93. Tidak Ada

30.8K 4.3K 198
                                    

Hana rasa ia tadi malam terlelap di sofa karena lelah menunggu Jeno yang tak pulang-pulang. Tapi ketika ia membuka mata, dirinya sudah ada di kasur kamarnya.

Tiba-tiba rasa pening di kepala membuatnya meringis menahan sakit. Ah bahkan Hana tidak sadar kalau ia sedang tidak sehat saat ini.

Akhirnya ia memilih untuk bangun lalu melangkahkan kakinya menuju kamar Seojin.

Alisnya mengkerut bingung ketika melihat Seojin sudah rapi di dalam box bayinya.

Terlihat jelas bahwa bayi laki-lakinya sudah dimandikan.

Ia mengerjap lalu membalikkan badannya, mencoba berdiri lalu tertatih-tatih mendekat ke Hana, itangkapnya Seojin lalu ia hujani kecupan di wajah sang anak.

"Pangeran bunda udah ganteng ya. Tadi dimandiin siapa?"

Seojin terkekeh geli lalu mengusap pipi kanan Hana dengan jemari mungilnya. "Yah yah yah.."

Hana tersenyum lalu menggendong Seojin keluar kamar, rupanya sang ayah yang telah memandikannya.

Walau rasa pening itu kembali menyerangnya, Hana mencoba untuk menahannya lalu pergi ke kamarnya. 

Ia bangun kesiangan. Sebenarnya Hana merasa sedih ketika tahu Jeno pergi bekerja tanpa membangunkan dirinya, padahal ia sedang demam seperti ini. 

Tapi mau bagaimana lagi, Hana hanya bisa tersenyum kecut lalu membaringkan tubuh Seojin diranjangnya lalu ikut merebahkan dirinya disampingnya.

"Astaga... Kenapa kau bangun sayang, seharusnya kau memanggil mama dulu kalau ingin bersama Seojin."

Tiba-tiba Nyonya Lee masuk ke dalam kamarnya dengan kedua tangan yang membawa nampan dengan mangkok dan gelas yang berisi air putih. 

Bisa Hana tebak mertuanya itu sengaja membawakan untuknya.

"Di mana suamimu? Istrinya sedang sakit seperti ini kenapa malah pergi meninggalkannya sendirian di rumah, untung saja aku berkunjung ke sini." 

Nyonya Lee mulai mengoceh. Wanita yang telah berumur itu meletakkan nampannya di atas nakas lalu mengecek suhu badan Hana dengan menempelkan punggung tangannya di dahi menantunya itu.

"Astaga, bahkan panasnya masih belum berkurang sejak aku membuatkanmu bubur ini."

Mertuanya itu terlihat sangat mengkhawatirkan Hana, membuatnya menjadi tak enak karena harus merepotkan mertuanya sendiri.

"Ma, Hana tidak apa-apa kok kalau di rumah sendiri. Lagian mama sibukkan setelah ini?"

Nyonya Lee hanya menggelengkan kepalanya, ia menyendokkan bubur tadi lalu menyuapi Hana.

"Mama tidak mau kamu sendiri di rumah, sudah menurut saja dengan mama. Habiskan makananmu, minum obat lalu beristirahatlah. Biar Seojin mama yang mengurusnya."

Yang Hana lakukan hanya tersenyum tipis, ia pada akhirnya memilih untuk menuruti apa yang diucapkan mertuanya barusan. Meski dengan pikiran yang melayang ke mana-mana.














🍓🍓🍓
Apakah tega menghujat Bapak Lee Jeno?

🍓🍓🍓Apakah tega menghujat Bapak Lee Jeno?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ehem... Ehem....

Terima kasih 418k & 101k nya hshshshshs sumpah aku nggak nyangka buku ini bisa banyak yang suka 😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terima kasih 418k & 101k nya hshshshshs sumpah aku nggak nyangka buku ini bisa banyak yang suka 😭

Maaf ya kalau aku nggak serajin dulu pas liburan update 3kali sehari. Maklum anak semester 3 tugas-tugas mulai buat keteteran sekalinya dapat libur dipake buat rebahan sama istirahat😭

Buat yang silent readers, ayo dong hargai tulisanku kalau kalian baca sampai ini, nggak malu baca karya orang lain tanpa memberi imbalan berupa vote + komen?

Jangan cuma komen "next" doang, sumpah aku pribadi lebih seneng kalian kasi semangat dari pada itu. Aku ngerasa dihargai sebagai author walau tulisanku segajelas ini.

Uwuwuwu sekali lagi terima kasih telah membaca bacotanku💚🍓

Young Dad 0.1 • Lee Jeno (✓). [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang