Harapan Maya.

99 12 19
                                    

Kalau ada typo kasih tau ya:)

***

Kalau cuman mempermainkan perasaan ku saja,
Lebih baik kamu pergi,
aku tidak sanggup menerimanya.
-vioreen florencia-

Orang orang bilang kamar perempuan itu akan sangat sunyi, tenang dan orang orang yang berada didalamnya pasti sangat alim dan menjaga image sekali, apalagi saat ini mereka sedang menjalankan wisata tiur ke daerah yang bukan daerah mereka.

Tapi itu semua kebalikan dari kamar perempuan yang satu ini, kamar yang memang dibilang bersih dan teratur namun anggota kamar ini sangat gasrak dan tidak tahu menjaga image sama sekali, sekalipun ini daerah orang lain.

Kamar yang bertambah satu anggota lagi menjadi lima anggota membuat suasana dikamar ini semakin lengkap, walaupun memang tidka ada suara cempreng milik nenek lampir sekarang ini. Tapi baguslah karena xanna tidak ada. Kemana? Dibawa pacarnya pergi.

“cie! Yang hatinya lagi bunga bunga” goda allena membuat wajah vioreen kembali tersipu malu.

“gilang itu suka banget ya sama vioreen?” tanya bulan penasaran. Tapi allena hanya mengangguk membuat vioreen melotot padanya.

Ia, anggota baru itu adalah bulan, dirinya sudah menceritakan tentang kejadiannya dengan bintang dan mulan beberapa menit yang lalu, dan ternyata dengan senang hatinya mereka berempat menerima bulan disini, walau memang xanna kurang percaya sih sebenarnya. Tapi berkat ucapan ghesha, xanna mengizinkan bulan disini.

“apaan sih! Nggak, cuman temen doang kok” sela vioreen yang masih memegang susu yang diberikan gilang beberapa menit yang lalu.

“perhatian banget sih! Jadi pengen deh” gumam bulan lalu tertawa renyah, diikuti dengan allena dan vioreen juga.

“tapi nih ya, mulan itu obesesi banget sama gilang. Dia nggak akan ngelepas gilang gitu aja” jelas bulan membuat allena dan vioreen menghentikan tawanya. Sementara dengan ghesha, mungkin gadis itu sudah berada didalam dunia mimpinya.

“dia gitu banget ya?” tanya allena sedikit penasaran.

Bulan mengangguk. “padahal dia mau pansos doang”

“tuh kan bener! Pasti bintang sama mulan cuman numpang pansos, nggak akan gue biarin seaghan masuk ke perangkap dia” jelas allena membuat bulan dan vioreen mengangguk setuju.

“bulan gimana sama akbar?” tanya vioreen membuat tawaan bulan meledak.

“gimana apanya?”

“udah ditembak belum?” tanya allena spontan membuat wajah bulan memerah, melihatnya vioreen dan allena tertawa puas.

“cie! Mukanya merah gitu!” ejek vioreen.

“ih, jangan gitu—“

Tok. Tok. Tok.

Suara ketukan pintu itu berhasil menarik perhatian ketiga gadis yang saat ini sedang tertawa senang dibawah kasur. Pikir mereka bertiga, merusak suasana sjaa. Siapapun yang mengetuk pintu barusan mereka doakan supaya mendapatkan karma.

Terpaksa kan tawaan dan obrolan mereka bertiga berhenti karena ketokan pintu itu. Allena dengan terpaksanya membuka pintu kamarnya dengan malas.

“apaan—ASTAGA!” teriak allena membuat kedua gadis yang tingkat penasarannya kumat datang dari belakang.

“apa—eh panjang umur” celetuk vioreen membuat bulan mencubit pinggangnya pelan, namun sakit. Jamin itu.

beli kerupuk, buat dimakan sama es lilin”

FRIENDSHIP : LOVE [END]Where stories live. Discover now