Chapter 37 | Awal Mula Perjodohan

17K 1.9K 406
                                    

Ar cuma mau bilang, pokonya jangan tahan napas baca ini. Ini kejutan. Kalian luar biasa yg setia menunggu dan akhirnya menemukan part ini. :)

I love u, guys. Semoga selalu dlm keadaan sehat, ya.

Salam dari Bunaaa Anzar, Raihan, Azzam 😁.

Ok, HAPPY READING! :*

***

Apalah arti membantu jika perlu balas budi? Sungguh, semua tak akan berarti apa-apa.

🥋🥋🥋

ANZAR dinyatakan ginjal sebelah kanannya tidak berfungsi dengan baik. Organ paling penting dalam tubuhnya itu sering mengalami sakit berlebihan. Selain itu, Anzar juga sering sekali mual, muntah, kehilangan selera makan, jarang buang air kecil, selalu lemas, dan penurunan konsentrasi. Anzar pun sempat beberapa kali pingsan saat melakukan presentasi di ruang rapat.

Amalia cemas, tentu saja. Ia pun menghubungi dokter pribadinya-Dokter Michael untuk memeriksa kondisi suaminya.

Hasilnya, sungguh mengejutkan.

Amalia lupa, jika selama ini Anzar bekerja terlalu keras. Anzar memiliki hobi bekerja alias workaholic, kebiasaan ini tidak bisa dihilangkan bahkan saat Amalia menuju detik-detik kelahiran anak pertama mereka. Anzar meninggalkannya demi memenangkan tender di Bali. Amalia ingat, jerih payahnya melahirkan Azzam saat itu tanpa seorang suami adalah ujian yang begitu berat.

Selain itu, Anzar diam-diam sering mengonsumsi obat-obatan demi menjaga stamina tubuhnya dalam kadar berlebihan. Ia pernah terkena overdosis akibat obat-obatan yang dikonsumsinya namun tidak ada yang tahu. Anzar menyembunyikan dari semua orang, termasuk istrinya sendiri. Kurang lebih tiga tahun semuanya berjalan, dan Anzar baru merasakan sakit beberapa minggu terakhir ini di bagian bawah perutnya.

"Dokter Michael, apakah Dokter tidak salah mendiagnosa suami saya? Mengapa bisa? Mas Anzar tidak pernah mengeluh apapun pada saya ataupun keluarga. Lalu, mengapa bisa ginjalnya terluka? Dan.. apa ini? Harus operasi?" Amalia bertanya cemas, tangannya membolak-balik kertas hasil pemeriksaan CT-Scan rumah aakit minggu lalu. Ternyata, Anzar juga melakukan pemeriksaan tanpa sepengetahuan dirinya.

Ia menatap Anzar, rasanya ini semua sungguh menyakitkan. Anzar membohonginya. Suaminya sendiri menyembunyikan rahasia sebesar ini. Dan tentunya ini mengenai kesehatan pria itu sendiri.

Sementara Anzar, pria itu masih belum sadar dari pingsannya tadi siang saat sedang beranjak mandi. Anzar mengeluh kepalanya pusing dan mendadak mual. Lalu, kemudian secara tiba-tiba tubuhnya lunglai dan jatuh. Amalia tersentak karena melihatnya. Sampailah ia menelepon Dokter Michael untuk memeriksa keadaan suaminya. Amalia merasa ada hal yang tidak beres.

"Maaf, Bu Amalia. Tapi, hasil pemeriksaan itu memang hasil sebenarnya. Bahwa Pak Anzar mengalami perubahan pada fungsi ginjalnya. Ginjal sebelah kanannya tidak berfungsi dengan baik. Dan jika dibiarkan, maka akan menyebar. Kita butuh donor ginjal untuk tindakan lebih lanjut," ucap Dokter Michael, mengirimkan pesan pada asistennya via SMS untuk menyiapkan donor ginjal yang cocok dengan ginjal Anzar.

Amalia terduduk lemas. Kepalanya berputar, pening tiba-tiba melanda. Ia menggenggam tangan Anzar yang terasa dingin. Air matanya jatuh. Ia tidak menyangka, mengapa semua ini terjadi pada suaminya? Padahal, Amalia selalu meyakinkan dirinya untuk selalu membuatkan sarapan sehat dan juga membawakan bekal untuk Anzar setiap hari. Tetapi, Amalia tidak tahu jika selama itu pula, Anzar selalu menganggap apa yang Amalia lakukan kurang untuk menjaga staminanya.

[NUG's 3✔] SENPAI, Ana Uhibbuka FILLAHWhere stories live. Discover now