END | SENPAI, ANA UHIBBUKA FILLAH!

26.5K 2.7K 1.1K
                                    

55. Senpai, Ana Uhhibuka Fillah!

***

Selamat membaca.
Jangan lupa vote sebelum membaca, dan komentar setelah membaca #AzRaLovers♥♥♥

***

Menjadi bagian dari hidupmu adalah mimpiku setelah Allah mempertemukan kita.
Dan kini, Allah kembali memberikan beribu macam nikmatnya dengan cara menjodohkan kita.
Dua hati yang sama-sama meminta dipersatukan dalam doa.

🥋🥋🥋

Dipersunting setelah sebulan Hari Raya Idul Fitri, rasanya masih saja ia seperti sedang bermimpi. Berulang kali Indira menepuk pipinya yang berakhir dengan pelototan Mbak Fisya. "Ihh, Indira, jangan ditepuk gituu, nanti make-upnya luntur!" ucapnya, membuat Indira cengengesan, merasa malu. Ia memegang dadanya, rasanya debaran itu semakin hebat. Apalagi, saat melihat depan Masjid Istiqlal sudah terlihat janur kuning melengkung tanda akan ada hari bahagia hari ini. Masya Allah, rasanya Indira ingin menangis. Ia sama sekali tak membayangkan jika pertemuannya pertama kali dengan Azzam dua tahun lalu di tangga Fakultas Sastra Jepang membuatnya mencintai lelaki itu. Dan dalam hitungan jam sebentar lagi, mereka akan sah menjadi suami istri.

"Ayo Sayang, Bunda tuntun kamu ke tempat calon suamimu berada. Jangan lupa baca bismillah dulu, Nak," ucap Bunda, beliau meragkul pinggang Indira dengan begitu lembut. Seperti biasa. Indra dan Nafisya mengikuti dari belakang, juga beberapa sanak saudara yang menyempatkan hadir di acara Indira hari ini.

Saat hendak memasuki Masjid, Indira sempat membaca tulisan Azzam & Indira Wedding, di sebuah papan yang dipasang. Ukurannya besar. Dengan hiasan pita warna-warni. Melihatnya membuat debaran dalam dadanya semakin keras.

Di dalam, keluarga Azzam sudah menunggu. Azzam sama sekali tidak diperkenankan menoleh oleh Abinya. Katanya, nanti saja kalau sudah sah, baru boleh melihat. Indira disambut oleh Amalia dengan senyum hangat dan sebuah pelukan. Umi Amalia memanjatkan doa agar anaknya dan Indira dapat menjadi sepasang suami istri yang baik. Yang sesuai dengan aturan Islam dan sunah Rasulullah Salalluh'alaihi wassalam.

Anzar tersenyum melihat Indira yang terus saja menunduk. Mungkin, karena gadis itu grogi. Anzar memakluminya. Ia pun berpindah tempat duduk yang semula diisi dirinya, kemudian kini ditempati oleh Indira. Calon menantunya. Rasanya, memori berputar begitu cepat. Baru kemarin rasanya ia menikahkan Raihan dengan Cyrra. Kini, ia juga berkesempatan menikahkan Azzam dengan Indira. Sungguh, Allah Maha Penyayang. Anzar sungguh bahagia. Di usianya sekarang, ia sudah memiliki satu orang cucu. Semoga Azzam dan Indira segera memberinya cucu juga.

"Baik. Apa boleh dimulai sekarang?" suara penghulu memenuhi ruangan itu. Indira rasanya sedih, karena seharusnya Ayahnya yang ada disana. Menjadi wali nikahnya hari ini. Tetapi, takdir Allah memang seindah itu. Indira berusaha untuk ikhlas dan lebih bersabar. Ia mengangguk. Kemudian, suara penghulu terdengar lebih keras. "Bismillahirrahmanirrahim. Saya nikahkan dan kawinkan engkau, saudara Azzam Lianza Nugraha bin Anzar Ilham Nugraha, dengan saudari Indira Mahestri binti almarhum Muhammad Isa Mahesa, dengan seperengkat alat salat dan uang sebesar lima juta rupiah, serta emas seberat 24 gram dibayar tunai."

Indira menahan napas. Ia sangat takut jika Azzam tak bisa melafalkan akad dengan lancar. Atau malah, bisa saja salah nama.

"Saya terima nikah dan kawinnya Indira Mahestri binti almarhum Muhammad Isa Mahesa dengan mahar tersebut dibayar tunai!" alhamdulillah. Ternyata Azzam lancar mengucapkannya dengan satu tarikan napas. Semuanya mengatakan sah setelah penghulu menanyakan apakah para saksi sah atau tidak. Lalu mereka berdoa.

[NUG's 3✔] SENPAI, Ana Uhibbuka FILLAHWhere stories live. Discover now