PERCUMA

31 6 20
                                    

Anyeonghaseyooo, gimana kabar kalian malam inii? Sehat sehat kan yaaa? Berhubung tahun ini ada virus corona jadi kalian harus mengatur pola makanan dan rajin olahraga yaa yoroubunn!! Sebelumnya aku minta maaf kalau jarang update, kalian tau lah ya kelas 9 itu tugasnya minta ampyeonn banget. 

Oke mari kita mulai aja yaa! Kajja!

Let's Go!!

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Satu dua, cekek!" suara Akbar menggema di lapangan dalam pagi ini.

Hari ini siswa siswi sedang melanjutkan photoshoot mereka masing masing, dengan properti dan gaya uniknya mereka. Biasanya photoshoot di lakukan hanya dua hari, namun untuk tahun ini tiga kali. Karena ada kendala di hari yang lalu.

"Merapat dong sahabat! Merapat! Jauh jauhan amat, jaga jarak apa?" kata Akbar lagi. "Aduh yang cepat dong! Kasian kameramen si gendut kita sudah lelah," Akbar sekarang meniru suara Toba khas bataknya.

Reza menoleh lelah. "Bar, ganti gue bentar. Gue mau ke toilet," katanya menyerahkan kameranya pada Akbar. Akbar hanya menatap bingung Reza.

"Woi gendut! Mau kemana lo?" teriak Angga tiba tiba. Tapi anehnya Reza tidak menoleh meskipun suara teriakan Angga itu sudah keras. Angga sama bingungnya dengan Akbar.

"Si Reza kenapa dah?" tanya Akbar pada Angga.

"Mana gue tau. Gue kan bukan Ikan," ujar Angga.

"Hei kamu jangan solimi!" kata Akbar. "Solimi, Solimi, Solehah!" katanya lalu pergi meninggalkan Angga.

"Anjim banget tuh anak. Sedih banget dah kehidupan gue, punya temen yang model begituan, punya pacar juga eh malah musuhan lagi. Hadehh," kata Angga menepuk keningnya.

"Hai Angga!" namun suara gadis lembut menyapa telinga Angga pagi ini. Gadis itu tampak cantik hari ini, dengan gaun putihnya yang senada dengam rambut hitamnya.

"Allena?" ujar Angga kaget.

"Kok Allena sih! Ini kan gue Meira. Mata lo picek ya? Mau ke dokter mata?" tanya Meira kesal. "Cantik begini di miripin sama Allena. Gue jauh lebih cantik dari dia kali," ujar Meira.

"Iya dah serah lu," Angga malas menanggapi nya. Melihat Meira berpakaian seperti itu mengingat Angga pada Allena waktu berkencan pertama kalinya. Sama sama mengenakan gaun putih, dan sama persisnya.

"Ngga! Ada yang beda dari gue ga?" tanya Meira. Membuat Angga menatapnya.

"Gak ada,"

"Coba perhatiin baik baik Angga, pasti ada yang beda kok," kata Meira berusaha.

"Tetep gak ada," kata Angga. "Emang apa sih yang beda? Lo gak mandi? Atau lo habis cuci muka?" tanya Angga semakin membuat Meira kesal.

"Bukan itu bego," Meira terlewat kesal. "Tau ah! Angga mah susah diajak bercanda. Sementara sama Allena aja gampang banget. Allena aja udah yang di pikirin," kata Meira merasa iri.

"Sehari aja gitu peka sama cewe lain, terutama gue. Lo gak sadar apa ada yang beda dari gue Ngga?" tanya Meira namun Angga menggeleng.

"Iyalah gak ada. Orang yang ada di otaknya aja Allena, kehidupannya seluruhnya Allena. Nama Allena terus kan yang nyantol di pikiran lo?" kata Meira semakin kesal.

"Allena pacar gue, masalah?"

***

"Jangan! Jangan mendekat! Saya bilang jangan ya jangan!"

FRIENDSHIP : LOVE [END]Where stories live. Discover now