🐳Tak Ingin

984 64 2
                                    

Hal ini tidak akan mungkin terjadi jika rasa cinta tidak muncul di dalam hati keduanya.

Rumah tangga yang sudah dibangun susah payah, hancur begitu saja karena masalah yang kini kerap sekali menimpa pasangan suami istri. Yaitu kehadiran orang ketiga.

Terkadang seseorang memilih pergi bukan berarti tidak cinta. Melainkan memang ada sesuatu yang tidak bisa untuk dipaksakan.

Perasaan seseorang mudah berubah-ubah. Yang tadinya benci bisa menjadi cinta. Begitupun sebaliknya.

Selama ini dugaan Rachel benar. Ternyata Nada mempunyai perasaan lebih kepada Jelang. Dalam artian perasaan wanita kepada seorang laki-laki, lebih dari sekedar partner kerja.

Rachel tidak tahu apakah Jelang juga mencintai Nada atau tidak. Tapi yang Jelas, rumah tangganya sudah tidak bisa diperbaiki.

Rachel hampir mati karena tindakan Nada. Dan semenjak kejadian itu. Pihak keluarga memutuskan untuk memisahkan Rachel dan Jelang, Rachel terpaksa harus ikut dengan sang Ayah pindah ke tempat lain. Sementara Jelang dibiarkan menderita seorang diri. Pihak keluarga pun membiarkan hubungan Jelang dan Rachel dalam keadaan tidak jelas. Bersama tidak, berpisah pun belum pasti.

Belum ada permintaan cerai yang keluar dari mulut keduanya.

Kini kehamilan Rachel sudah menginjak usia 9 bulan. Kemungkinan persalinan akan dilangsungkan seminggu lagi.

Sudah satu jam Rachel duduk di sini. Di sebuah kursi yang ada di halaman rumahnya, memperhatikan Aileen yang semakin hari semakin tumbuh dengan baik. Anak perempuan itu bahkan sudah berani untuk berlari.

Rachel sedari tadi mengabaikan ponselnya yang terus berbunyi. Ada banyak pesan dan panggilan masuk dari Bunda. Bunda terus meminta Rachel untuk segera menceraikan Jelang, namun sampai detik ini pun Rachel belum kunjung memberikan jawaban. Karena Rachel tidak ingin.

Sekalipun ada banyak goresan luka di hati Rachel karena ulah Jelang, namun rasa sayang Rachel untuk Jelang tidak berkurang sedikit pun. Mereka yang terus-menerus meminta Rachel untuk segera menceraikan Jelang, tidak tahu seberapa besar rasa cinta dan sayang Rachel untuk Jelang. Begitupun sebaliknya.

Meskipun Rachel dan Jelang kini terpisah oleh jarak. Namun keduanya masih sering berhubungan lewat ponsel. Saling mengabari satu sama lain, dan tak lupa mengingatkan untuk selalu menjaga diri dan kesehatan.

Apalagi kini sebentar lagi Rachel akan melahirkan. Rachel ingin ada sosok Jelang yang mendampinginya saat melahirkan nanti.

"Aileen. Mandi yuk, sudah sore!" Teriak Rachel. Rachel bangkit berdiri. Melangkah mendekati sang Adik.

Tidak sulit untuk mengatur anak seusia Aileen. Anak perempuan itu begitu penurut sampai Rachel sangat amat menyayangi Aileen. Adik satu-satunya.

Baru saja keduanya hendak memasuki rumah. Sebuah mobil datang memasuki halaman, Aileen terlihat begitu senang melihat Ayah sudah pulang dari kerja. Begitupun dengan Rachel.

Ayah segera berlari menghampiri anak-anaknya.

"Gak nakal kan?" Tanya Ayah pada Aileen.

"Bawa apa lagi?" Tanya Rachel sambil melirik Paper Bag yang Ayah letakan di bawah.

"Baju-baju bayi. Dapet hadiah dari temen-temen Ayah, mereka seneng banget waktu tau kalau kamu sebentar lagi melahirkan," jawab Ayah. Rachel tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Rachel lantas segera membawa Paper Bag tersebut ke dalam rumah.

"Hel. Mertua kamu minta kamu buat melahirkan di sana." Ayah duduk di samping Rachel. Pria itu menatap putri kesayangannya yang tengah sibuk menonton televisi. Tapi Ayah yakin, fokus Rachel tak sepenuhnya pada layar televisi yang sedang menyala itu. Ayah bisa melihat sendiri bagaimana kosongnya tatapan itu.

"Ayah tau. Kamu sayang banget sama Jelang, tapi kalau seperti ini. Gak baik juga rumah tangga kamu terus dipertahankan."

Rachel mematikan televisi. Lantas ia menatap ke arah Ayah.

"Anak Rachel butuh seorang Ayah," lirih Rachel. Kedua matanya sudah berkaca-kaca.

"Ayah ngerti. Tapi gak ada cara lain selain berpisah Hel. Ayah gak mau kamu terus tersakiti, pilihan terbaik hanya berpisah."

Rachel sudah menangis terisak-isak.

"Ayah, Bunda. Maupun yang lain, gak akan pernah tau gimana perasaan Rachel."

****

"Setelah kamu dan Rachel resmi bercerai, Ayah akan kirim kamu ke Thailand. Cari kesibukan apapun yang bisa membuat kamu lupa dengan Rachel. Soal anak kamu, Ayah maupun Bunda gak akan larang kamu untuk ketemu sama anak kamu."

"Setelah Rachel melahirkan. Kamu harus segera mengurus perceraian kamu."

Jelang tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti kemauan kedua orang tuanya. Meskipun rasanya sulit, tapi Jelang harus bisa melakukannya.

Berpisah dengan Rachel dan juga anaknya. Adalah hal yang paling menyakitkan untuk Jelang, susah payah Jelang mendapatkan Rachel. Namun orang lain dengan begitu teganya meminta Jelang dan Rachel untuk berpisah. Bahkan mereka tak berpikir terlebih dahulu bagaimana kondisi Jelang dan Rachel setelah berpisah nanti.

Benar-benar egois.

"Gak usah sok sedih. Ini juga kesalahan kamu, siapa suruh tanam benih di rahim perempuan lain!" Setelah mengatakan hal itu. Bunda pun pergi diikuti oleh Ayah. Meninggalkan Jelang seorang diri.

Tanpa orang lain ketahui. Semenjak kejadian yang menimpa rumah tangga Jelang. Jelang sering sekali menangis di tengah malam yang sunyi, mengosumsi obat-obatan agar ia bisa tenang. Bahkan Jelang pernah berpikir untuk mengakhiri hidupnya saat ia merasa sudah tidak ada lagi yang perduli dengan dirinya.

Keluarganya benar-benar mengabaikan Jelang. Bahkan mungkin melupakan Jelang.

Tapi terkadang. Ada saja perkataan orang-orahg yang ada benarnya. Seperti, rumah tangga yang memang sudah tidak bisa untuk diperbaiki untuk apa harus dipertahankan? Meskipun pada akhirnya akan sama-sama tersakiti. Namun Jelang berharap Jelang maupun Rachel bisa melewati semuanya. Mereka memang tidak bisa ditakdirkan untuk bersama.

Jelang sadar. Kesalahan yang ia perbuat memang tidak mudah untuk dimaafkan, Rachel memang tidak pantas bertahan dengan seorang laki-laki bersama Jelang. Masa depan Rachel masih panjang, wanita itu harus bisa menemukan laki-laki yang jauh lebih baik dari Jelang. Laki-laki yang mampu menyayangi dan menjaga Rachel dengan baik. Lebih dari Jelang.

Rasanya percuma menangis sekeras apa pun. Karena isi hati ini tidak mungkin didengar oleh orang-orang yang sudah tidak memiliki rasa perduli.

Meskipun berat. Namun Jelang harus bisa melakukannya.

"Maaf. Karena belum bisa menjadi yang terbaik, maaf. Karena sudah menyia-nyiakan apa yang udah gue miliki."

-
-
-

04 Oktober 2020

Will Be Fine ✓Where stories live. Discover now