🐳Sayang

1.2K 64 4
                                    

Dua hari setelah perkumpulan untuk menyelesaikan permasalahan yang menimpa rumah tangga Jelang dan Rachel, Jelang memutuskan untuk kembali membawa Rachel pulang. Tidak hanya itu, Jelang pun mengikuti permintaan Pak Anjar untuk membawa Nada sekaligus.

Memang canggung dan aneh rasanya ketika dikelilingi oleh dua wanita yang sedang hamil. Dua wanita yang sama-sama sedang meminta pertanggung jawaban Jelang.

Jelang membuka pintu rumahnya lebar-lebar. Mempersilahkan Rachel dan Nada untuk masuk, sementara dirinya harus membawa barang-barang milik Nada.

"Lo tidur Sama gue aja."

Jelang melirik ke arah Rachel yang tengah berbicara dengan Nada.

Dalam kondisi apapun, Kebaikan hati Rachel tetap tidak memudar. Padahal Jelang sudah menyakiti hatinya berkali-kali. Seharusnya Rachel berhak pergi meninggalkan laki-laki bejat seperti Jelang, namun Rachel memilih untuk tetap bertahan bersama Jelang. Jelang merasa menjadi laki-laki paling bodoh karena telah menyia-nyiakan wanita seperti Rachel.

"Gak usah. Lo sama Jelang aja, lo tau sendiri. Gue paling gak suka tidur ditemenin," jawab Nada sambil tersenyum tipis ke arah Rachel.

Jelang pikir. Keduanya akan saling membenci setelah kejadian itu, namun nyatanya. Jelang bisa melihat sendiri bagaimana interaksi kedua wanita itu. Mereka terlihat baik-baik saja seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Berbeda sekali dengan Jelang yang bahkan tidak tahu kapan dirinya akan terlihat baik-baik saja.

Rasa bersalah kini masih mendominasi diri Jelang.

"Ya udah. Kalau lo perlu apa-apa, gak usah sungkan buat minta tolong sama gue," kata Rachel.

Nada menganggukan kepalanya. Kedua wanita itu memilih untuk duduk di sofa, dalam keadaan perut besar membuat mereka gampang kelelahan.

Setelah menaruh barang-barang Nada di kamarnya. Jelang hanya mampu berdiri dengan jarak cukup jauh dari dua wanita itu. Jelang hanya mampu menatap Rachel dan Nada dari kejauhan. rasa bersalah yang masih menyelimuti membuat Jelang terlihat begitu ketakutan. Takut berbicara dengan mereka, bahkan hanya untuk menatap mereka secara terang-terangan saja Jelang tidak berani. Jelang benar-benar sudah pantas dicap sebagai laki-laki pengecut.

Namun di sisi lain Jelang bersyukur. Karena melihat Rachel dan Nada yang tetap baik-baik aja, tidak ada keributan yang mereka timbulkan di rumah ini. Jelang hanya perlu mempersiapkan dirinya. Ia tidak akan pernah bosan untuk meminta maaf pada Rachel dan kelurganya.

Jelang pun memilih untuk pergi dari tempat ia berdiri, ia rasa. Halaman belakang rumah adalah tempat yang tepat untuk dijadikan tempat merenung.

"Sumpah ya Hel, jadi wanita hamil itu ribet. Karena gue gak punya suami, jadi yang sering gue repotin itu bokap gue. Setiap gue pengen sesuatu, pasti selalu bokap yang gerak cepat."

Rachel tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Nada barusan.

Tak lama. Tawa Rachel berhenti seketika, Rachel menatap lekat ke arah Nada yang sedang memainkan kuku-kuku cantiknya. Lalu tatapan Rachel beralih ke arah perut besar Nada.

"Nada," panggil Rachel.

"Hmmm." Nada menoleh ke arah Rachel yang saat itu sedang menatapnya.

"Lo pernah punya pikiran gak sih buat gugurin kandungan lo?" Tanya Rachel tiba-tiba. Bukan tanpa maksud Rachel bertanya seperti itu, hanya saja. Bayi yang saat ini ada di perut Nada adalah bayi hasil dari luar nikah. Nada maupun Jelang pasti sama-sama tidak menginginkan bayi tersebut. Mengingat mereka sama sekali tidak memiliki hubungan spesial selain hubungan antar sesama rekan kerja. Kejadian itu pun tidak sepenuhnya keinginan mereka.

Will Be Fine ✓Where stories live. Discover now