Apa rencana yang sebenarnya?

98 13 1
                                    

Mata vioreen terbuka dengan jelas setelah kemarin malam tidur dengan sangat nyenyak dan sangat sunyi sekali keadaannya. Hanya mamahnya lah yang menemani dirinya kemarin malam, tidak ada suara berisik milik violet yang selalu menganggu dirinya ketika ingin beristirahat, dan tidak ada suara papahnya yang selalu bernyanyi bersama dengan violet yang menambah istirahat vioreen tidak tenang.

Iya, papahnya dan violet sempat menemani dirinya ketika dirumah sakit pada hari kedua, tetapi untuk hari ketiga hanya mamahnya lah yang menemani dirinya itu, vioreen hanya bernafas lega ketika hanya mamahnya yang pergi keruangan inapnya, tidak ada suara berisik lagi.

Pagi ini vioreen sudah bangun dari tidurnya, ia membuka matanya dengan jelas namun sebelum membukanya dengan jelas ia mengelus matanya sebentar lalu melihat sosok wanita yang sudah paruh baya tetapi masih terlihat muda, bahkan tetangganya mengira kalau wanita ini adalah kaka vioreen. Ia wanita itu mamah vioreen.

Yang sudah bangun sedari tadi dan sedang sibuk memainkan ponselnya sambil duduk berselonjor disofa ruang inap vioreen. Mamahnya menoleh ketika putrid sulungnya sudah bangun dari tidurnya, tetapi tetap memegang ponselnya. "sayang, sudah bangun?" tanya mamahnya lembut dan dibalas anggukan dari vioreen.

"mah vioreen masih lama kah disini?" tanya vioreen lesu, ia memang vioreen paling tidak suka jika dirinya harus dirawat dirumah sakit bahkan sampai disuruh menginap. Jangankan disuruh menginap untuk mencium bau rumah sakit saja ia ingin muntah. Tak betah rasanya.

"mungkin ini hari terakhir kamu dirumah sakit" jawab mamahnya ramah lalu mematikan ponselnya dan bangkit berdiri menghampiri putrinya itu.

Mamahnya meraih poni milik vioreen yang amat lembut dan halus itu lalu sedikit merapihkannya. "makanya jangan terlalu cape" ujar mamahnya yang langsung membuat vioreen berdecik kesal diranjang rumah sakit itu.

"kan ini juga karena tem-" jawab vioreen terpotong yang langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya membuat mamahnya curiga dengan vioreen, sebenarnya apa yang ingin putrinya sampaikan.

"karena apa?" tanya mamahnya lagi yang membuat vioreen kebingungan untuk menjawabnya.

"itu-karena-" jawab vioreen masih terbata bata berusaha keras memikirkan apa jawaban yang tepat untuk mamahnya yang penuh kecurigaan.

"karena apa sayang?" tanya mamahnya lagi lalu melepaskan tangannya dari poni milik vioreen.

"karena emang vioreen kecapean" alibi vioreen menyerah, semoga saja mamahnya percaya dengan jawabannya. Tetapi dengan tiba tiba mamahnya mendaratkan satu cubitan kecil pada tangan vioreen membuat vioreen berteriak terkejut sekaligus sakit karena cubitan mamahnay itu.

"udah dibilangin juga masih aja ngelak" ucap mamahnya tetapi vioreen hanya mengacuhkan mamahnya tidak menjawab dan masih fokus dengan bagian tangannya yang terkena cubitan kecil mamahnya itu.

"sakit tau mah" rintih vioreen kesakitan sambil mengelus tangannya pelan. Sementara dengan mamahnya, justru wanita itu tertawa mendengarnya.

"alay kamu" ucap mamahnya sambil tertawa geli sementara dengan vioreen ia berdecak kesal ditempatnya, bagaimana bisa ia mempunyai mamah yang seperti ini dengannya.

"oh iya mah, vioreen besok langsung masuk atau masih dirumah?" tanya vioreen yang membuat mamahnya berhenti menertawakan putrinya itu lalu menoleh ke wajah putrinya.

"terserah kamu aja" jawab mamahnya dan mendapat jawaban anggukan dari vioreen. "oh iya kemarin ghesha nelpon mamah" ucap mamahnya membuat vioreen yang tadinya fokus dengan tangannya itu kembali menoleh kearah wajah mamahnya.

"ngapain?" tanya vioreen heran.

"nanyain kamu lah, masa nanyain kebo" jawab mamahnya asal membuat vioreen semakin kesal. Mamahnya ini memang membuat dirinya kesal saja.

FRIENDSHIP : LOVE [END]Where stories live. Discover now