🐳Maaf

1.5K 74 2
                                    

Setelah mengetahui dimana keberadaan Rachel. Jelang buru-buru melajukan mobilnya menuju ke kediaman Rachel. Jelang tidak tahu apakah Rachel menceritakan masalah ini kepada Ayahnya atau tidak? Yang jelas. Jelang perlu minta maaf. Meminta maaf kepada Rachel ataupun Ayahnya.

Perasaan Jelang juga sudah sedikit membaik. Awalnya ia kewalahan mencari Rachel, Jelang juga tidak berani untuk bertanya pada Bundanya. Karena ia takut dimarahi oleh wanita itu. Beruntungnya ada sosok Anya yang dengan baik hati mau memberitahunya dimana keberadaan Rachel. Meskipun Jelang tahu, istri dari Kakak kandungnya itu sangat membencinya atas apa yang telah terjadi pada Rachel.

"Kerjaan kamu sudah beres? Kata Rachel kamu gak pulang karena nginep di kantor. Makanya Rachel ke sini," ujar Ayah. Pria itu menyeruput kopi buatannya sendiri.

Sementara Jelang hanya tersenyum kikuk, dalam hati. Ia terus mengucapkan rasa terima kasih kepada istrinya karena tidak menceritakan masalah rumah tangganya kepada orang tuanya. Karena Jelang pikir ia akan dimarahi habis-habisan oleh mertuanya dan Rachel tidak ingin bertemu dengannya.

Nyatanya, kedua orang itu tetap menerima Jelang dengan baik. Sekalipun Jelang sudah menyakiti Rachel.

Saat ini Jelang tengah menunggu istrinya berganti pakaian.

"Jelang udah gak kerja di kantor, kemarin Jelang nyelesain kerjaan terakhir. Soalnya Ayah minta Jelang buat ngurusin Caffe," kata Jelang sambil menyeruput minumannya.

Ayah nampak mengangguk-nganggukan kepalanya.

Tak lama, muncul sosok Rachel yang baru saja keluar dari kamarnya.

Jelang dan Ayah refleks bangkit berdiri.

Melihat kondisi Rachel. Membuat Jelang enggan untuk menatap mata itu.

"Yah. Rachel pulang dulu. Nanti kapan-kapan Rachel nginep lagi." Rachel tersenyum lantas memeluk tubuh Ayahnya sebentar.

Dalam kondisi sedang tidak baik. Bagaimana Rachel bisa tersenyum seperti itu?

Hal itu tentu membuat Jelang merasakan nyeri pada bagian dadanya. Perlakuannya pada Rachel sungguh sangat keterlaluan, tentu tidak mudah bagi Rachel untuk memaafkan Jelang.

Jelang lantas segera menyalimi punggung tangan mertuanya, keduanya pun lalu melenggang pergi.

Jelang melirik Rachel yang duduk di sampingnya. Gadis itu nampak begitu tenang, pandangan Rachel nampak fokus pada jalanan. Sesekali menoleh ke arah jendela untuk melihat suasana jalanan yang dipadati oleh para pengendara.

Usia Rachel masih begitu muda untuk merasakan pahitnya rumah tangga. Memang, menikah tidak seenak apa yang dibayangkan, akan ada waktu dimana masalah datang untuk menguji pasangan suami istri. Akankah mereka mampu bertahan atau malah sebaliknya.

Harus Jelang akui, ia bukanlah laki-laki yang baik, ia bukan laki-laki yang bisa menjanjikan kebahagiaan untuk pasangannya. Namun Jelang akan berusaha untuk membuat Rachel hidup bahagia dengannya. Jelang tidak ingin kata perpisahan keluar dari mulut Jelang ataupun Rachel.

Sepanjang perjalanan, suasana di dalam mobil begitu hening. Jelang maupun Rachel sama-sama tidak ada yang membuka suara untuk mencairkan suasana.

Mulai merasa jengah, Jelang membelokan mobilnya ke area yang begitu sepi. Lantas memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.

Rachel sontak menoleh ke arah Jelang.

"Ko berenti?" Tanya Rachel bingung. Rachel mengedarkan pandangannya ke segala penjuru. Tempat ini sama sekali tempat yang tidak dikenali oleh Rachel.

Jelang tiba-tiba saja menyentuh kedua pundak Rachel. Meminta Rachel untuk menghadapnya.

"Kenapa?" Tanya Rachel.

Will Be Fine ✓Where stories live. Discover now