Perang Foto

61 8 10
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian yaa :)

Let's Go!
------------------------------------------

Xanna sudah melakukan sikap andalannya sekarang. “Lo mau gue majuin? Atau gue jatuhin?” tantang Xanna.

“Lo sleding aja. Udah takut dia,” sahut Vioreen.

“Pala lo ntar gue sleding. Mau?!” tanya Xanna menatap Vioreen tajam.

Vioreen menegukkan ludahnya kasar. “Serem amat tuh mata, kayak mau copot,” ujar Vioreen ngeri dengan Xanna.

“Bebas, mau lo bunuh juga terserah,” balas Ghesha. Membuat Xanna tersenyum senang. Xanna segera memajukan langkah kakinya cepat ke tengah lapangan.

Ini dia pertunjukkan sebenarnya yang baru di mulai.

“Lo gila Sha. Ya kali di bunuh? Ntar masuk penjara gimana Sha?” tanya Vioreen panik.

Ghesha menoleh malas. “Gak akan,” balasnya lalu melanjutkan langkahnya menuju Xanna.

“Gatel banget ya jadi cewe,” desis Xanna cepat. Tanpa basa basi sedikit pun. Menjauhkan jarak antara Kenzo dan Syeril.

“Harus banget gue ulang ulang perkataan temen gue? Kurang jelas ya perkataan temen gue waktu itu di depan kelas gue? Iya?!” tanya Xanna menatap Syeril.

“Sangat jelas kok. Ada masalah?” tanya Syeril.

“Lo masih tanya ada masalah atau nggak?” tanya Xanna. “Yang seharusnya tanya itu gue, lo kenapa masih deket sama Kenzo?!” tanya Xanna.

“Gue kan tem—“

“Apa?” potong Allena. “Lo mau bilang kalau lo temen Kenzo? Jawaban lo kuno banget, gak punya jawaban lain selain itu?” tanya Allena menatap Syeril penuh benci.

“Mulut gue tuh cape harus berulang kali kasih peringatan sama pelakor kayak lo! Kebuang suara emas gue hanya untuk manusia pelakor kayak lo tau gak?” ujar Allena.

“Gue bukan pelakor. Gue juga cape harus mengingatkan kalau gue bukan pelakor,” tegas Syeril tiba tiba.

“Trus apa kalau bukan? PHO? Perusak Hubungan Orang?” Xanna mulai muak mendengar semuanya.

“Sekarang gue tanya sama lo. Kalau lo punya cowo, trus di deketin sama cewe lain apa yang akan lo lakuin?” tanya Xanna membuat Syeril diam membungkam.

“Kenapa?” Ghesha menaikkan salah satu alisnya. “Susah jawab? Artinya lo juga sama gak mau,” ucap Ghesha cepat menyimpulkan.

“Xanna, Xanna. Ketua geng tapi kelakuan kayak anak kecil,” sahut Meira. “Baru foto dikit aja langsung marah, deket dikit langsung marah, Kenzo ini pacar lo atau boneka kesayangan lo?” tanya Meira bingung.

“Lo terlalu ngekang dia,” kata Meira lagi.

“Oh iya? Tau apa lo tentang gue? Jangan jadi manusia bego yang sok tau akan kehidupan orang lain. Gak banget,” ujar Xanna tersenyum miring. “Ini urusan gue sama Kenzo, lo jangan ikut campur,” katanya lagi.

“Lebih baik lo pergi, bawa anak buah lo ini pergi dari sini,” usir Xanna pada Syeril dengan nada ledekan.

Syeril hanya bisa membalas dengan deruan nafas yang terdengar sangat memburu dan tatapan tak sukanya saja. Lalu Fivers pergi dari tengah lapangan itu. Membuat siswa siswi mulai membicarakannya.

“Xan—“

“Aku mau pulang Zo, kalau kamu gak mau anter aku sendiri aja,” Xanna memotong panggilan Kenzo. Bahkan berbicara saja tidak menatap Kenzo.

FRIENDSHIP : LOVE [END]Where stories live. Discover now