FRIENDSHIP LOVE [END]

56 3 12
                                    

Hallo temen temenn!! Aku mau ucapin banyak terimakasih buat kalian yang udah mau baca cerita akuu 🥺💚. Tanpa vote, komen dan share kalian cerita ini gak ada apa apanya.

Ini part terakhir dari FRIENDSHIP LOVE. Sedih banget sebenernya kalau cerita ini udah mau tamat, tapi kan emang seharusnya udah begini jalan ceritanya.

Semoga kalian sukaa yaa!! Habis ini tenang, aku masih ada extra chapter sama satu part yang isi nya cuman room chat merekaa!!

Jangan lupa mainkan sound nya ya! Ada diatas teman².

Let's Go!
-------------------------------------------

Hari ini pengumuman kelulusan kelas dua belas. Seluruh siswa siswi telah berkumpul di aula sekolah untuk mendengarkan hasilnya. Di depan sudah terdapat ketua osis beserta pengurus osis yang lain dan guru guru.

Pertama pasti selalu di mulai dengan kata sambutan kepala sekolah lalu di lanjut ketua osis. Disini Dennis memberi kata sambutan, banyak yang suka dengan ucapannya banyak yang tidak. Tapi ketahui lah kalau Dennis sudah sepenuhnya sadar diri. Ia tau diri semenjak kejadian bersama Ghesha.

Ingat walaupun manusia punya kesalahan bukan berarti manusia itu tidak dapat memperbaikinya. Manusia itu punya kesempatan di dalam dunia ini.

"Kalau gue gak lulus gimana yak?" tanya Akbar pada teman temannya. Untung saja di aula tidak di wajib kan untuk kumpul dengan teman satu kelas.

"Ya mulai aja dari awal, kok ribet," ujar Angga.

"Enak banget tuh mulut kalau ngomong ya! Mulai dari awal, dari awal. Di pikir kagak capek apa banting tulang ngerjain tugas?" ujar Akbar. "Lagi nih kalau pun gue kumpulin tugas pasti sama guru guru cuman di cek sampul doang, selesai," ujar Akbar lagi.

"Nah itu tau," sahut Arthur.

"Tau apaan?" tanya Akbar.

"Tau, kalau sesuatu yang udah selesai dan mulai dari awal lagi susah kan? Makanya jangan suka mainin perasaan perempuan Bar," ujar Arthur hampir tertawa di tengah pidato Dennis.

Reza ikut hampir tertawa juga. "Bener banget, bener banget. Kalau semisal Akbar lulus udah biarin aja, jangan ditemenin," katanya.

"Wah bener bener lu berdua ya!" ketus Akbar ingin menghajarnya. Namun tak jadi ketika Pak Agus berkeliling.

"Kalian berempat yang lagi ngerumpi! Bukannya denger pidato Dennis malah ngerumpi disini. Dengerin teman kalian pidato, pandangan ke depan!" tegas Pak Agus.

"Pandangan kedepan emangnya saya paskibraka apa Pak? Saya anak futsal nih," ujar Akbar bercanda.

"Kamu udah saya liatin masih aja berani melawan!" tegas Pak Agus lagi.

"Oh iya Pak, sebelum saya pamit dari sekolah ini. Pasti Bapak kan kangen banget sama saya, saya mau tanya dong Pak," ujar Akbar. "Kenapa sih orang tua itu kalau lagi marah marah udah kita ladenin mereka malah jawab 'kamu tuh kalau orang tua lagi ngomong ngejawab trus' eh disaat kita diem mereka bilang begini juga 'kalau orang tua lagi ngomong tuh di jawab, jangan diem doang' itu kenapa sih Pak?" tanya Akbar.

"Orang tua yang punya masalah hidup atau emang kitanya yang bego?" tanya Akbar.

"Nah bener Pak! Di jawab coba Pak. Bapak kan guru paling ahli disini," ujar Reza.

"Kok malah diem sih Pak. Teman saya butuh jawaban ini, masalahnya dia suka kepikiran Pak sampai gak tidur," ujar Angga sengaja dramatis.

Pak Agus hanya terdiam. "Em, sebentar. Pasti di antara orang tua dan anak ada kesalahpahaman, itu saja. Sekian," ujar Pak Agus langsung menuju barisan guru guru.

FRIENDSHIP : LOVE [END]Where stories live. Discover now