🐳Jodohkah?

1.6K 88 0
                                    

Rachel menatap pantulan dirinya di cermin. Sebuah dress peach berukat terlihat sangat pas melekat di tubuhnya. Namun wajah Rachel terlihat agak seperti anak kecil. Rachel memutar tubuhnya, menelisik penampilannya dari atas sampai bawah. Tidak ada yang begitu mencolok dan Rachel menyukai itu.

Sebentar lagi kedua sahabatnya akan menjemputnya, pagi ini. Mereka akan pergi ke acara pernikahan Mbak Anya. Yang rencananya akan berlangsung di sebuah gedung milik keluarga Calon suami Mbak Anya. Dan acara pun hanya akan di hadiri oleh orang-orang terdekat saja.

Rachel memilih untuk mencepol rambutnya. Menyisakan beberapa helai rambut yang tidak tercepol. Ia meraih tas slempangnya, memilih menunggu kedatangan kedua sahabatnya di teras rumah.

Dan tepat ketika Rachel membuka pintu depan. Rachel melihat sebuah mobil sedan berwarna merah menyala berhenti tepat di halaman rumahnya. Rachel segera mengunci pintu, kemungkinan ia akan lama berada di tempat acara. Setelah itu Rachel buru-buru memasuki mobil tersebut. Ia melihat sosok Nada dan Audi yang terlihat begitu cantik pagi ini.

"Simple amat dandanan lo?" Tanya Audi.

Rachel menyenderkan tubuhnya ke sandaran kursi.

"Gue bukan dateng ke acaranya Pak Presiden. Jadi gak perlu ribet-ribet." Jawab Rachel.

"Gays. Sebentar lagi kita lulus, udah ada Planning mau lanjut kemana?" Tanya Nada.

"Universitas Indonesia." Jawab Audi.

"Kerja." Jawab Rachel. Rachel sama sekali tidak memiliki niat untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Ia tidak ingin merepotkan Ayahnya, setelah lulus nanti. Rachel ingin fokus pada pekerjaannya meskipun hanya menjadi seorang pelayan Caffe. Ia ingin mencari uang yang banyak untuk menebus Aileen, ia ingin membawa Sang Ayah ke rumah sakit yang lebih bagus agar Ayahnya bisa kembali membuka mata. Sungguh Rachel sangat merindukan kedua orang itu, hidup Rachel rasanya kosong setelah di tinggal pergi oleh Sang Bunda di tambah Aileen harus berada di tangan orang lain akibat hutang kedua orang tuanya. Dan sekarang, Ayahnya tengah terbaring koma.

"Langsung nikah aja si, cari laki yang banyak duit. Biar bisa bantu perekonomian lo." Ujar Audi sambil melirik ke arah Rachel yang duduk di kursi belakang.

Rachel memutar bola matanya malas.

"Gue cuma butuh laki-laki yang mau bersama gue di sudut kesederhaan gue. Bukan laki-laki yang banyak duit tapi gak bisa buat gue bahagia." Jawab Rachel.

"Mending lo sana nikah, gak usah segala pengen jadi wanita karir." Celetuk Nada.

"Lo sendiri gak mau nikah gitu, gue tau soal asmara lo sama anak kelas sebelah." Ledek Audi sambil mencolek lengan Nada. Nada menatap tajam ke arah sahabatnya itu sementara Rachel hanya mampu menggeleng-gelengkan kepalanya.

Tiga puluh menit telah berlalu, sampai akhirmya mobil yang di kendarai oleh Nada sampai di depan sebuah halaman luas yang sudah di penuhi oleh kendaraan beroda empat, tepat di depan mereka. Berdiri sebuah gedung besar dan mewah tempat berlangsungnya acara.

Nada dan Audi melangkah memasuki gedung di ikuti oleh Rachel di belakangnya, banyak sekali para tamu yang datang namun lebih di dominasi oleh tamu-tamu wanita dan pria. Yang menjadi tamu remaja hanya Rachel, Nada dan Audi saja.

Tak jauh dari keberadaan mereka. Sudah banyak orang berkumpul menyaksikan ijab kabul. Rachel, Nada dan Audi segera melangkah menghampiri orang-orang tersebut. Beruntung mereka tidak terlambat menyaksikan sesuatu yang sakral ini.

Mbak Anya tersenyum melihat kedatangan sahabat-sahabatnya. Wanita itu nampak cantik dengan balutan baju pengantin yang sedikit memperlihatkan bagian atasnya. Karena gaun pengantinnya hanya sebatas dada.

Will Be Fine ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang