80. Pengaduan

40.1K 4.9K 326
                                    

Sepulang dari acara kencannya dengan Jina, Jeno langsung masuk ke dalam kamarnya.

Dilihatnya Hana yang masih sibuk menyusui Seojin dalam pelukannya.

Dihampirinya Hana lalu ia mencium kening istrinya dan pipi Seojin lalu tanpa mengatakan sepatah kata pun ia mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.

Selesai membersihkan diri, Jeno keluar dari kamar mandi dengan kaos hitam dan juga celana pendek miliknya.

Lelaki itu berjalan mendekat lalu naik ke ranjang, merebahkan badan disebelah Hana yang sekarang mengamati Seojin yang tertidur di pelukannya.

"Jina sudah dimandikan, yah?"

Jeno mengangguk. Ia mengubah posisi yang sebelumnya terlentang kini miring menghadap Hana.

"Bunda... Aku mau satu lagi yang kayak Seojin, tapi cewek."

Hana yang sedang menepuk-nepuk pantat Seojin langsung mengalihkan pandangannya ke Jeno.

"Boleh." Hana menganggukkan kepalanya.

Jeno langsung terduduk setelah mendengar ucapan Hana barusan. "Beneran?!"

"Tapi ayah yang hamil." Jawabnya tanpa menoleh ke Jeno.

"Kok gitu?!"

"Dikira hamil enak apa? Kalau mau punya anak lagi ayah aja yang hamil."

Jeno langsung terdiam, tapi masih menatap Hana dengan wajah memelas.

"Sampai Seojin besar dulu yah... Aku nggak mau anak-anak kekurangan kasih sayang karena punya adik lagi." 

Hana tersenyum sembari mengusap pipi Jeno.

Kemudian ia menggendong Seojin lalu  melangkahkan kakinya untuk membawa bayi laki-lakinya ke box bayinya yang ada di samping ranjang mereka.

"Udah nggak usah cemberut gitu, kakak jelek banget." Hana naik ke atas kasur lalu memeluk tubuh Jeno dari samping.

Mau tak mau Jeno mendengus geli dan membalas pelukan Hana. Dia tersenyum menatap wajah Hana yang hanya berjarak beberapa centi dari wajahnya.

"Iya nih kakak senyum."

Hana ikut tersenyum lalu menyamankan pelukannya, menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Jeno.

"Lagian kakak sih mintanya gitu, Seojin masih kecil banget... Jina juga kasihan kalau punya adek lagi, siapa tau dia iri karena fokus kita terbagi-bagi sedangkan dia masih haus kasih sayang dan perhatian kita."

"Orang Jina yang minta kok, dia mau adek perempuan katanya. Aku sebagai ayah yang baik harus mengabulkan permintaannya dong, ya nggak?"

Hana berdecak kesal. Dia mencubit pinggang Jeno sehingga membuat lelaki itu meringis.

"Kok ayah dicubit sih bun?" Tanya Jeno mengusap pinggangnya.

"Itu maunya ayah bukan Jina!"

Jeno terkekeh kemudian dalam hitungan detik ia berada tepat di atas tubuh Hana dengan kedua tangannya menyangga tubuhnya di samping kepala Hana.

"Iyalah! Kemaren aku mau minta tapi kamu capek."

"Kan kemaren aku beneran capek." Rengek Hana.

Jeno menulikan pendengarannya, ia sudah sibuk untuk membuat tanda di leher Hana.

"Ahhh—, kak nanti anak-anak bangun."

Tangan Jeno sudah masuk ke dalam baju tidur Hana mengusap pelan perut ratanya, "Makanya jangan ribut sayang, nikmati saja semuanya seperti biasa... Oke?"











🍓🍓🍓
Perasaan aku aja... Apa emang lapak ini mulai sepi? :")

 Apa emang lapak ini mulai sepi? :")

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
Young Dad 0.1 • Lee Jeno (✓). [TELAH TERBIT]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon