Penuh Tantangan

92 15 1
                                    

Pagi ini dengan penuh terpaksa allena harus bangun lebih pagi untuk menyiapkan sarapan untuk angga, karena tantangan mereka kemarin. Kalau bukan karena tantangan, jujur allena sangat malas sekali rasanya menyiapkan sarapan untuk si mulut mercon.

Allena baru saja mematikan alarm hitamnya itu yang berada dinakas kecilnya tepat disamping ranjang tidurnya. Ia segera bangun dari tidurnya lalu berjalan menuju arah meja belajarnya dan sedikit merapihkan peralatan gambarnya yang sudah berserakan diatas meja kemarin malam karena kegitan memuat desainer bajunya.

Lalu ia kembali menuju ranjangnya untuk merapihkan ranjangnya, walaupun memang disini ada bibi atau asisten rumah tangga pribadi miliknya yang selalu merapihkan barang barang milik allena, tetapi ia tidak ingin menambah pekerjaan bibi itu atau bisa dibilang lebih merepotkan untuk bibi, jadi lebih baik dirinya merapihkannya sendiri.

Setelah selesai merapihkan ranjangnya itu, ia segera beranjak menuju kamar mandi kamarnya dan meraih handuknya untuk membersihkan tubuhnya itu. Sekarang allena sudah berada didalam dapur rumahnya dan langsung mendapat sosok paruh baya didalam dapurnya itu, siapa lagi kalau bukan bibinya.

"hai bi" sapa allena yang langsung membuat bibinya itu terkejut.

"eh kodok" latah bibi itu membuat allena tertawa geli mendengarnya. Memang dirumah ini bibi lah salah satu orang yang paling perhatian dan peduli dengan allena, berbeda dengan dua manusia ular itu, yang kerjaanya hanya memikirkan harta dan warisan.

"eh si non, bikin bibi kaget aja" ucap bibi itu lalu kembali melanjutkan kegiatan masaknya itu, apalagi kalau bukan memasak sarapan untuk allena.

"bibi lucu juga ya" ucap allena yang masih tidak bisa menahan tawanya.

"atuh non ngagetin bibi, jadi malu kan bibinya" ucap bibi itu lalu mematikan kompornya dan mulai menaruh spatula yang ia pakai tadi. "tumben non pagi pagi gini udah siap, ada apa non?" tanya bibi itu sambil menoleh ke arah allena.

"allena mau masak bi" ucap allena yang membuat bibi itu terkejut.

"eh, ngapain non, biar bibi aja yang masak. Nanti tangan non kasar kalau pegang alat dapur" ucap bibi itu panik, kenapa allena majikannya ini ingin masak tiba tiba.

Terpaksa allena menjelaskan soal tantangandan permainan mereka kemarin sewaktu menginap dirumah ghesha pada bibinya itu. Bibinya terus mendengarkan tiap patah kata yang diucapkan oleh allena dan bibinya hanya mengangguk mengerti dengan penjelasan allena.

"ohh begitu non, bener mau masak sendiri? nggak mau dimasakin bibi aja?" tawar bibinya itu khawatir jika majikannya ini kenapa napa atau terjadi sesuatu dengan majikannya tetapi allena menggeleng kepalanya dengan cepat.

"bibi bantuin allena masuk masukin bahan apa aja" ucapnya tersenyum lalu mulai meraih ke peralatan dapur rumahnya.

"memangnya non mau bikin apa?" tanya bibinya itu yang memang masih belum mengetahui makanan yang ingin dibuat oleh allena.

"bikin nasi goreng spesial pakai milor mini aja bi" ucapnya yang langsung membuat bibinya beroceh menyebutkan bahan bahan apa saja yang diperlukan untuk membuat makanan yang disebut oleh allena.

Allena hanya menuruti ucapan bibinya saja dan mulai mengikuti langkah langkah pembuatannya sesuai dengan ucapan bibinya itu, sementara dengan bibinya, ia hanya duduk dikursi meja makan sambil memberikan intruksi untuk allena dan melihat allena membuat makanannya.

Tiga puluh menit sudah terbuang untuk membuat nasi goreng spesial lengkap dengan milor yang mini buatan allena itu. Dengan cepat allena memasukkan nasi goreng itu kedalam kotak bekal berwarna biru tua lalu memberikannya pada bibinya untuk mencium aroma nasi gorengnya apakah nasi goreng buatannya enak atau tidak.

FRIENDSHIP : LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang