Chapter 54

874 111 4
                                    

❤️ 576 Suka
Aazzaleaa Terbang tinggi, raih setiap mimpi, muara dari mimpi-mimpi kita adalah Indonesia. Congrats, Childhood Friends 🤗
Lihat 711 komentar lainnya...
HasanahGph Oh ini ya? Duh Mbak cantik-cantik jangan jadi pansos. Bisa lah tenar sendiri tanpa pegangan sama mereka. Sekarang tahu kan apa yang Mbak lakukan merusak tim? Biar apa sih buat mereka jatuh cinta sama Mbak?
Kartikawati1 Tanggungjawab tuh, kenapa harus godain Nando sama Brylian! Murahan banget!
Sekar67 Cuma manusia kek gini bisa bikin porak-poranda tim?
KeiraAmd Heran deh, godain Nando sama Brylian, tahu aja yang ganteng. Nggak sekalian godain Rendy biar tambah greget?
NovianaHj Ah elah, selama ini sok-sokan ngedukung padahal cuma mau ngerusak tim dengan godaan mautnya!

Tetes air mataku masih membanjiri lantai toilet perempuan di salah satu gedung sekolahku. Aku tahu ini pasti teman sekelasku, dari cara dia mengambil fotoku, dari belakang dan suara rekaman yang terdengar samar-samar, ketika kelas memang sedang istirahat, hanya menyisakan aku, Lia, Intan dan Kyla.

Lia? Tidak mungkin, dia jelas sekali sibuk bertengkar dengan Rifai, bagaimana bisa dia ambil gambar dari belakang. Kyla, ketika aku menyebutkan nama Sutan Diego Armando Ondriano Zico, dia baru saja datang dari kantin membawa es di dalam cup lalu berlari mendekatiku. Setelahnya dia duduk di depan kelas, di depan meja guru. Jadi sebenarnya dia yang lebih potensial mengambil foto dari depan, sebab jika diposting ketika aku menangis dari depan lebih Instagramable.

Ini dari belakang, dan satu-satunya orang yang ada di belakang, nggak keluar kelas sama sekali adalah Intan. Ada Rifai tapi dia juga tidak pegang ponsel karena ponselnya dicharge di depan kelas. Yang paling potensial mengambil foto dari belakang adalah Intan. Toh selama ini, selain Elang, dia yang paling julid tentang persahabatanku dengan Brylian dan Nando.

"Za, buka dong, Za. Kamu harus tenang dulu, baru setelahnya kamu berpikir harus apa. Aku nggak tahu banyak hal, walaupun aku pernah mikir akhirnya kalian akan seperti ini. Tapi ya begitulah persahabatan dan cinta yang datang satu waktu," suara Rifai menunggu di luar toilet.

"Iya, Za. Dan kamu nggak usah dengerin apa kata nitizen ya?" Suara kekasihnya, Lia, mengikuti.

Memang aku tidak dengar, tapi aku baca apa-apa yang mereka tuliskan, tentang aku yang katanya sengaja merusak Timnas Indonesia U-16.

Seandainya aku tahu, seandainya aku bisa melihat masa depan, aku tidak akan pernah hadir di kehidupan Ernando dan Brylian. Jika saja aku terlahir dengan mata batin yang kuat, mengetahui masa depan dengan sempurna, aku pasti akan menjauh dari mereka sebelum ada kata jatuh cinta. Sayangnya aku hanyalah manusia lemah yang cuma bisa menebak-nebak kuasa-Nya.

Mimpiku sama seperti mimpi Nando, sama seperti mimpi Brylian, sama seperti mimpimu tentang sepak bola Indonesia. Tidak ada bedanya, jadi kemungkinan dari mana aku sengaja merusak sebuah tim yang menjadi mimpiku? Jadi motivasi apa aku ingin merusak negaraku sendiri di mata dunia? Apa aku sejahat teroris dan musuh negara lainnya? Apakah semacam itu?

Ern Sutar
Za, kamu sahabat masa kecilku
Kamu jatuh cinta perdanaku
Kamu tidak seperti yang dituduhkan orang terhadapmu
Za, bukan kamu yang salah
Tim masih baik-baik saja
Kuharap kamu juga baik-baik saja

Aku membaca pesan itu dan kembali jatuh beberapa butir kristal air bening dari ujung mata. Seandainya masa berat ini terlewat dengan adanya usapan tangan Nando di kepalaku, pasti aku lebih tenang. Tapi tidak bisa, bukan karena dia jauh, aku lebih takut pada perasaannya padaku.

Brylian
Dari kecil aku tidak ingin kamu terluka
Tetapi ketika besar aku hanya bisa diam melihat kamu terluka
Maafkan aku, Za.

Tak berselang lama pesan dari Brylian juga datang. Aku pun ingin ada genggaman tangannya lagi yang menguatkan. Sayangnya aku juga terlalu takut pada perasaannya.

TriangleWhere stories live. Discover now