🐳Belanja

1.5K 75 8
                                    

"Hel, bangun."

Jelang menggoyang pelan lengan Rachel. Membuat si empunya menggeliat dalam tidurnya. Tak lama, kedua mata itu terbuka. Hal pertama yang Rachel lihat adalah sosok Jelang yang tak lain adalah suaminya sendiri yang tengah berdiri di hadapannya. Laki-laki itu nampak sangat tampan dengan balutan kemeja putih dibalut jas hitam, celana bahan dan juga sepatu Pantopel.

Rachel menepuk jidatnya kala ia teringat sesuatu.

"Kenapa lo gak bangunin gue?!" Pekik Rachel.

Jelang tertawa melihat tingkah istrinya, dalam keadaan baru bangun tidur saja Rachel terlihat sangat cantik, beruntungnya Jelang yang mendapat kiriman jodoh dari Tuhan berupa bidadari seperti Rachel.

"Sarapan yuk," ajak Jelang.

"Hah?"

"Gue udah buat sarapan."

Rachel menghela nafas cukup panjang. Mengapa ia sampai telat bangun seperti ini, pernikahannya masih seumur jagung. Tapi, Rachel sudah membuat kesalahan yang cukup fatal yang bisa saja membuat Jelang pergi meninggalkannya dan mencari wanita yang lebih baik ketimbang Rachel.

Bayangkan saja. Hal pertama yang Rachel lihat adalah sosok Jelang yang sudah rapih dengan setelan kerjanya. Otomatis Jelang menggosok sendiri baju-baju kerjanya ditambah laki-laki itu membuat sarapan pula.

Astaga, apa yang sudah Rachel lakukan?

Tanpa di duga. Rachel melingkarkan kedua tangannya di pinggang Jelang, menyandarkan kepalanya di perut laki-laki itu.

Tentu saja hal itu membuat Jelang terkejut bukan main. Tapi tak menutup kemungkinan jika Laki-laki itu senang mendapat pelukan langka seperti ini dari istrinya.

Jelang mengelus lembut rambut Rachel, membuat Rachel semakin nyaman mendekap laki-laki itu. Mendadak Rachel tak ingin Jelang pergi bekerja hari ini. Gadis itu ingin Jelang berada di rumah, berdua dengannya. Namun hal itu tak mungkin terjadi, sudah dua hari Jelang cuti dari kerjanya karena sibuk mengurus Rachel di rumah. Sungguh, Rachel merasa tidak berguna menjadi seorang Istri.

"Maaf," lirih Rachel. Kepala gadis itu mendongak, hingga kini tatapan keduanya pun bertemu.

"Buat?" Tanya Jelang. Tangannya masih sibuk mengelus rambut Rachel.

"Gue bangun telat. Jadinya lo yang nyiapin semunya, termasuk gosok baju terus buat sarapan. Gue merasa gak berguna jadi bini lo," jawab Rachel.

Jelang tertawa kecil menanggapi ucapan Rachel barusan.

"Gak apa-apa. Lagian kaki lo masih pincang," jawab Jelang.

Rachel semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Jelang.

"Ayo kita sarapan, gue masakin telor mata sapi spesial buat lo."

"Gendong." Rachel mengangkat kedua tangannya. Raut wajahnya terlihat sangat menggemaskan di mata Jelang, membuat Jelang ingin sekali mengurungkan niatnya untuk pergi bekerja dan lebih memilih untuk segera menerkam Rachel saat ini juga. Namun hal itu tentu tidak mungkin ia lakukan.

Jelang mengacak-ngacak gemas rambut Rachel. Membuat rambut Rachel yang semula sudah berantakan kini tambah berantakan.

Jelang berjongkok di hadapan gadis itu. Tak lagi menunggu lama, Rachel segera naik ke atas punggung suaminya. Melingkarkan kedua kakinya ke pinggang Jelang. Sementara kedua tangannya melingkar di leher Jelang.

Laki-laki tampan yang sudah rapih mengenakan setelah pekerja kantoran. Kini nampak terlihat sangat menggemaskan. Menggendong Sang Istri yang baru saja bangun tidur.

Will Be Fine ✓حيث تعيش القصص. اكتشف الآن