🐳Last

2.1K 85 14
                                    

Mereka yang memiliki semangat tinggi, tentu bangun lebih awal di saat semua orang masih tertidur, bertempur melawan dinginnya air saat mengguyur seluruh tubuh, bersiap-siap untuk mengawali hari. Ditemani segelas kopi dan sepiring pisang goreng yang baru saja diangkat dari wajan panas.

Asap kopi nampak begitu mengepul, aromanya membuat siapa saja tertarik untuk menyeruput habis cairan hitam tersebut. Rasanya mulut ini sudah tidak sabar untuk merasakan bagaimana renyahnya pisang goreng yang menjadi menu sarapan pagi ini.

Suara burung yang berkicau sangat mendukung suasana pagi ini, suara Pedagang sayur yang menjajakan dagangannya terdengar begitu nyaring, toko-toko mulai dibuka oleh pemiliknya, suara Pedagang dan Pembeli yang saling tawar menawar juga ikut meramaikan suasana pagi ini.

Jalanan terlihat begitu ramai oleh orang-orang yang berlalu lalang. Entah untuk mencari menu sarapan di luar atau sekedar menyegarkan tubuh dengan cara berolahraga.

Suasana seperti ini wajib untuk disyukuri. Tuhan masih memberi kesempatan untuk para Pedagang membuka toko-tokonya, memberi kesempatan untuk para Pembeli menawar barang dengan harga yang diinginkan, memberi kesempatan burung-burung untuk berkicau mengisi suasana pagi ini. Ayam masih terus berkokok, seolah-olah menunggu semua orang terbangun dari tidurnya. Seolah-olah ingin menunjukan kalau ayam lebih hebat dari manusia, karena ayam mampu bangun lebih dulu. Sementara manusia masih bergelung di bawah selimut.

Sementara itu di dalam sebuah rumah. Wangi aroma masakan terasa begitu menyebar ke setiap sudut ruangan, membangunkan orang-orang yang masih betah menjelajahi mimpinya. Mimpi harus segera diakhiri karena ayam sudah berkokok sedari tadi.

Suara spatula yang beradu dengan wajan terdengar begitu sangat nyaring. Mengalahkan suara alarm yang biasanya menjadi hal pertama yang membangunkan orang-orang tertidur.

"JANGAN TURUN SEBELUM MANDI!"

Hilang sudah harapan mereka untuk bisa segera melahap makanan yang aromanya begitu menggiurkan. Terpaksa, mereka yang telat bangun harus bertempur dengan dinginnya air sebelum merasakan bagaimana nikmatnya makanan itu.

Sementara di tempat lain, meja makan nampak begitu padat dipenuhi banyak makanan, siapapun yang melihatnya akan sangat tidak sabar untuk melahap semua makanan itu.

Sementara beberapa wanita nampak masih sibuk di dapur. Menyelesaikan masakan terakhir untuk dihidangkan di atas meja makan.

"Suruh mereka gerak cepet. Biar Bunda yang urus ini."

Rachel dan Anya mengangguk. Kedua wanita itu pun lantas pergi dari hadapan Bunda untuk menghampiri suami mereka yang selalu betah berlama-lama di dalam kamar mandi.

Saat Rachel membuka pintu kamarnya. Rachel mendapati Jelang yang tengah sibuk di depan cermin, ralat. Sibuk dengan rambutnya yang tidak mau rapih.

Lalu tatatapan Rachel beralih ke arah anaknya yang tertidur pulas. Di saat semua orang tertidur, Bayi mungil itu terbangun. Dan di saat semua orang terbangun, Bayi mungil itu tertidur.

"Bisa agak cepet gak?!" Tanya Rachel kesal.

Jelang menoleh. Mendapati sang istri yang tengah berkacak pinggang sambil menatap tajam ke arahnya.

"Bentar." Jelang pun kembali di sibukkan dengan rambutnya yang sedari tadi tidak mau rapih. Pagi ini, di suasana yang seenak ini. Jelang harus terlihat tampan agar banyak yang meliriknya.

Rachel memutar bola mata malas. Lantas melangkah menghampiri suaminya itu, Rachel tidak ingin membuat orang-orang yang sudah berada di meja makan menunggu lama.

"Sini." Rachel memutar tubuh Jelang. Membuat posisi keduanya kini saling berhadap-hadapan, Rachel sedikit berjinjit agar bisa mencapai kepala Jelang. Tangan Rachel dengan lihai membentulkan tatanan rambut Jelang agar terlihat lebih rapih.

Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: Nov 01, 2020 ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

Will Be Fine ✓Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin