48. selamat ulang tahun

71 13 14
                                    

Gue baru mau sikat gigi ketika Tyas keluar dari kamar mandi dengan muka bantalnya. Kebiasaan, ini anak pasti ketiduran maghrib terus baru bangun jam segini. Bukannya biarin gue masuk ke kamar mandi, dia malah natap gue bingung.

"Lo gak ada ketemu Daffa hari ini?"

"Hah, enggak, emang kenapa?"

"Wow, kirain lo mau kasih dia surprise atau apa gitu. Ternyata udah lama pacaran santai gitu ya," dia manggut-manggut terus berlalu gitu aja.

Gue melongo dulu sebelum balik ke kamar, ngecek HP lalu liat tanggalnya. Tanggal 3. Ulang tahun Daffa. Dan gue belum ngucapin sepatah kata pun ke dia hari ini.

"BODOH," pekik gue.

KOK BISA-BISANYA LUPA?!

Gue buru-buru ganti baju terus lipstick-an dikit biar gak pucet amat. Untungnya, sih, gue dari kemarin-kemarin udah nyiapin kado jadi sekarang tinggal bingung nyari kue di mana. UDAH HAMPIR SETENGAH DUA BELAS MANA ADA TOKO KUE YANG BUKA, SIH! CK!

"Lupa, kan, lo," ucap Tyas yang ternyata menyaksikan keribetan gue dari ruang tengah.

"Lupa apa, nih?" sambar Kak Irin yang baru banget datang.

"Kak pulang sama Jefry gak?"

"Iya, tuh, masih di depan. Kamu mau ke mana?"

"Pinjem ya emergency, nih, aku cuma nebeng ke Daffa doang kok."

"Ya ampun udah tengah malem mau pacaran, gih sana," balasnya.

Jefry yang keliatan cukup kaget liat gue lari-lari ke arah dia langsung menginterogasi gue, tapi nggak nolak juga waktu dimintain tebengan. Setelah gue cerita gimana kronologisnya, dia cuma ketawa kecil.

"Santai kali, kemarin juga Irin gitu ke gue," katanya kalem. "Lucu malah gue dibawain lilin mati lampu yang gede."

"YA tapi kan dia gak lupa? Lagian lo juga udah gede, Daffa mah suka ngambekan," gerutu gue.

"Tapi ngambek bercanda, kan?"

Gue berdecak pelan. Ya emang kebanyakan bercanda, sih, tapi kan hati orang siapa yang tau! Mana dari siang gue belum bales chat nya dia saking sibuk di kampus terus pulang-pulang malah nonton. Padahal dari seminggu sebelumnya gue udah countdown ulang tahun dia. Aduh, bego banget, sih, dasar!

"Jef, gue belum beli kue, gimana dong? Gak lucu kalau cuma mau ngasih hadiah doang tengah malem?"

-

Setelah dapet saran dari Jefry buat beli burger--karena emang cuma itu yang buka tengah malem--akhirnya gue sampe juga di rumah Daffa jam 12 kurang empat menit. Rumahnya udah gelap, tapi Daffa masih bangun waktu gue chat buat keluar, dan untungnya nggak butuh waktu lama buat buka pagar.

"Happy birthday!" cicit gue sambil nyodorin kotak kado yang di atasnya ada burger. Ekspresi Daffa kaget campur bete campur nggak percaya. "Masih tanggal tiga! Masih ulang tahun kamu!"

"Masa ulang tahun gak disuruh tiup lilin?" protesnya.

"YA AMPUN!" Gue menghela napas panjang, lupa kenapa tadi nggak bawa lilin dari kosan. "Lupa!"

"Ulang tahun aku juga lupa, kan!" cibirnya. "Cepet masuk, tiup lilin di dalem aja, tar kamu masuk angin!"

Daffa ambil alih semua makanan di tangan gue lalu ngeduluin jalan menuju lantai. Dia emang keliatan agak bete, tapi nahan senyum juga dari tadi! Jadi gue menyimpulkan kalau kedatangan gue merupakan hal yang tepat.

"Padahal sekarang udah ganti tanggal," gerutunya.

"Tapi surprise nya berhasil, kan?"

Daffa mendecih. "Apanya yang surprise, orang kamu lupa, kan?!"

"Ih, aku tuh gak lupa! Sumpah, dari kemarin-kemarin udah inget terus, taunya hari ini--eh kemarin berarti--gak liat tanggal," jelas gue. Daffa masih mencebikkan bibirnya. "Maaf... Harusnya aku kasih alarm tiap jam, reminder-nya ULANG TAHUN DAFFA."

"Apaan, sih!"

"Ya abisnya kamu gak seneng!"

"Siapa bilang?! Aku seneng, nih! Seneng banget!" ledeknya sambil bikin senyum dibuat-buat.

Gue berdecak kesal lalu toyor jauh-jauh mukanya.

"Ini isinya apa, nih?" tanyanya sambil ngangkat kotak yang gue kasih tadi.

"Jangan dibuka!"

"Lah terus ngapain ngasih kalo gak boleh dibuka?" tanyanya.

Isinya cuma sepasang sandal (karena sandal dia lepas dan dia ke mana-mana pake sepatu terus), sepucuk surat, dan scrap book yang nggak terlalu ngide karena dibikin dalam jangka waktu pendek dengan bahan seadanya. Tapi ya gue malu banget kalau dibuka tepat di hadapan gue.

"Ya ntar, bukanya kalau gaada aku!

"Kok gitu?!"

"Ish, biarin lah, suka-suka yang ngasih kado!"

"Berarti boleh suka-suka yang ulang tahun juga."

Ada jeda beberapa detik di mana gue sama Daffa cuma saling natap sinis udah kayak mau berantem, detik selanjutnya malah ketawa. Baru saat itu gue tau kalau Daffa udah nggak ngambek lagi. Tapi tetep aja ternyata gue diomelin dulu karena katanya: 1) nekat banget gak minta Jefry nungguin sampe dia keluar, 2) kalau ada chat itu dibales jangan ditumpuk, 3) pokonya malem ini harus nginep.

"Ih nggak! Gak enak tau sama ibu kamu, dia tau aku datang aja nggak!" tolak gue panik. Nggak sopan banget gue kesannya kayak penyusup datang tengah malem. "Lagian masa aku nginep tidurnya pake baju gini!"

"Yaudah, kalau pulang siapa juga yang mau nganter," katanya dengan mulut penuh burger.

Gue merengut. "Grab, lah! Apa Gojek!"

"Nggak, udah jam segini, aku gak bolehin," tandasnya. "Harus nemenin aku seharian hari ini."

"Yaudah!"

"Gitu dong," katanya dengan senyum congkak lalu jalan ke kamarnya. "Buruan sini, mau pinjem baju yang mana. Masa tidurnya pake dress."



-







sebel bgt ngetiknya hhhhhhhshhshdhhd harusnya dipost besok tapi kalian nggak akan bisa ngucapin selamat ulang tahun karena telat, jadi AYO SEMUANYA UCAPKAN SELAMAT ULANG TAHUN TO KEEP THE SILATURAHMI

over everythingWhere stories live. Discover now