🐳Aneh

1.5K 66 2
                                    

Rachel memejamkan kedua matanya kala merasakan telapak tangan besar Suaminya mengusap lembut leher jenjangnya.

"Gue buatnya kebanyakan," ujar Jelang.

Rachel tahu kemana arah pembicaraan Jelang. Setelah menghabiskan waktu sekitar dua jam untuk saling menikmati sentuhan dan merasakan indahnya bercinta. Rachel segera berlari menuju kamar mandi, tanda merah keunguan nampak memenuhi leher jenjangnya dan juga bagian dadanya. Jelang benar-benar tidak main-main dalam urusan ranjang.

Saat ini Rachel sedang mengantar Jelang hingga ke depan pintu. Penampilan Jelang pagi ini lain dari biasanya, laki-laki itu tidak lagi mengenakan setelan jas pekerja kantoran. Setelah Jelang dipindah tugaskan untuk mengurus Caffe keluarganya, Jelang memutuskan untuk berpakaian santai, tidak ada Jas ataupun sepatu pantofel.

"Baik-baik ya di rumah, kalau mau keluar. Kabarin gue." Jelang mengusap lembut kepala Rachel, lalu menarik kepala Rachel untuk dikecup keningnya.

Rachel menganggukan kepalanya.

Jelang pun segera pergi meninggalkan Rachel. Meskipun sekarang tugasnya hanya mengurus Caffe, Jelang harus tetap konsisten dengan cara datang tepat waktu. Ingat, Jelang adalah bagian dari pemilik Caffe. Ia harus bisa memberikan contoh yang baik untuk para pegawainya.

Setelah sosok Jelang menghilang, Rachel segera masuk ke dalam rumah. Ada banyak pekerjaan rumah tangga yang harus ia urus. Seperti membersihkan piring-piring kotor, menjemur pakaian, menyapu dan mengepel lantai.

Seminggu lagi Audi akan berangkat ke China. Rachel tersenyum miris mengingat banyak sekali hal sekecil apapun yang pernah ia lewati bersama kedua sahabatnya. Karena terlalu menyayangi Nada dan Audi, Rachel sempat berpikir bahwa ia tidak akan menikah sebelum kedua sahabatnya menikah. Nyatanya, kini malah Rachel yang lebih dulu menyandang sebagai Istri orang.

Mungkin, kesibukan Audi di China nanti akan menghambat Rachel untuk bertemu dengan gadis itu. Jangankan untuk bertemu. Untuk sekedar mengangkat telefon atau membalas pesan Rachel saja Audi tidak akan sempat. Rachel mengerti sekali bagaimana perjuangan Audi untuk mengejar impiannya itu.

Setelah semua pekerjaannya selesai, Rachel segera mengganti pakaian. Hari ini ia harus ke pusat perbelanjaan untuk membeli kebutuhan. Stok di kulkas semakin menipis.

Rachel sekalian ingin mengajak Mbak Anya dan juga Adiknya-Aileen.

Rachel memesan ojek online untuk mengantarnya ke kediaman Mbak Anya, rencananya ia dan wanita itu akan berangkat ke pusat perbelanjaan menggunakan mobil wanita itu, sebelum menuju ke tempat tujuan, Rachel dan Mbak Anya akan menjemput Aileen terlebih dahulu.

Rindu rasanya mengajak Aileen bermain. Kata Ayah, anak itu selalu merengek meminta untuk diajak keluar. Namun Ayah tidak bisa karena kesibukannya. Maka dari itu, sebagai seorang Kakak. Wajib bagi Rachel untuk membahagiakan Adiknya dengan cara membawa Adiknya bermain keluar.

"Sudah ada tanda-tanda Hel?" Tanya Anya.

Saat ini Rachel dan Mbak Anya sudah ada di dalam mobil wanita itu.

Rachel tersenyum tipis lantas menggeleng.

"Belum Mbak."

"Gak apa-apa. Usaha aja terus, mudah-mudahan sekalinya jadi anaknya langsung kembar," ujar Anya.

Tawa Rachel meledak seketika. Tidak pernah ia bayangkan sebelumnya di usianya yang masih semuda ini sudah mengurus dua anak kembar.

Anya yang duduk di samping Rachel pun ikut tertawa.

Selama perjalanan menjemput Aileen. Kedua wanita itu banyak menghabiskan waktu untuk mengobrol ria seperti perempuan-perempuan pada umumnya. Anya terlihat sangat bahagia saat membicarakan calon bayi yang ada di perutnya, kehilangannya pada calon bayi pertama membuat Anya sesekali mengapus air mata yang tidak ia undang kedatangannya.

Will Be Fine ✓Where stories live. Discover now