12. Nightmare

489 63 7
                                    

Hafeez membanting tasnya sembarangan begitu memasuki rumah. Ia menghempaskan tubuhnya di sofa kemudian menghembuskan napas kesal. Seekor kucing berbulu putih menghampiri dirinya dan mengeong pelan. Lelaki itu tersenyum lebar kemudian mengangkat kucing itu dan mengelusnya penuh kasih sayang.

"Ah Naomi kau makin cantik saja," ujar Hafeez masih mengelus-elus bulu halus kucing itu. Kucing putih itu hanya mengeong pelan sambil mencari posisi paling nyaman di sofa.

Hafeez menepuk jidatnya begitu ingat ada barang penting yang belum dia ammbil dari tas. Lelaki itu lantas mengambil map di tasnya yang sudah terletak di pojok ruangan. Map hitam itu dibukanya dan ia mengeluarkan beberapa lembar foto sambil tersenyum lebar.

Beberapa hantu yang berlalu lalang di sekitarnya membuat dia tidak merasa kesepian di rumah ini. Toh juga mereka bukan mengganggunya akan tetapi justru menemaninya. Lelaki itu mengeluarkan ponselnya yang terus berdering menandakan ada panggilan telepon.

"Mmmm?" tanya Hafeez dengan nada malas seraya menyenderkan tubuhnya di sofa dan tangan kirinya yang semula memegang beberapa lembar foto dia gunakan untuk mengelus Naomi.

"Ayolah nanti keluar. Sudah lama sekali kau tidak menunjukkan diri."

"Aku malas," kata Hafeez sembari menghembuskan napas kesal. Sungguh dia merasa sangat malas saat ini.

Lelaki di seberang telepon terdengar berdecak. "Pokoknya kau harus kumpul! Pemalas sekali."

Akhirnya Hafeez berdecak ketika mendengar ada nada sebal sekaligus paksaan lawan bicaranya. "Ya, nanti aku ke sana. Bye madafaka!" Lelaki itu memutus sambungan telepon dengan orang itu kemudian mengacak rambutnya asal dan berjalan ke kamar dengan membawa amplop yang isinya foto.

Dia menempel foto-foto itu di dindingnya. "Kau kalau menyukai orang totalitas sekali ya," bisik seorang perempuan yang tiba-tiba saja sudah berada di samping Hafeez.

"Aku pernah melihatnya." Hantu cantik dengan wajah pucat itu menepuk-nepuk kepalanya agar mengingat tentang orang yang menjadi objek khayalan seorang Hafeez.

"Kaupukul seribu kali pun tidak akan mengingatnya karena otakmu sudah lenyap sejak pacarmu mendua." Ucapan Hafeez barusan langsung membuat hantu itu terdiam dan kembali murung seperti biasanya.

"Oh ayolah aku hanya bercanda, Bella. Nanti aku keluar, jaga rumahku ya." Lelaki itu merebahkan tubuhnya di kasur hitamnya tanpa melepas seragam dan memejamkan matanya. Yah setidaknya dia perlu tidur jika akan bertemu kawan-kawan lamanya.

Setelah dua jam tertidur dengan posisi tengkurap, Hafeez terbangun karena mendengar notifikasi LINE di ponselnya. Segera saja dia mengecek LINE, tumben sekali ada yang mengirimi dia pesan. Ah sebenarnya setiap hari ada, tetapi hanya perempuan tidak jelas yang membuat dia malas menanggapi.

Melihat nama yang begitu familiar muncul di layarnya lelaki itu langsung tersenyum.

Zea Mays: Fez, minta anime. Kurasa kau punya banyak kan. Bagi-bagi lah kepada orang yang membutuhkan.

Hafeez Rajata: Besok bawa flashdisk saja. Tumben sekali kau mengirim pesan terlebih dahulu.

Zea Mays: Pinjam dulu punyamu. Kenapa? Tidak boleh?

Hafeez Rajata: Baiklah besok kubawakan. Jika tidak lupa. Boleh sekali!

Zea Mays: Terima kasih. Jangan lupa napas ya, Omnivora pemalas.

Selalu seperti ini, mereka sangat jarang berinteraksi di sosial media. Bisa dihitung jari berapa kali mereka saling mengirim pesan, palingan itu juga membahas hantu atau anime. Entahlah Hafeez lebih suka berbicara di dunia nyata dengan Zea daripada di sosial media. Karena ekspresi perempuan itu. Ah dia tersenyum lagi.

Lelaki itu mengusap wajahnya beberapa kali kemudian beranjak dari kasur yang sedari tadi posesif terhadapnya. Ia harus bersiap untuk menemui teman-temannya.

•••

"Woi Feez sudah lama sekali kau tidak ke sini!" Seorang lelaki berkacamata bulat yang umurnya dua tahun lebih tua dari Hafeez—jadi sekarang kelas 12—menepuk bahu Hafeez cukup keras hingga lekaki yang bahunya ditepuk menatapnya tajam.

"Malas sekali karena banyak anime yang belum kutonton," jawab Hafeez seadanya. Toh memang selama ini dia lebih sering nonton anime di kamar ditemani hantu-hantu rumahnya.

"Sejak kau tidak kumpul dengan kami berdua, aku dan Ruya lebih sering menghabiskan waktu dengan menatap foto mantan." Orion, lelaki yang tadi menepuk bahu Hafeez menyeletuk lagi.

Ruya yang sedang asyik memainkan game di ponsel androidnya mendadak menoleh karena mendengar namanya dan kata mantan disebut. "Kenapa menyebut namaku?" tanyanya sinis. Sekedar informasi, Orion dan Ruya memang memiliki mantan yang sama dan Orion sering memancing Ruya membicarakan orang itu.

"Aku juga sedang menjaga seseorang," ujar Hafeez sambil tersenyum miring. Senyum itu membuat dua kawannya terheran-heran.

Ruya langsung mematikan ponselnya dan duduk di dekat Hafeez. "Apa? Siapa orang itu heh?" tanyanya dengan nada jahil sembari mencubit-cubit pipi Hafeez.

"Hai Nona manis," seru Orion sembari mengedipkan sebelah matanya ketika melihat sesosok perempuan dengan lubang di bagian dahinya.

Hafeez yang melihat perempuan itu mendekat kini menepuk jidat. Astaga temannya ini masih saja serinh membuat ulah begini. Dia langsung saja mengambil sapu lidi di dekat Ruya kemudian memukulkan beberapa kali ke hantu perempuan itu hingga dia menjerit-jerit sembari tertawa.

"Yah jadi debu," ujar Orion dengan muka kesal. Pasalnya jika ada Hafeez dia jadi tidak bisa genit dengan hantu-hantu.

"Dasar lelaki tolol. Apa kau sudah tidak menyukai manusia sehingga memilih hantu?" desis Ruya dengan nada sarkastis. Walaupun lelaki itu sibuk memainkan game namun dia sudah tahu kebiasaan aneh Orion sehingga tidak perlu melihat saja dia tahu kalau Orion sedang menggoda hantu.

"Sepertinya sebentar lagi Nightmare akan memiliki anggota baru." Pandangan dua orang itu terpusat pada Hafeez.

"Serius? Kau menemukan orang yang sama dengan kita?" tanya Ruya antusias, ah bahkan Hafeez sering curiga dengan Ruya karena lelaki berambut kemerahan itu mudah sekali berganti mood.

"Baguslah Nightmare bisa kembali seperti dulu sepertinya. Ya, sepertinya." Orion menghela napas mengingat kebersamaan mereka beberapa bulan yang lalu.

Memburu hantu bar-bar atau menolong hantu yang ingin kembali ke tempat di mana dia berada.

•••

Duh akhirnya sempat update di tengah UKK ini heueheee. Anjay merinding aku pas nulis bagian mbak mbak yang digoda si Orion 😂

Jadi part ini menurut kalian gimana? Jangan lupa vote dan comment yak biar aku semangat nulis:)

Sekedar ngingetin, versi panjang ini emang beda dari Braver yang cerpen hehehe:)

Konfliknya bakal ringan-ringan kayaknya karena aku orangnya males bikin yang ribet-ribet 😂😂

Aku Bisa Melihat MerekaWhere stories live. Discover now