Biasanya nggak kaya gini, kok." ia masih terus menggerutu, tidak perduli pada beberapa orang yang menatapnya aneh. Ia menepuk jidat, lupa jika pagi ini ada kuis. Ia kembali menaiki undakan tangga dengan kecepatan kilat, akan tetapi ia lupa menjaga keseimbangan. Akibatnya ia oleng, ia memejamkan mata, siap menahan rasa sakit di punggung akibat berciuman mesra dengan tangga.

Ayo, In. Jangan nangis kalau sakit. Ringisnya, mencoba memperkuat hati.

Ia membuka mata ketika ia merasakan tubuhnya melayang. Namun, anehnya ia tidak merasakan sakit. Justru, sebuah lengan menahannya. Ia terlonjak. Membuka mata lebar-lebar. Lalu, terperangah mendapati seorang laki-laki dengan balutan kaus putih yang dipadukan dengan kemeja kotak-kotak berwarna hitam. Bagian lengannya digulung sampai siku. Ia meneguk ludah tanpa ia sadari.

"Maaf, Kak. Maaf," ucapnya, merasa sangat ceroboh kesekian kalinya hari ini setelah bangun kesiangan tentunya. "Maaf ya, Kak. Saya yang salah karena jalan nggak hati-hati."

Laki-laki itu terdiam. Meneliti perempuan yang ditabraknya dari atas sampai bawah. Laki-laki itu berjongkok, mengambil beberapa buku yang jatuh lalu menyerahkannya pada sang pemilik buku. "Ini bukunya. Kamu anak Sastra Jepang?" tanyanya karena melihat ada kamus Bahasa Jepang yang dibawa gadis itu.

Gadis itu mengangguk. "Iya, Kak. Saya mahasiswi dari Fakultas Sastra Jepang."

Indira, perempuan itu menjawab gugup. Takut-takut jika laki-laki dihadapannya adalah senior galak yang akan membulinya seperti minggu kemarin di toilet perempuan.

"Mau ke kelas Bahasa Jepang, ya?" tebak laki-laki itu. Lalu, laki-laki itu tersenyum melihat Indira yang mengangguk. "Yaudah buruan gih, tadi gue lihat ada Sensei Milka baru aja keluar dari lift."

"Lain kali hati-hati ya kalau jalan. Meskipun lagi buru-buru, keselamatan diri sendiri itu jauh lebih penting," ujar laki-laki yang Indira tidak tahu siapa namanya itu.

"Iya, Kak." Indira menjawab saja.

"Yaudah, buruan. Jangan sampai telat terus dihukum suruh ngerangkum Bahasa Jepang. Sensei Milka nggak pernah main-main kalau ngasih hukuman. Malah, kalau mood-nya lagi jelek, Sensei Milka pernah nyuruh hafalan tugasnya selama lima menit. Kebayang nggak, kalau lo yang digituin?"

Refleks, Indira menggeleng. Hukuman Sensei Milka memang tidak main-main. "Serem banget, Kak."

Laki-laki dihadapannya terkekeh. "Makanya. Gih sana. Gue duluan ya." laki-laki itu berlalu. Indira tak sadar memperhatikan punggung tegap itu sampai belokan tangga darurat.

Indira terpana. Bagaimana laki-laki itu berkata, sampai cara berjalannya yang menurutnya, itu cool banget!

"Aduh, Ya Allah, kok aku mikirnya jadi aneh-aneh gini, sih?" ia berdecak, lalu kembali berlari menaiki undakan tangga, ia tidak boleh terlambat masuk kelas. Ia baru saja sah menjadi mahasiswi kurang dari sebulan. Bisa-bisa beasiswa miliknya dicabut hanya karena kesiangan dan masuk jurnal hitam.

Indira tidak tahu, jika jantungnya berdebar bukan hanya karena ia kelelahan menaiki undakan tangga. Akan tetapi, juga karena pertemuannya pertama kali dengan laki-laki itu.

🥋🥋🥋


Assalamualaikum, selamat malam. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT ya sahabat shalihah.

Sudah update prolog. Bagaimana respon kamu?

Iya, Ar melanggar janji hehe. Padahal kemarin janjinya mau update cerita SAUF itu 2019. Tapi, jari-jari ini gatal sekali. Ingin cepat-cepat ngeluarin couple lucu Azzam - Indira hehe.

Kita main tebak-tebakan yuk : Siapa laki-laki tadi tadi ditabrak Indira?


JANGAN LUPA UNTUK KASIH DUKUNGAN. VOTE DAN KOMENTAR KALIAN DITUNGGU :)

Terimakasih.

ARTHAR PUSPITA

[NUG's 3✔] SENPAI, Ana Uhibbuka FILLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang