🐳Gudang

2.6K 95 0
                                    

Rachel mengayuh sepeda bututnya dengan kecepatan tinggi, Rachel tak menyangka ia akan seterlambat ini berangkat ke sekolah. Meskipun biasanya Rachel datang terlambat, ia hanya akan terlambat beberapa menit saja, tidak dengan hari ini. Rachel terlambat masuk satu jam.

Beruntungnya Ban sepedanya yang penyok sudah di ganti dengan yang baru, bahkan Ban yang baru berfungsi dengan sangat baik di bandingkan Ban yang lama.

Rachel berhenti mengayuh sepeda ketika ia sudah berada di depan gerbang sekolah yang ternyata belum di tutup, padahal hari sudah semakin siang.

"RACHEL!!"

Rachel menggerakan bola matanya untuk mencari siapa yang memanggil namanya, dan Rachel dapat  menemukan kedua sahabatnya yang tengah melambai-lambaikan tangannya. Rachel segera memasukan sepeda bututnya ke parkiran khusus.

Iya, Khusus orang susah seperti Rachel dan kedua sahabatnya.

Bahkan hanya tempat parkir saja harus sesuai derajat. Yang membawa mobil mendapat tempat parkiran yang sangat bagus, yang membawa motor mendapat parkiran yang lumayan bagus. Sementara yang membawa sepeda seperti Rachel dan kedua sahabatnya mendapat tempat parkiran yang paling buruk.

Sikap Rachel akan berubah seratus delapan puluh derajat ketika bersama dengan sahabat-sahabatnya. Rachel akan berubah menjadi gadis yang hangat dan mudah untuk tersenyum. Sementara jika bersama dengan orang lain atau berada di lingkungan orang lain, Rachel akan berubah menjadi gadis yang jutek, sulit tersentuh dan sama sekali tidak ada kata ramah dalam dirinya.

"Tumben pintu gerbang gak di tutup?" Tanya Rachel setelah ia berada di hadapan sahabat-sahabatnya.

Salah satu sahabat Rachel yang memiliki tubuh sedikit berisi menarik tangan Rachel. Ketiga gadis itu melangkah beriringan menuju kelas mereka, walaupun mereka tahu. Jika sudah telat seperti ini mereka tidak akan di biarkan masuk kelas oleh guru yang mengajar.

"Gue yang ngendaliin, biar gerbangnya tetep kebuka buat lo."

Rachel hanya tertawa kecil sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Yakin kita bisa masuk? Bolos aja yuk, kita nyebat di gudang." Ajak salah seorang gadis berponi.

"Cek kelas dulu lah. Siapa tau gurunya nggak masuk."

Rachel, Nada dan Audi melangkah beriringan di koridor. Tiga orang gadis yang sama-sama mengenakan sepatu Kodachi lusuh tersebut berhenti tepat di depan kelas yang pintunya tertutup rapat.

Rachel yang memiliki tubuh sedikit tinggi dari sahabat-sahabatnya mencoba melihat suasana kelas lewat jendela, Sementara Nada dan Audi mencoba melihat suasana kelas lewat celah kecil di pintu.

"Dugaan gue bener, gak ada guru yang masuk. Jadi gimana? Mau bolos atau masuk kelas?" Tanya Nada.

Rachel dan Audi tak menjawab pertanyaan Nada, kedua gadis itu langsung mendorong pintu kelas hingga terbuka lebar. Membuat penghuni kelas terkejut dengan kedatangan Rachel, Nada dan Audi. Mungkin mereka mengira jika yang masuk adalah guru.

Seketika banyaknya gumpalan kertas mendarat mulus mengenai tubuh Rachel, Nada dan Audi. Ini termasuk sambutan paling menarik setiap mereka masuk kelas.

"HUUUUUUUU!!" Suara sorakan terdengar menggema.

Rachel, Nada dan Audi yang memang pada dasarnya adalah murid atau siswi paling cuek, memilih untuk mengabaikan sorakan-sorakan dari penghuni kelas. Tak sedikit yang berkata kasar karena begitu kesalnya dengan ketiga gadis itu.

Rachel, Nada dan Audi tidak duduk terpisah. Ketiga gadis itu duduk bersamaan di sebuah kursi panjang dan hanya di sediakan satu meja. Mereka di asingkan ke tempat paling pojok yang sering sekali bocor ketika hujan atau banyaknya nyamuk karena tempat mereka selalu di jadikan tempat pembuangan sampah oleh penghuni kelas yang lain.

Will Be Fine ✓Where stories live. Discover now