Chapter 41 | Menolak Batal

17.6K 2.1K 598
                                    

Jika sudah jatuh cinta, manusia cenderung akan melakukan apapun untuk orang yang Meraka cintai. Tapi, definisi mencintai dengan tulus akan sebaliknya. Mereka akan lebih memilih melihat seseorang yang mereka cintai bahagia, meski bukan dirinya yang menjadi alasannya.

🥋🥋🥋

"TAPI, Atthaya sangat mencintai Azzam, Abi. Atthaya mau menikah dengan Azzam. Hiks...," lirihnya, sesenggukan di dalam dekapan Amalia. Anzar meminta maaf karena membuat Atthaya mungkin sakit hati. Namun, Anzar sebisa mungkin memberikan pengertian jika Azzam berhak memilih pilihannya sendiri.

"Umi, Atthaya tau kalau Atthaya bukan perempuan yang baik. Atthaya masih banyak salahnya. Tapi, Atthaya mau memperbaiki setelah menikah dengan seseorang yang Atthaya cintai. Dan orang itu adalah Azzam, Umi. Umi, Atthaya sangat mencintai Azzam. Atthaya cinta Azzam sejak pertama kali ketemu di restoran waktu itu," ucap Atthaya, menangis sejadi-jadinya. Amalia memeluknya semakin erat. Berharap Atthaya bisa sedikit lebih tenang dan tidak gegabah dalam berkata dan bersikap.

Manusia cenderung akan seperti itu. Gegabah saat emosi. Seenaknya sendiri dalam berkata.

"Ssst Atthaya, saat seseorang mencintai itu adalah hal yang wajar. Karena hati diciptakan untuk merasakan. Sabar, dengarkan apa yang akan Azzam katakan."

Atthaya mengangguk lemah. Berharap Azzam akan berbaik hati padanya. Segala persiapan gedung, undangan, chatering sudah dipesan. Semuanya hampir beres 50%. Dan jika itu gagal, bukan masalah harga yang sudah dibayar. Namun rasa malunya. Atthaya akan merasa sangat malu kepada teman-temannya karena gagal nikah dengan Azzam.

Anzar menepuk pundak Anzar, mengisyaratkannya untuk bicara. Azzam menghela napas. Memikirkan Atthaya memang membuat kepalanya pusing. Ia menatap kedua tongkatnya, lalu berlatih memandangi Atthaya dan wajah Umminya lebih lama. "Atthata, sori."

Ucapan Azzam membuat tangis Atthaya semakin menjadi. Azzam meminta maaf untuk hal ini. Bukan bermaksud membuat Atthaya sakit hati, tetapi Azzam juga tidak bisa berbohong pada perasaannya sendiri. Ia juga memikirkan jika ia menikah dengan Atthaya, dan Azzam sudah berjanji tidak akan menyentuh gadis itu karena tidak mencintainya, maka akan berapa lama mereka bertahan? Intinya, Azzam tidak bisa mempermainkan pernikahan seperti itu.

Menikah adalah sakral. Azzam ingin melakukannya sekali dalam seumur hidup. Seperti Oppa Arfan, Kakek Anugerah, Abi Anzar, dan Bang Raihan.

"Umi... Hiks... Mengapa rasanya seperti ini, Umi? Sakit sekali," Atthaya menekan dadanya, ulu hatinya rasanya sesak sekali. Sakit. Azzam menolaknya, disaat Atthaya sudah memimpikan masa depan bersama lelaki itu.

Ini yang menjadi alasan mengapa manusia sering kali bermusuhan. Adanya perasaan berharap dan terbawa perasaan alias baper. Atthaya sudah berharap banyak pada Azzam dan terbawa perasaan. Itulah alasan mengapa Atthaya merasakan sakit hati.

"Gue nggak bisa nikah sama lo karena gue nggak cinta sama lo, Atthaya. Tolong mengerti itu," ucap Azzam frustasi, Anzar mengusap kepalanya, memintanya lebih bersabar.

"Tenang, Kak. Jangan dibalas emosi, kamu tahu sendiri Umi kalau emosi lebih galak dari singa," bisik Anzar, membuat Azzam ingin tertawa namun tidak bisa disaat seperti ini.

Azzam mengangguk, menimba menetralisir amarahnya yang sudah mencapai ubun-ubun. Ibaratnya, jika ia sebuah kartun, maka kepalanya sudah mengeluarkan kepulan asap.

[NUG's 3✔] SENPAI, Ana Uhibbuka FILLAHWhere stories live. Discover now