Disband

55 7 12
                                    

Anyeong Yorobunn!! Ada yang rindu sama cerita FL gak nih? Kalau ada, kita satu tim. Aku juga rindu banget sama FL, cuman karena kesibukan jadinya jarang update deh, maafin yaa Yorobunn. Mianhe. 

Oke langsung aja yoo! Let's Go!!

------------------------------------------------

"Mulai detik ini, gue gak akan merasa kenal sama kalian dan gue akan anggap pertemuan kita kemarin cuman mimpi, gak lebih! Sekian,"

—Xanna Mark—

"Liat, liat. Ternyata mereka penghianat sekolah ini. Sumpah, gak akan nyangka kalau mereka bisa sekejam itu ternyata," suara bisikan itu terdengar di gendang telinga Allena.

"Kan gue bilang juga apa. Dari dulu mereka itu gak ada yang bener. Mungkin Kak Melati di pelet sama mereka, makanya mereka terpilih buat anggota inti. Liat sekarang kan? Kenyataannya kalau mereka emang lebih dari sekedar penghianat," kata siswi itu lagi.

"Pecundang kali," kata temannya yang lain. Lalu tertawa jahat.

Satu sekolah mulai membicarakan mereka pagi ini. Tolong lah, ini masih pagi, siapa lagi dalangnya kali ini. Manusia juga butuh batasan untuk istirahat, bukan hanya bekerja saja.

"Kalau begini akhirnya. Kenapa gak laporin ke Kepala Sekolah aja? Biar mereka di keluarkan dari sekolah ini sekalian. Biar para pecundang gak berkembang biak di sekolah ini," kata siswi yang lain.

"Setuju dong!" teriak Bintang. "Kalian mau laporin mereka ke sekolah? Ayo gue yang paling depan. Selaku gue anak Kepala Sekolah pasti Bokap gue akan dengerin apa kata gue lah. Karena gue kan anak semata wayangnya," kata Bintang bangga.

"Enak dong. Jadi para penghianat kayak mereka gak berkeliaran di sekolah ini. Ibarat kayak anjing lah, berkeliaran," ujar Syeril.

"Mulut lo di jaga bangsat!" Xanna menamparnya dalam waktu detik. Tidak bisa di putar balikan karena serangan itu terlalu cepat.

"Apa apaan nih?! Lo tampar temen gue, dia kan gak punya salah apa apa. Kenapa lo emosian?!" Meira tak terima dengan perlakuan Xanna. Ia langsung menampar balik wajah Xanna.

"Jelas temen lo yang bermasalah. Maksud ucapan temen lo itu apa? Mulut nya gak bisa dipelihara. Iya?! Ibarat kayak anjing berkeliaran," Bulan membalasnya. "Lo semua udah gede. Kalau ada masalah, bisa gak mulut lo semua tuh di tutup. Gak usah memperumit masalah. Kayak anak SD tau gak," ketus Bulan.

"Mau gue anak SD atau SMP, itu urusan gue. Lo bukan Ibu gue apalagi keluarga gue, jadi gak usah banyak ngatur," Meira kembali membalasnya. Sama ketusnya.

"Iyalah bukan urusan gue. Karena hidup gue gak ngurusin kehidupan orang lain. Sirik namanya, gak bersyukur sama kehidupan sendiri," kata Bulan. "Mencari keburukan orang lain, demi mendapat pengakuan dari orang lain, hih," ketus Bulan lagi.

"Lo bener bener cari masalah ya!" bentak Meira. Lalu menjambak rambut halus milik Bulan dalam sekejap. Terjadilah perang antara memisahkan dan membalas satu sama lain.

Lingkaran di lapangan luar sudah memenuh hanya karena aksi mereka di tengah lapangan. Siapa yang tidak menarik perhatian kalau ternyata dua geng perempuan di sekolah ini sedang bertengkar. Walau memang Sisterhood sudah bubar.

"Geng lo itu emang gak pantes. Buktinya sekarang udah bubar kan? Kalau emang gak sanggup bubar aja gak usah banyak gaya!" ujar Mulan. Menjambak Vioreen. Padahal Vioreen sedari tadi tidak bertindak.

Allena menoleh cepat. "Geng lo yang perusak! Dateng gak diundang, nanti juga bubar gak ada yang simpati," kata Allena begitu tajam.

"Jadi gimana? Semua yang ternyata hak kalian udah kembali? Gitu?" tanya Xanna. Mengatur nafasnya. "Yang namanya hak pasti punya tersendirinya. Kalau ternyata kalian yang merebut hak kami, itu artinya hak kalian kurang istimewa dong," ledek Xanna.

FRIENDSHIP : LOVE [END]Where stories live. Discover now