Regaza 'rusuh tiada henti' (2)

101 21 7
                                    

"gue curiga lo bukan mau keluar" ucap vioreen sambil memegang dagunya.

Sementara ketiga temannya menoleh kea rah vioreen seakan menunggu ucapan vioreen selanjutnya. "lo mau ketemu kenzo ya? Jujur lo!" ujar vioreen yang langsung membuat ghesha dan allena tertawa geli. Sementara dengan xanna hanya tersenyum malu.

***

"apaan sih, nggak jelas lo" alibinya asal yang membuat mereka tertawa kembali.

"awas jangan suka sama anak regaza" ingat allena pada xanna yang langsung mengangguk dengan cepat. Lalu segera merapihkan alat tulisnya itu kedalam ranselnya.

"regaza masih musuh kita" ketus ghesha yang menekankan kata musuh pada mereka.

***

Sudah sekitar tiga puluh menit mereka latihan dilapangan basket, tetapi para penonton khususnya kaum perempuan tiada henti berteriak riang dan terus menunggu dan menonton mereka sampai mereka selesai latihan.

Kali ini bola ada ditangan seaghan setelah Arthur memberinya umpan pada seaghan untuk dimasukkannya bola itu kedalam ring basket. Baru saja seaghan berlari pelan dan mendribel bola itu dengan ritme yang sangat halus, suara teriakan sudah menguncang seisi sekolah ini bahkan mungkin lima menit kemudian sekolah ini akan roboh karena suara teriakan mereka itu.

"ayo bang, dribel terus bolanya!"

"seaghan pacar gue, fighting!"

"semangat seaghan, ada aku disini!"

Mendengar kata ada aku disini, tiba tiba akbar berhenti sejenak lalu mengkissbay kaum perempuan yang ada disana yang semakin membuat mereka tambah meleleh, tetapi itu hanya untuk fans akbar saja tidak untuk fans yang lain yang menyoraki akbar membuat keenam temannya itu tertawa mendengarnya.

Sisterhood baru saja tiba dipinggir lapangan tempat dimana regaza berlatih basket dan para kaum perempuan sudah berteriak teriak yang menggema seluruh isi sekolah ini. Mereka baru sampai dari arah kantin, iya sebelum mereka ke tengah lapangan, allena mengajaknya untuk ke kantin dulu membeli minuman, karena memang cuaca yang sangat panas sekali.

Mereka sengaja berdiri dipinggir lapangan dan tidak ingin duduk disalah satu kursi yang kosong dekat dengan lapangan, jujur lebih baik mereka berdiri dan mencari tempat yang lumayan sejuk ditempati saat mereka berdiri, dari pada mereka duduk itu akan menghancurkan reputasi mereka sebagai sisterhood.

"dasar, kaum perempuan centil" ketus ghesha tak suka mendengarnya membuat mereka otomatis menoleh dan memasangkan raut wajah heran.

"lo kenapa sewot gitu sha?" tanya allena yang sedang minum satu botol minuman yang ia beli tadi dan menegukkannya hampir setengah botol.

Ghesha terkejut mendengar pertanyaan itu, untuk apa juga dirinya itu sewot oleh karena hal kecil seperti itu. "eh, hm itu berisik aja ditelinga gue" alibi ghesha untuk menghindar dari pertanyaan allena, sementara allena hanya mengangguk paham.

Mereka memperhatikan cara main regaza yang membuat perhatian mereka tepukau, cara main mereka itu sangat halus dan mulus sekali seperti mulusnya harapan vioreen yang palsu itu. Kerja sama tim yang baik dan bagus sekali.

Akbar mengoper bola itu kearah angga, tetapi angga tidak dapat menerimanya karena terlalu banyak tingkah dan banyak gaya sebelum akbar mengoper bola itu kearah angga, dilain sisi angga langsung mendapat ledekan dan teriakan ataupun sorakan dari seisi lapangan yang membuatnya hanya tercengir malu ditempat.

"heh! Mulut mercon! Kalau main nggak usah banyak gaya makanya" teriak allena sambil memegang minuman yang ia beli tadi.

Suara itu membuat angga menoleh, ia hafal betul suara ini, siapa lagi kalau bukan allena, si kembaran seaghan. Ia angga memang menyebutnya dengan kembaran seaghan. "woi kembaran seaghan! Nggak usah sewot deh lo" balasnya lalu langsung mendapat tatapan tajam dari seaghan dari arah sana.

FRIENDSHIP : LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang