📍 1. Meet

16K 1.1K 122
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
.
.
.

AKU CUMA MAU BILANG BUAT KALIAN PARA READER, JANGAN JADI SIDER YA. TINGGALKAN JEJAK BERUPA VOTE DAN KOMEN, JANGAN DIEM-DIEM BAE ENTAR KENA AZAB LOH WKWKWK CANDA ELAH :v
.
.
.
.

OKE, SEKIAN.

Tak jarang, seseorang yang hanya sekilas berpapasan dengan kita tanpa meninggalkan kesan apapun, dapat menjadi bagian yang amat penting bagi kita di masa yang akan datang.

🔸📍🔸

     Semakin siang, jalan raya semakin dipadati oleh kendaraan, suara klakson kendaraan bersahut-sahutan memekakkan telinga, lampu merah lalu lintas sudah beberapa kali berkedip menjadi hijau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Semakin siang, jalan raya semakin dipadati oleh kendaraan, suara klakson kendaraan bersahut-sahutan memekakkan telinga, lampu merah lalu lintas sudah beberapa kali berkedip menjadi hijau. Namun, kemacetan panjang tetap terlihat berkilo-kilo meter dari lokasi Maryam saat ini. Entah apa yang terjadi, tidak biasanya jalan raya ini mengalami kemacetan.

     Maryam namanya, Maryam Afra Husain. Gadis berjilbab yang saat ini menginjak kelas dua belas di sebuah sekolah menengah atas di Kota Yogyakarta, kota kelahirannya.

     Ia menyukai setiap hal dari kota ini, mulai dari destinasi wisata sampai makanannya, jangan lupakan gudeg khas Jogja yang menjadi sebutan Kota Jogja menjadi kota gudeg, Kota Yogyakarta juga memiliki nama-nama lain, ada pun nama-nama lain kota ini seperti Jogja, Djokdja, Yojo, Yoja, dan beberapa nama lainnya.

     Ada yang bilang, Jogja itu sederhana dan ramah, Jogja itu bersemi dan berbudaya, Jogja itu rumah bagi setiap mahasiswa dan pelajar, dan juga Jogja itu mistis tapi romantis.

     Rasanya terlalu panjang jika menuliskan semua sudut pandang Maryam tentang Kota Budaya ini. Jika mengingat semua itu, sesaat Maryam melupakan bahwa sudah setengah jam lebih Maryam menunggu kedatangan bus kecil atau biasa disebut engkel di halte dekat sekolahnya.

     Sedari tadi yang Maryam lakukan hanya memutar tasbih berdzikir kepada Allah, ya itulah kegiatan yang selalu Maryam lakukan disela-sela kegiatan dan kesibukannya.

     Sebenarnya ia tidak sendiri. Laili teman sebangkunya yang juga menunggu engkel bersamanya sudah dijemput, tapi masih ada beberapa murid juga orang lain yang masih stay di halte, entah itu menunggu jemputan atau menunggu engkel sama seperti dirinya.

     Maryam menghela napas gusar dan beberapa kali menengok ke arlojinya, bukan karena apa. Ia hanya kurang nyaman ketika seorang pemuda berseragam seperti dirinya, berjalan mendekat ke arah Maryam dan tanpa permisi atau apa duduk di sebelahnya dengan posisi sebelah kaki dipangku, pemuda itu duduk tidak terlalu dekat juga tidak terlalu jauh, cukup sopan lah.

     Namun, penampilan pemuda itu membuat Maryam merasa was-was. Lihat saja, seragam dikeluarkan, anting-anting di telinga sebelah kiri, kancing baju yang tidak terpasang dengan benar, juga dasi yang hampir terlepas.

Dia MaryamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang