Epilog

303 33 29
                                    

Bipolar adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan emosi yang drastis. Seseorang yang menderita bipolar dapat merasakan gejala mania (sangat senang) dan depresif (sangat terpuruk).

Kalimat yang dia baca dari salah satu artikel di internet membuat lelaki itu menghela napas.

Dia mengacak rambutnya karena mood Zea yang naik turun secara drastis. Perempuan di depannya itu sekarang tengah cemberut dengan kedua tangan dilipat di dada karena memergoki Hafeez mengambil foto dirinya diam-diam. Hafeez menghela napas kemudian menepuk kedua pipi Zea hingga gadis itu mendengus kesal.

"Hapus!" seru gadis itu kesal.

"Tidak mau, Jagung. Kau sungguh manis di foto ini."

Zea melotot, tangannya dia gunakan untuk memukul dahi Hafeez. "Oh jika tidak di foto aku tidak manis?"

Lelaki itu menghela napas untuk ke sekian kalinya hari ini. "Tidak. Karena kau singa kecilku. Ayo ke taman itu lagi. Aku berjanji akan mendorong ayunan yang akan kau tempati."

Mata Zea yang tadinya melotot kini berbinar senang. Lihatlah, suasana hatinya sangat mudah berubah.

"Setuju! Jangan lupa untuk mendorong dengan kencang agar aku bisa terbang!" Gadis berkucir dua itu berlari kecil menuju taman bermain yang memang sejak tadi ingin ia kunjungi.

Ketika Zea sudah duduk kalem di ayunan, Hafeez mendorong ayunannya pelan. "Aku tidak mau mendorong kencang-kencang," ujarnya.

Gadis berkaos hitam itu menoleh kemudian menatap kesal lelaki itu. "Tidak asik!"

"Nanti kau jatuh." Hafeez akhirnya beralih tempat di ayunan yang berada di sebelah ayunan yang Zea tempati.

Zea menggeleng kemudian menatap Hafeez polos. "Bukannya jika aku jatuh kau bisa menolongku?"

"Nanti sakit," balas Hafeez.

"Cih, menyebalkan sekali. Bilang saja kau malas mendorong kencang karena tak punya tenaga!" Zea mengucapkan itu dengan nada kesal kemudian menggerakkan ayunannya sendiri dengan kencang.

Gadis itu tertawa riang.

Hingga ia akhirnya terjatuh karena kencangnya gerakan ayunan itu.

Hafeez langsung menahan ayunan itu agar tidak mengenai kepala Zea. "Sudah kubilang, kan. Tidak ada yang boleh menyakitimu, termasuk kau sendiri."

Luka di lutut Zea membuat rahang Hafeez mengeras. Ia benci mengingat kejadian ketika Zea tertusuk.

"Hafeez, apakah kita sedang kencan?" tanya Zea seraya memegangi lututnya yang berdarah.

Lelaki itu menggeleng kemudian membantu Zea untuk berdiri. Zea hanya ikut saja dalam diam, begitu juga ketika lelaki itu pergi dan kembali dengan plester luka serta tisu dan air mineral.

"Bukankah kita tak perlu status?" Hafeez berbicara dengan tenang seraya membersihkan luka gadisnya dan menempelkan plester luka di sana.

"Teman?" tanya Zea, gadis itu menyeringai kemudian memegang kedua pipi Hafeez dan mencium bibir lelaki itu singkat.

Untung saja hari sudah malam sehingga tak banyak orang di sekitar mereka.

Hafeez melotot kemudian wajahnya memerah. Dia menggaruk tengkuknya ketika Zea memundurkan wajah. "Sialan, kau membuat kepalaku hampir pecah karena tindakanmu itu."

Zea menggeleng pelan kemudian tersenyum lebar. "Aku hanya membersihkan cokelat yang ada di sana. Bukankah kita teman?" tanyanya dengan nada riang tanpa rasa bersalah karena rahang Hafeez saat ini sudah mengeras.

"Tentu tidak!" Lelaki itu menarik tengkuk Zea kemudian mencium bibir gadis itu untuk kedua kalinya setelah sekian lama.

•••






HOHOHOOOO JADI GIMANA EPILOGNYA HUEHUEEEEE. INI GA GANTUNG KEK BRAVER KAN WEKEKEKEEKK 😂

Terima aja endingnya wekekekekkk

Makasih banget yang udah mau baca cerita receh ini. Makasih juga yang vote dan juga comment mengenai cerita ini. Pokoknya makasih banyakk. Aku sayang banget sama kalian.

Racunin temen kalian sana buat baca cerita ini hehehee //awto digampar Orion

Kalo kalian berharap Hafeez ama Zea nikah. NOOO GATEGA GUA BIKIN TOKOH UNYU GUA NIKAH HUEE:((

Dan mereka ga pacaran juga

KAGA PACARAN HEHEHEE

Gokil ga sih 😂😂✌

Btw aku keknya bakal publish cerita Doll with the Tear dulu dah (alias ceritanya Orion). Tunggu aja yaa. Tentu kalian bakal tahu Orion kalo lagi godain hantu dongg.

~alienmantul~

Aku Bisa Melihat MerekaWhere stories live. Discover now