60. Rahasia

59.4K 6K 214
                                    

Aduh aku pusing ngurusin krs, wkwkwk bentar lagi kuliah dong (╥﹏╥) minta doanya yaa semoga dosenku ngga galak sama pelit nilai ehehehe, kalian yg sekolah semangat yaaa.... Yg mau kuliah sama yg kerja semangat juga uwuwuwuwu
(*^3^)/~♡

________________





"Tangan Jinnie lebih kecil dari tangan Jina, bunda."

Hana tersenyum, kemudian mencium pipi kedua anaknya secara bergantian.

"Jinnie ayo cepat besar biar bisa bermain dengan Noona Jina! Nanti Jinnie yang akan noona jaga oke oke."

Seojin yang melihat sang kakak terus menerus mengoceh di depannya hanya mengerjapkan kedua matanya lalu tertawa setelahnya.

"Bunda... Pipi Jinnie boleh Jina gigit?" Tanya gadis kecil itu polos.

Hana terkekeh setelahnya, "kalau digigit nanti adeknya nangis loh."

Jina menganggukkan kepalanya paham. "Bunda, Jina mau cium Jinnie."

"Pelan-pelan ciumnya, biar Jinnie nggak kaget."

Jina mendekatkan wajahnya ke arah Seojin lalu mengecup pelan pipi sang adik dengan sayang.

"Ayah ke mana? Kok Jina pulang sendiri." Tanya Hana heran.

Jina melepaskan tas punggungnya lalu meletakkannya di pinggir kasur, lalu ikut naik ke atas kasur bersama dengan bunda dan adik laki-lakinya.

"Katanya mau ngecek rumah sama om Jaemin."

"Rumah?" Hana menatap Jina bingung. "Rumah siapa?"

Jina yang sadar kalau dirinya keceplosan langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Ups, Jina keceplosan. Hehe."

Hana menggelengkan kepalanya lalu mengusap rambut Jina dengan sayang. "Jujur sama bunda, ayah ngecek rumah siapa?"

Jina mengerucutkan bibirnya lalu memeluk tubuh Hana dengan hati-hati.

Ia ingat pesan Jeno yang mengatakan bahwa perut bundanya itu masih sakit setelah mengeluarkan Jinnie, makanya dia tidak mau menyakiti bundanya.

"Nanti kalau ayah marah sama Jina, bunda marahin balik ya?"

Hana mendengus lalu mencium pipi Jina. "Iya... Nanti kalau ayah marah sama Jina, bunda balik marahin ayah."

Jina mengangguk kemudian tangannya terulur menggenggam tangan kecil milik Seojin. "Ayah beli rumah baru, katanya kita nggak tinggal di apartemen lagi bunda."

Alis Hana mengkerut bingung. "Tapi ayah nggak cerita sama bunda."

Jina menggelengkan kepalanya lucu. "Kata ayah, ini kejutan buat bunda. Makanya Jina dimarahin buat kasih tau."

Hana tertawa di dalam hati.

Ia membayangkan wajah tampan Jeno yang kesal karena kejutannya gagal gara-gara gadis kecilnya ini membocorkan rahasianya.

"Terus ayah kapan pulangnya?"

"Engg, katanya nanti sore."

Hana mengangguk. "Jina ganti baju sendiri bisa kan? Tadi di sekolah pinter kan?"

Perlahan Jina turun dari kasur. "Kata Bunda Joy, Jina pintar. Jina jawab pertanyaan dari Bunda Joy tadi."

Hana tersenyum, "Nanti kalau lapar langsung minta sama Bibi ya? Bunda nggak bisa nemenin Jina makan, maafin bunda ya sayang?"

Jina tersenyum. "Iya bunda... Jina ganti baju dulu."

Jina mencium pipi Hana lalu mencium pipi Seojin. "Jina sayang kalian!"

Hana tersenyum melihat punggung kecil Jina yang barusan keluar dari kamarnya.

Kemudian netranya menatap Seojin yang mengerjap-ngerjap lucu, Hana mengerucutkan bibirnya.

Anaknya benar-benar fotocopy-an suaminya.

"Kangen Kak Jeno."







🍓🍓🍓
Permisi, apa tidak kasihan dengan jantung saya?

🍓🍓🍓Permisi, apa tidak kasihan dengan jantung saya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Young Dad 0.1 • Lee Jeno (✓). [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang