MUHAMMAD AL REZA FIRMANSYAH

28 4 13
                                    

Hallo temen temenn, apa kabareuu?? Ketemu lagi nih sama keseruan ceritanya FL!! 

Jangan lupa vote dan komen yaaaw!!

Let's Go!!
-------------------------------------------------

"Reza yang kuat dong lo! Masa badan doang gede, beginian aja lo gak sadar sadar?! Bangun kali Za, udah subuh ini. Betah amat,"

"ZA! TAU GAK, TAU GAK? GUE JUGA GAK TAU SIH, MAKANYA LO BANGUN DULU SIAPA TAU KAN GUE TAU YANG MAU GUE TAUIN,"

"Za, kemarin gue makan enak dongg, lo di Rumah Sakit sih! Sukurin,"

"REZAA! ASTAGHFIRULLAH ALADZIM REZA! BANGUN SIA TEH, KUNAON?!"

"Za, gue ternyata di PHP-in sama tukang konter, katanya kuota gue unlimited ternyata kagak anjir! Hilang sudah duit gue dua puluh ribu Za!"

"Reza mau sampai kapan setia sama mimpi palsu? Bangun yuk, kita disini nunggu Reza. Apa Reza udah gak mau ketemu sama kita lagi?"

Kedua orang tua Reza berjalan di belakang Dokter yang baru keluar. Bukannya tidak mau ikut campur, tapi Akbar itu orangnya kepoan. Semua masalah dia cari, sampai akar akarnya. Jadi mustahil bikin orang kayak Akbar yang kemalnya itu mendarah daging.

"Bar! Mau kemana lu?" tanya Angga bingung. Temannya satu ini emang rada aneh.

"Em-anu. Anu itu loh, anu," kata Akbar mengkode.

"Apaan anu anu?!" tanya Kenzo langsung menyahut.

"Anu yang ono, bukan anu yang itu ya!" mata Akbar melotot kearah Kenzo. Dirinya tak mau di salahkan. "Udah dulu yaa, Akbar si Aktor papan atas yang gajinya 2 M mau kepo dulu. BAY!" kata Akbar pergi.

"Sinting kali tuh orang," gumam Gilang.

"Baru nyadar?" tanya Arthur menyahut. "Lo bawa Vioreen ke Kantin rumah sakit gih. Yang cewek cewek juga, kemarin kan mereka belum sempat makan, ajak aja makan," ujar Arthur.

Cowok bertopi hitam itu menoleh kearah Vioreen. "Yakin dia nolak," kata Gilang menatap Vioreen yang sedang tertidur pulas.

Tapi Gilang tersenyum. Yang bikin Gilang tersenyum itu bukan karena Vioreen, tapi teman tidurnya. Bayangkan aja, satu kursi tunggu hanya muat empat orang di isi oleh lima cewek, yang lagi tidur dan badan mereka kemana mana.

Malu lah coy. Siapa juga yang gak malu. Cuman mereka lagi tidur aja, makanya gak malu.

"Dicoba dulu, jangan langsung bilang gak kalau belum di coba! Ayo usaha!" kata Arthur memberi semangat. "Gue ke sana dulu ya, duluan," kata Arthur pamit.

Pernah dengar ungkapan, biasanya orang yang selalu memberi saran dan tersenyum pasti mereka punya masalah berat yang mereka tutupi?? Pasti kalian pernah mendengarnya.

Itu yang dialami Arthur saat ini. Pernah merasa bersalah pada seseorang tidak? Padahal orang itu sudah mengatakan tidak apa apa, tapi kalian tetap saja merasa bersalah. Itu juga yang Arthur alami.

Siapa sih yang tidak merasa bersalah pada kejadian ini? Apalagi itu teman dia sendiri, teman dekatnya. Memang menyelamatkan teman dekat itu baik, sebenarnya maksud Reza itu baik, tapi tetap saja Arthur tidak suka cara Reza. Arthur cuman bisa terdiam, sembari berdiri, sembari jongkok di depan pintu ruang ICCU. Matanya tetap tertuju pada Reza. Arthur merasa ia adalah manusia paling tidak berguna dan tidak tau terimakasih. Sudah di selamatkan oleh Reza tapi tidak bilang terimakasih.

Katakan saja Arthur itu memang egois, tidak tau diri, jahat, kejam atau semacamnya. Arthur menerima semua ledekan itu. Kalau kalian mau meledek Arthur juga silahkan, mumpung Arthur lagi mengizinkan kalian.

FRIENDSHIP : LOVE [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant