Rayhan Bab 17

1.4K 58 0
                                    

Jika kamu memang orang yang selama ini ku cari mengapa kau harus bersembunyi jujur saja aku menyerah dengan permainanmu yang membuat hati serta pikiranku lelah

-Rayhan Alfi Wibowo
________________________________

Hari ini adalah lomba voli, bernyanyi serta mendongeng dan kali ini Nabila terpilih sebagai perwakilan kelasnya untuk lomba mendongeng dan Mariana terpilih untuk lomba bernyanyi dan Ananda, Tifanny, Ardine, Beby, serta Neny terpilih untuk lomba voli
Ardine yang merasa terpilih sebagai perwakilan kelas untuk lomba voli langsung bangkit senang karna voli memang olahraga kesukaannya sedari kecil "Yes! Akhirnya gue kepilih buat lomba voli kalian harus semangat yak kita harus menang!" melihat ke-antusiasan Ardine semuanya jadi ikut bersemangat serta berangan-angan untuk menang

"Yups! Kita emang harus menang semangat buat kita!" ucap Mariana tak mau kalah semangat dengan Ardine

"Yak ntar kalo kita menang kita pasti bakal jadi berita hangat di kelas maupun di sekolah ini dan kelas ini juga bakal kepilih jadi kelas berprestasi buat tahun ini, woyy pasti seru tuh!" ungkap Nabila dengan angan-angannya sebagai pemenang lomba

"Udah lah jan banyak ngehalu kita harus buktiin kalo kita bakal menang jan omongan aja di gedein. Eh bentar lagi mulai lomba dongeng Bil cepetan keburu telat bisa di diskualifikasi ntar!" dengan nada sedikit membentak kepada Nabila untuk mengingatkan waktu lomba dongen segara dimulai

"Eh iya! Ya udah gue duluan ya guys doain gue!" sambil melambaikan tangannya ke udara serta senyuman yang merekah yang tak pernah hilang dari wajah Nabila

❤❤❤

Nabila pov

Setelah aku melambaikan tanganku pada temanku aku menuju di ambang pintu dan kali ini hal dimana hari pertama aku masuk sekolah itu terjadi lagi dimana sesosok lelaki yang mirip sekali dengan Rayhan melewatiku lagi dan menatapku dengan tatapan dingin

'What!?! Gimana bisa kemarin liatin gue sampek nggak kedip lah sekarang kok balik lagi jadi dingin plin plan kali yak tuh cowo!' gumamku dalam hati namun seketika aku teringat apa yang harus kulakukan sedari tadi

"Eh astagfirullah gue bakal telat!" segera aku berlari untuk menuju tempat lomba dongeng digelar walapun dengan kecepatan yang kecil namun setidaknya aku tidak terlalu terlambat

Dan sampailah diriku di tempat yang kutuju dan untung saja guru yang akan menjadi juri untuk lomba dongeng ini belum datang dan saat itu juga aku melihat Azizzah duduk sendirian dan sepertinya memberiku kode agar aku duduk disampingnya dan aku hanya menurut dengan nafas yang masih ngos-ngosan

"Lo kenapa bisa telat sih Bila?!" tanya Azizzah padaku karena aku terlambat

"Lo tau nggak kenapa gue bisa telat?!" dengan nada yang masih ngos-ngosan aku ingin Azizzah menjadi penasaran dengan ceritaku

"Nggaklah orang lo aja belum cerita gimana sih?!" dengan nada sedikit mengegas Azizzah melipat kedua tangannya di depan dadanya dan aku hanya membalasnya dengan kekehan

"Gue-" belum sempat melanjutkan pembicaraan guru yang akan menjadi juri datang dengan langkah santainya

"Pagi anak-anak sebelum mulai ibu bakal absen kalian dulu ya!" ucap Bu Sri guru yang akan menjadi juri untuk lomba ini

"Iya bu" kompak semua peserta dari kelas 9 sampai kelas 7 mengiyakan ucapan gurunya itu

Setelah mengabsen peserta yang mengikuti lomba dongeng kini giliran Bu Shinta yang berbicara

"Oke satu persatu kalian maju kedepan ya buat ambil satu kertas yang bakal jadi nomer urut kalian buat maju! mulai dari samping kiri ini silahkan maju!" Dan saat itu yang ditunjuk adalah Azizzah

Saat Azizzah sudah kembali ketempat duduk kini giliranku untuk maju mengambil nomer urut dan setelah aku mengambilnya aku kembali ke bangkuku bersama dengan sahabat baru ku siapa lagi jika bukan Azizzah

"Lo dapet nomer berapa?" tanyaku penasaran saat Azizzah baru membuka kertasnya

"Gila! Gue dapet nomer 2 Bil! Lo berapa?" ucapnya dengan nada yang merengek namun aku menghiraukannya dan mulai membuka kertas yang kupilih dan hasilnya...

"What?! Gue dapet nomer 20 wkwk" dengan nada yang sedikit menggoda Azizzah malah makin menjadi-jadi

"What?! Kok enak sih tuker dong Bil!" ucapnya dengan nada penuh permohonan namun aku menolaknya

"Nggak ah gue juga belum hafal jadi lo terima nasib aja hehe" Azizzah yang mendengar jawabanku hanya memanyunkan bibirnya dan pasrah

"Ya udah deh!" dengan nada berat nan pasrah Azizzah mulai menerima semuanya

❤❤
Hai sampai disini aja ya lagi males soalnya hehe... Oh iya yang quotes itu bakal berlanjut di halaman berikutnya jadi quotesnya ku tulis di halaman ini aja maap ya!
Jan lupa vote and commend yak!

RayhanWhere stories live. Discover now