Menyebalkan.

105 16 4
                                    

Karena ini adalah hari minggu jadi niat allena adalah ia ingin membeli beberapa alat tulis dan beberapa pensil warna serta kertas putih kosong atau sejenis lainnya untuk kebutuhan gambarnya itu.

Memang allena ini sangat hobi sekali dengan menggambar terutama dalam menggambar desain pakaian, ia sempat berpikir untuk membuka butik dan menjadi perancang busana atau menjadi seorang desainer.

Ia pernah mengatakan itu pada ayahnya yang sekarang sudah berada diatas sana dengan tenang, mungkin ayahnya saat ini sedang bersenang senang dan bermanja manja dengan ibunya, allena menampakkan senyum kecilnya yang kembali memikirkan tentang kedua orang tuanya saat ini.

Ia hanya tersenyum kecil sambil membayangkan itu terkadang ia tertawa kecil jika mengingat ingat dengan kejadian masa lalunya, ingin menangis tetapi tidak ada gunanya juga, menangis tak akan membuat mereka kembali kedunia ini, aneh rasanya.

Ia meraih tas ransel kecilnya berwarna hijau tosca lalu menaruhnya tepat diatas kedua pundaknya itu, dan segera turun kebawah untuk pergi ke toko yang sudah sedia dengan alat alat gambarnya. Ia menuruni setiap anak tangga satu per satu dengan perlahan, dan langsung ditemukanlah dua sosok manusia yang sangat ia benci, kedua manusia ular.

Ia mengacuhkan kedua manusia itu seolah tidak mengenalnya sama sekali, lalu ia berjalan berbelok kearah kiri dimana letak pintu utama berada disebelah kiri tangga, tanpa mengucapkan pamit dengan kedua manusia itu ia keluar rumah dan menutup pintu rumahnya kembali.

Buat apa juga allena mengucapkan pamit pada manusia yang sudah menjelekkan dirinya dan kedua orang tuanya, buat apa juga pamit dengan orang yang hanya ingin harta keluarganya saja. Untung saja mereka masih tinggal disini, tapi nanti allena menjamin mereka akan tinggal diluar sana.

***

Allena mulai menyusuri setiap barisan didalam toko langganannya itu, ia mulai mencari cari alat alat yang bagus untuk gambarannya, kebetulan juga beberapa alat dirumahnya sudah habis jadi sebaiknya ia membelinya lagi agar suatu saat nanti alat itu bisa dipakai apda waktu yang tepat.

Kali ini allena berada dibarisan rak alat alat tulis warna warni, alat tulis disana membuat hati allena sangat senang bahkan matanya kali ini berbinar ketika melihat alat alat tulis kesukaannya itu, ia mulai mengambil beberapa alat tulis dari rak itu dan memasukkannya kedalam keranjang yang sedang ia pegang berwarna hijau tua.

Sudah satu jam allena berada ditoko ini bahkan pegawai saja heran melihat allena, senyaman dan sebetah itu kan allena ditoko ini? Tak usah ditanya, jika allena sudah berada didalam toko ini yang bagaikan surga baginya, jadi tak usah heran jika allena sampai satu jam berada ditoko ini, jangankan satu jam sampai besok juga allena masih betah.

Tapi kali ini menurutnya segitu saja dululah belanja dia, ia berjalan menggerakkan langkah kakinya menuju arah kasir, kebetulan kasir tidak antri panjang seperti waktu itu beberapa minggu yang lalu sangat panjang bahkan membutuhkan waktu tinga puluh menit untuk allena bisa benar benar berada didepan kasir.

Memang allena ini setiap satu bulan dua kali ketoko ini, terkadang hanya sekali jika jadwalnya memang benar benar padat, tapi kebetulan bulan ini jadwal dirinya tidak terlalu padat jadi ia bisa ke toko ini satu bulan dua kali.

"eh, mbak allena kesini lagi toh" sapa pegawai kasir yang sedang melayani allena. Tidak heran jika pegawai disana kenal dengan allena, karena sudah hampir sering sekali allena ke toko ini apalagi kalau hari libur sekolah sangat sering, ia jadi teringat masa lalu ketika ayahnya masih ada bersamanya, pasti ayahnya akan selalu menemani dirinya untuk pergi ke toko ini, toko florest.

"eh iya mbak susi, lagi ada barang yang aku perlu" jawab allena gugup, walaupun sudah kenal lama entah kenapa rasa gugup allena ketika berbicara dengan pegawai disini tidak pernah hilang sejak dahulu.

FRIENDSHIP : LOVE [END]Where stories live. Discover now