🐳Rekan

1.4K 65 2
                                    

Sedekat apapun kedekatan ketiganya. Akan ada masanya dimana semuanya sibuk dengan urusan masing-masing, waktu dimana meluangkan waktu barang sedikit saja benar-benar tidak bisa karena jadwal yang selalu padat.

Mendengar kabar sebentar lagi Audi akan pergi ke China. Tak menutup kemungkinan kalau Rachel sedih, masih jaman sekolah saja Audilah yang paling sulit meluangkan waktu karena kesibukannya, apalagi jika Audi sudah memulai hidup barunya di Negeri orang lain. Rachel, Nada dan Audi akan sangat jarang bertemu bahkan tidak pernah lagi.

Nada sedang sibuk-sibuknya membantu bisnis orang tuanya yang membuatnya sering sekali ke luar kota bahkan keluar negeri. Kesempatan yang mereka miliki untuk berkumpul semakin sedikit.

Tapi Rachel tidak bisa berbuat apa-apa selain menerima. Menerima keputusan Audi untuk melanjutkan pendidikannya ke China, menerima keputusan Nada untuk lebih fokus mengurus bisnis orang tuanya dan menerima bahwa waktu mereka untuk bertemu pun perlahan tidak ada.

Rachel kembali teringat dengan pembicaraannnya dengan kedua sahabatnya kemarin.

Rachel bahkan tidak tahu menahu kalau selama ini Jelang memiliki hubungan bisnis dengan Nada, dan ternyata saat keluar kota waktu lalu. Jelang dan Nada bertemu di sana. Jelang sama sekali tidak menceritakan apa-apa kepada Rachel, bahkan Jelang tidak menceritakan apa saja yang ia kerjakan selama di luar kota waktu lalu.

Rachel tersadar dari lamunannya saat ia menyadari kehadiran seseorang.

Jelang harus kembali bekerja setelah menikmati waktu istirahatnya kemarin. Laki-laki itu sudah rapih dengan setelan pekerja kantor yang selalu Rachel lihat setiap hari. Setiap laki-laki itu akan berangkat bekerja.

Sejak kepulangan Nada dan Audi setelah berkunjung kemarin, Rachel sama sekali tidak berbicara pada Jelang. Malamnya pun Rachel tidur lebih awal. Terlihat lain dari biasanya.

Rachel bahkan bangun lebih awal pula hanya untuk membuatkan sarapan dan membersihkan rumah. Bahkan ia tidak membangunkan Jelang seperti biasanya.

Melihat Jelang semakin mendekat. Rachel pun bangkit berdiri berniat untuk meninggalkan meja makan. Lagipula tugasnya sudah selesai, sarapan juga sudah tersaji di meja makan.

"Mau kemana?"

Rachel bisa merasakan tangan Jelang menahan pergelangan tangannya. Rachel bahkan enggan menatap laki-laki itu.

"Mau mandi," jawab Rachel tanpa melihat ke arah Jelang. Perlahan. Rachel melepaskan tangan Jelang yang mencekal lengannya.

Jelang tentu tidak membiarkan Rachel pergi begitu saja. Jelang diam bukan berarti Jelang tidak mengerti situasi yang saat ini sedang terjadi.

Sejak kepulangan Nada dan Audi kemarin. Sikap Rachel berubah, lain dari biasanya. Rachel sama sekali tidak mengajaknya bicara, melakukan sesuatu tanpa melirik ke arah Jelang sedikit pun seolah-olah Jelang tidak ada. Bahkan Rachel tidur lebih awal. Karena biasanya sebelum tidur, Jelang dan Rachel akan melakukan sesuatu yang setidaknya dapat menghibur. Seperti mengobrol ria atau bermain game.

Dan pagi ini pun sikap Rachel masih sama. Diam seribu bahasa tanpa ada niatan membicarakan sesuatu yang mengganjal pikirannya.

"Gue ada salah sama lo?" Tanya Jelang hati-hati.

Jelang bisa mendengar suara helaan nafas Rachel.

Dari helaan nafasnya saja Jelang tahu. Pasti ada sesuatu yang begitu membebani Istrinya, sampai-sampai Jelang didiamkan seperti ini.

Rachel memutar tubuhnya, kini posisi keduanya saling berhadap-hadapan.

"Kenapa lo gak cerita?" Tanya Rachel dengan suara pelan. Rachel bersusah payah meneguk air ludahnya, seperti ada sesuatu di tenggorokannya.

Will Be Fine ✓Where stories live. Discover now