Anak Baru Regaza

139 23 3
                                    

"si kenzo itu anak baru diregaza?" tanya allena yang memutar kursinya itu menghadap dengan meja milik ghesha dan vioreen seperti biasanya, sebelum bel masuk jam pelajaran dimulai.

Pagi ini, ghesha ataupun vioreen tidak datang terlambat ke sekolah, karena memang xanna dan allena sudah mengancam mereka berdua semalam lewat telpon untuk datang lebih pagi dari hari hari sebelumnya.

Karena memang hari ini ada pelajaran Pa Agus, secara xanna dan allena belum mengerjakan tugas kimia yang diberikan Pa Agus dua hari yang lalu, sementara dengan vioreen ia baru menyelesaikan tiga soal dari sepuluh soal, jadi itulah salah satu alasan mengapa mereka berdua menyuruh ghesha datang pagi, toh ada untung juga untuk vioreen karena ia juga belum menyelesaikan tugas itu.

Vioreen baru saja menaruh kotak pensilnya diatas meja belajar miliknya, dan membukanya lalu meraih satu bolpoin berwarna biru langit miliknya itu. Memang semua benda benda milik vioreeen itu tidak jauh dengan warna biru langit, karena vioreen memang sangat menyukai warna biru langit. "mungkin anak baru" sahut vioreen menjawab pertanyaan allena tadi.

Xanna memberghentikan tulisannya itu, dan mendongkakkan kepalanya kearah wajah mereka. "tapi item manis lho" ucap xanna yang membuat ketiga temannya itu terkejut mendengarnya.

"awas lo suka" ancam allena menekankan kata suka pada xanna.

"waktu SMP, dia pernah nembak gue" ujarnya yang membuat mereka bertiga terkejut mendengarnya, dan mulai menoleh kearah pandang wajah milik xanna.

"serius dia pernah nembak lo?" tanya ghesha yang terkejut mendengarnya. Sekarang gantian, xanna, allena dan vioreen lah yang terkejut medengar dan melihat tatapan ekspresi wajah ghesha yang tak biasanya, sementara xanna hanya menganggukkan kepalanya.

Vioreen memberhentikan sebentar tulisannya itu, dan menoleh kearah ghesha. "lo kenapa jadi kepoan gini sha?" tanyanya heran.

"nggak boleh?" jawabnya dengan dingin yang membuatnya kembali melanjutkan tulisannya itu.

"boleh sih, tapi masih dingin aja" ujar allena yang berada didepannya saat ini.

"lagian nggak bakal juga kali, kan dia anak regaza mana mungkin gue suka" ujarnya lagi dengan asal lalu melanjutkan tulisannya yang masih setengah lembar buku, padahal yang harus ia tulis masih sekitar dua lembar buku lagi.

"awas nanti kemakan omongan sendiri" ancam ghesha yang sedari kembali memainkan ponselnya lalu merubah posisi duduknya menjadi menyamping.

"ogah tujuh rupawan gue" jawab xanna lagi dan tetap menulis dengan bolpoinnya dan kertasnya itu.

Suasana hening kembali terjadi diantara mereka. Bagaimana tidak hening, mereka bertiga sibuk menyalin jawaban dari buku milik ghesha, memang ghesha temannya yang satu ini sangat baik sekali dengan mereka bertiga, untuk hal seperti ini ghesha lah salah satu kunci mereka bertiga.

Suara goresan bolpoin dari ketiganya beradu, seperti sedang perang dan bertarung saja, bagaimana tidak beradu waktu sudah menunjukkan pukul tujuh kurang lima menit lagi bel untuk berbunyi senyaring mungkin, jadi mereka semakin panic karena waktu mereka menyalin jawaban ghesha hanya tersisa lima menit. Sementara dengan ghesha ia kembali asik dengan ponselnya, entah apa yang membuat ghesha iscuit itu sampai tertawa yang membuat mereka tidak percaya melihatnya.

Tiba tiba xanna menarik buku milik ghesha kedalam genggamannya untuk bisa melihat lebih dekat dengan tulisan ghesha, memang tulisan cewe satu ini sangat kecil bahkan lebih kecil dari tulisan semut.

Ditambah lagi dengan tulisannya yang sedikit arogan seperti tulisan ceker ayam. Allena yang melihat xanna begitu saja mengambil buku milik ghesha, bertindak, padahal ia tinggal menulis kata kata terakhir yang ada dijawaban nomor sepuluh.

FRIENDSHIP : LOVE [END]Where stories live. Discover now