65. Midnight Talk

58K 5.5K 252
                                    

Jeno terkekeh geli ketika melihat Hana yang refleks menutup wajahnya dengan telapak tangannya ketika ia ingin memotretnya.

Istrinya terlihat sangat kelelahan akibat seharian mengurus pangeran kecil mereka yang sangat rewel.

Perlahan ia melangkahkan kakinya ke kasur, lalu duduk dipinggir sembari mengamati sang istri.

Tangannya terulur untuk mengusap rambut Hana penuh afeksi, membuat sang empu menjauhkan tangannya yang sebelumnya menutupi wajahnya.

Dengan mata saling berpandangan, Jeno yang lebih dulu melempar senyuman.

"Istirahat aja kalau capek, nanti aku yang gantian jaga Jinnie kalau kalau jagoan kecil kita bangun dan menangis lagi."

Hana menggelengkan kepalanya, ia mendekati Jeno memeluknya dari samping.

Jeno yang paham kalau Hana dalam mode manja pun mengubah posisinya menjadi berbaring di sebelahnya dan menarik tubuh Hana ke dalam pelukannya.

Hana menyembunyikan wajahnya di depan dada Jeno, pun Jeno mengeratkan pelukannya.

"Seojin tadi rewel sekali, aku merasa payah mengurusnya." Gumamnya yang masih bisa Jeno dengar.

Jeno menggelengkan kepalanya, sesekali ia mengecup puncak kepala Hana.

"Ini pengalaman pertamamu menjadi seorang ibu, tidak apa-apa. Aku tidak akan pergi darimu walau pun kamu merasa kepayahan."

Hana mendongak, menatap Jeno tajam. "Kalau pun Kak Jeno pergi dari ku paling-paling kakak bakalan jadi gelandangan karena hampir semua harta kakak atas namaku dan juga anak-anak."

Jeno terkekeh mendengarnya. "Maka dari itu aku tidak berniat meninggalkanmu."

Secara tiba-tiba Jeno mengubah posisi, tubuhnya mengungkung tubuh Hana dengan kedua tangannya berada tepat di samping kepala Hana.

Mereka saling berpandangan selama beberapa detik, hingga Jeno tersenyum melihat betapa cantiknya Hana dibawahnya. Apalagi ketika istrinya menanggalkan pakaiannya.

"Ngomong-ngomong siapa yang mengijinkan kamu memakai kemeja putih milikku, hmm?"

Hana hanya menunjukkan cegirannya, kemudian wanita cantik itu tergelak kegelian ketika Jeno menciumi lehernya.

Malam ini hanya ada mereka berdua di kamar mereka.

Jika kalian bertanya di mana Seojin dan juga Jina, mereka berada di dalam satu kamar yang sama yang berada tepat disebelah kamar kedua orang tuanya.

"Sial sekali, aku sangat ingin menerkammu. Tapi aku tidak ingin kamu tambah kelelahan."

Jeno tersenyum lalu mengecup bibir Hana dan kembali ke posisi semula di mana ia mendekap tubuh Hana erat.

"Tidur, aku tidak mau besok kamu sakit gara-gara kelelahan karena beberapa hari kurang tidur."

Hana menggelengkan kepalanya, "Tapi aku tidak mengantuk kak."

"Tidur Lee Hana." Suruh Jeno dengan menekankan marganya.

Hana memanyunkan bibirnya. "Tap-"

"Tidur atau aku buat kamu nggak bisa jalan besok pagi?"

Hana mendengus kesal. "Iya-iya aku tidur, dasar pemaksa!"

Jeno tersenyum menang, dia mengecup pelipis Hana. "Good girl."










🍓🍓🍓
Aduh tambah bucin aku
sama ini manusia😭

🍓🍓🍓Aduh tambah bucin aku sama ini manusia😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Young Dad 0.1 • Lee Jeno (✓). [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang