🐳Entahlah

1K 66 5
                                    

Seiring berjalannya waktu Rachel semakin merasa betapa sulitnya ketika sedang mengandung. Apalagi kini usia kandungan Rachel sudah menginjak tiga bulan. Tak terasa, sudah banyak hal sulit yang Rachel lalui selama ia hamil. Penciuman Rachel mulai terasa sensitif saat mencium wangi-wangi yang begitu menyengat sehingga membuat Rachel harus bolak-balik kamar mandi untuk memuntahkan cairan dalam perutnya. Jelang yang biasanya selalu memakai parfum saat akan berangkat kerja, kini tak lagi menggunakannya karena Rachel melarangnya. Padahal sebelumnya wangi tubuh Jelang sangat Rachel sukai sehingga Rachel betah berlama-lama berada di dekat laki-laki itu.

Rachel jadi mudah marah-marah dan menangis hanya karena hal sepele. Jujur saja, itu semua terasa melelahkan. Namun di sisi lain, Rachel senang. Akhirnya ia bisa merasakan menjadi seorang wanita yang sesungguhnya. Direpotkan saat masa-masa hamil sungguh menyenangkan sekaligus menyebalkan.

Hari ini Jelang tidak bisa menemani Rachel ke rumah bunda. Laki-laki itu sedang sibuk-sibuknya di caffe, terpaksa Rachel berangkat menggunakan taksi untuk mengantarnya ke rumah bunda. Sebelum pergi. Rachel merapikan rumah terlebih dahulu, memasak, menyapu dan mengepel rumah. Rachel juga menyempatkan diri untuk merapikan pakaian di dalam lemari yang sedikit berantakan, semenjak hamil. Rachel tidak bisa melihat sesuatu yang kotor walaupun sedikit, Rachel tidak bisa melihat sesuatu yang berantakan walaupun tidak banyak. Maka dari itu, sedikit apapun cucian di kamar mandi. Akan Rachel selesaikan dengan cepat, setidak banyak apapun pakaian tidak rapih di dalam lemari. Akan Rachel rapihkan dengan cepat.

Saat Rachel sedang mengeluarkan pakaian dari dalam lemari. Tidak sengaja Rachel menjatuhkan sesuatu yang menimpa wajahnya, segera Rachel memungut benda berwarna coklat yang tergeletak di lantai.

Rachel membolak-balik amlop coklat yang ada di tangannya. Niatnya untuk membuka amlop tersebut terurungkan karena Rachel rasa benda itu bukan miliknya, jadi Rachel tak punya hak untuk melihatnya. Siapa tahu ada sesuatu yang penting milik Jelang di dalam amplop tersebut. Rachel pun segera menaruh amplop tersebut pada tempatnya dan segera menyelesaikan tugasnya.

Usai tugasnya selesai. Rachel bergegas menuju keluar karena Taksi yang sudah ia pesan sudah menunggunya di depan gerbang.

"Tujuannya sesuai yang di sms kan Mbak?" Tanya Sopir taksi tersebut.

"Iya Pak."

Taksi pun melaju membelah jalanan, dan selama di perjalanan, Rachel hanya menatap ke arah luar jendela. Ada banyak sekali kendaraan yang berlalu lalang, hal itu tentu menjadi sesuatu yang sangat pas untuk dilihat.

Tiba-tiba Rachel teringat dengan sosok Alm Bunda. Sosok yang telah lama pergi meninggalkan Rachel. Dan sosok yang sudah lama sekali tidak Rachel lihat secara nyata. Dalam kondisi seperti ini, yang Rachel butuhkan hanya tangan halus Bunda kala memberinya ketenangan. Hanya Bunda yang mampu membuat Rachel lupa akan rasa takut yang ia rasa, dan hanya sosok Bunda yang saat ini Rachel butuhkan.

Rachel menyeka air mata yang tiba-tiba saja menetes membasahi pipinya, bibirnya bergetar menandakan bahwa Rachel teramat sangat sedih dan hanya butuh menangis saat ini.

Entahlah. Rachel pun tidak tahu, yang jelas rasanya hari ini perasaan Rachel bisa dibilang tidak baik-baik saja.

Sampai akhirnya taksi pun berhenti di depan gerbang rumah mertua Rachel. Setelah membayar sesuai nominal. Rachel pun segera turun.

Seorang satpam yang selalu menjaga rumah besar mertua Rachel pun segera membukakan pintu gerbang kala melihat sosok Rachel.

Rachel mengucapkan terima kasih kepada Satpam tersebut.

Dari luar saja suara keras Bunda yang sedang tertawa sampai terdengar begitu jelas. Entahlah apa yang sedang wanita itu tertawakan, tapi yang jelas Rachel senang. Karena mertuanya yang sangat baik itu dalam keadaan baik-baik saja.

Will Be Fine ✓Where stories live. Discover now