🐳Pertemuan

3.3K 119 0
                                    

Selepas kegiatan di sekolahnya selesai, Rachel langsung menuju ke tempat dimana ia bisa mendapatkan uang. Topi berwarna hitam sudah bertengger manis di atas kepalanya untuk melindungi kepala Rachel dari sinar matahari. Rachel mengayuh sepeda bututnya sampai akhirnya sepeda tersebut berhenti tepat di belakang Caffe, tempat dimana Rachel bekerja sebagai seorang pelayan.

Rachel segera memasuki Caffe lewat pintu belakang, melihat semua teman-teman kerjanya sudah siap. Rachel segera mengganti pakaiannya.

"Mumpung Caffe lagi sepi, kamu bersihin meja ya. Terus tata kursinya, soalnya sebelum kamu dateng pengunjung rame banget," Ujar seorang wanita yang menjadi teman Rachel di tempat ini.

Rachel hanya mengangguk saja, lantas ia segera melakukan kegiatannya selama bekerja di sini, sebagai seorang pelayan. Di haruskan bagi perempuan untuk mencepol atau mengikat rambutnya agar rambut tidak jatuh di atas makanan, Rachel selalu mencepol rambutnya ke atas membuat leher jenjang dan putihnya terekspos jelas.

Meskipun baru sepuluh bulan bekerja di tempat ini, Rachel sudah banyak memiliki teman yang profesinya sama dengannya. Meskipun terkadang Rachel bingung bagaimana caranya bersikap kepada teman baru, Karena Rachel tidak mudah akrab di tambah ia sangat pemalu.

Tidak seharusnya Rachel mengeluarkan banyak tenaga untuk bekerja setiap harinya sampai larut malam, namun. Karena ada sesuatu yang harus ia selamatkan, Rachel mau mengeluarkan banyak tenaga lagi untuk bekerja. Bukan untuk biaya Sang Ayah karena segala biaya rumah sakit sudah ditanggung keluarga dari pihak Ayahnya, melainkan. Rachel mau bekerja seperti ini karena ia harus merebut kembali Sang Adik yang sudah setahun ini berada di tangan orang lain.

Bunda pergi meninggalkan banyak hutang, kecelakaan yang merenggut nyawa Sang Bunda hanya bisa menyelamatkan Sang Ayah dan Adiknya yang saat itu masih berusia delapan bulan. Rachel harus merelakan Adik satu-satunya di bawa orang lain, dan Rachel bisa mengambilnya ketika ia mampu membayar hutang Bundanya yang tentu tidak sedikit.

Hanya bekerja di tempat ini lah Rachel bisa membawa kembali Sang Adik kepelukannya.

Setelah selesai membersihkan Meja dan menata kursi dengan rapih, Rachel kembali ke belakang untuk menyimpan alat pembersih.

Rachel segera berlari saat melihat ada pengunjung yang memasuki Caffe, dengan hati-hati ia memberikan buku menu kepada Costumer tersebut.

"Kamu cantik-cantik ko mau kerja jadi pelayan? kenapa nggak jadi model aja. Manfaatkan dengan baik wajah cantik kamu ini." Seorang Costumer wanita menyentuh pundak Rachel. Rachel hanya tersenyum saja menanggapi perkataan Wanita tersebut.

Setelah selesai Taking Order, Rachel segera menuju Bartender untuk menyebutkan apa yang dipesan oleh Costumer tadi.

Hal itu Rachel lakukan dari jam satu siang sampai jam delapan malam, melelahkan memang. Tapi Rachel nyaman dengan pekerjaannya ini meskipun hanya sebagai seorang pelayan. Terkadang ada saja pengunjung yang mengajaknya bicara, becanda. Bahkan tak segan-segan ada yang memberinya uang tip dengan nilai tak sedikit.

Jika waktu kerja Rachel habis, Rachel akan langsung menuju pulang. Ingin ke rumah sakit tapi sudah ada keluarga dari pihak Ayahnya yang menemani Sang Ayah, Rachel mengayuh sepedanya dengan kecepatan sedang. Malam ini jalanan cukup ramai. Rachel harus lebih berhati-hati terlebih ia hanya menggunakan sepeda.

Sampai akhirnya dari arah belakang, terdengar suara klakson mobil yang memekakan telinganya. Rachel tidak bisa melihat jelas keadaan jalan di depannya karena tiba-tiba saja topi yang ia kenakan melorot dan menutupi matanya.

Brak

Rachel terjatuh setelah sesuatu benda keras menabrak sepedanya sampai menghantam sebuah pohon besar.

Will Be Fine ✓Where stories live. Discover now