🐳Kiss?

2.8K 102 1
                                    

Rachel tidak pernah menyukai keramaian, karena ketika ia berada di tempat yang ramai. Rachel akan sulit menangkap siapa dirinya, ia akan sulit bermain dengan imajinasi dan logikanya. Sementara kedua sahabatnya--Nada dan Audi sibuk melahap makanan apa saja yang tersedia. Di meja tepat di hadapan Rachel, sudah banyak olahan daging ayam yang di jadikan berbagai jenis makanan. Rachel sama sekali tak memakan makanan itu, karena ia memiliki Alergi pada daging ayam. Jika Rachel tak sengaja memakan daging ayam, wajah Rachel akan berubah menjadi pucat sepucat mayat.

Sementara Nada dan Audi tidak kenyang-kenyangnya melahap apa saja yang ada di depan mata. Rachel tadi hanya meminum segelas air berwarna merah itupun ia sudah merasa kenyang.

"Gue cabut." Rachel bangkit berdiri membuat Nada dan Audi menatap ke arahnya bingung.

"Mau kemana? Ini makanan masih banyak, enak-enak. Makanan orang kaya, kali aja kalau lo makan ini lo jadi ikutan kaya." Ujar Audi.

"Geser sedikit bisa? Lo nempelin gue mulu kayak lintah kawin!" Kesal Nada mendorong bahu Audi.

"Toilet." Rachel segera melangkah pergi, ia sempat melihat banyaknya laki-laki berjas yang baru saja datang. Rachel tak memperdulikan mereka, ia harus segera ke tempat sepi agar pening di kepalanya menghilang.

Rachel tak menyadari, setiap kaki itu melangkah. Ada seseorang tepat di belakangnya yang mengikuti Rachel.

Wajar jika toilet sepi tidak ada satu orangpun, karena orang-orang tengah sibuk dengan acara pesta. Rachel menyalakan keran, ia membasuh sedikit kedua matanya dengan air. Terlalu lama berada di tempat terbuka seperti Rooftop membuat kedua mata Rachel terasa perih karena terlalu lama terkena angin.

Rachel tersentak ketika mendengar suara dentuman cukup keras, ia juga mendengar suara gemercik kunci. Rachel menoleh untuk melihat apa yang terjadi di tempat sesepi ini. Ia cukup terkejut melihat seorang laki-laki berkemeja Maroon tengah tersenyum miring sambil menatap ke arahnya, laki-laki itu menyenderkan punggungnya pada pintu yang sudah terkunci.

Yang lebih membuat Rachel terkejut adalah ketika Rachel menyadari siapa seseorang yang sedang bersamanya sekarang, seseorang yang waktu lalu pernah menabrak sepedanya hingga Ban sepeda miliknya penyok dan dia pula seseorang yang memarahi Rachel karena meminta ganti rugi.

Rachel menyembunyikan raut terkejutnya dengan wajah judesnya. Ia menatap datar ke arah seseorang yang tengah melangkah mendekatinya. Refleks Rachel pun memundurkan langkahnya agar tidak berdekatan dengan laki-laki menyebalkan itu.

"Gak nyangka gue bisa ketemu lo di sini." Laki-laki yang tidak Rachel ketahui namanya itu semakin melangkah mendekati Rachel.

"Dan gue baru tau ternyata lo pelayan baru di sini. Kenalin gue Jelang." Laki-laki bernama Jelang itu mengulurkan tangannya.

Rachel tak membalas uluran tangan Jelang, gadis itu hanya berdecih sambil membuang wajah ke arah lain.

Jelang kembali menurunkan tangannya yang hanya melayang di udara, laki-laki tampan tersebut mengarahkan kedua matanya untuk menelisik toilet yang begitu sepi ini.

"Gak lupa kan sama hutang lo?" Tanya Jelang sakartis, ia masih terus berusaha mengajak gadis jutek itu untuk berbicara.

"Lo nanya gue?" Tanya Rachel datar sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Lo pikir aja, di sini emang ada orang lain selain kita berdua?" Tanya Jelang.

Rachel kembali berdecih, ia rasa urusannya di tempat ini sudah selesai. Sebaiknya Rachel segera pergi takut Nada dan Audi mencarinya.

Rachel melangkah melewati laki-laki itu, namun pergelangan tangannya di cekal oleh laki-laki bernama Jelang itu. Mau tak mau, Rachel kembali berhadapan dengan Jelang.

Will Be Fine ✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant